5. Investor lebih menyukai kekayaan yang banyak daripada yang sedikit. 6. Investor tidak mempermasalahkan apakah kenaikan kekayaan berasal dari
dividen atau dari capital gain. 7. Setiap investor sangat yakin akan keberhasilan program investasi dan laba
perusahaan di masa depan. 8. Karena adanya kepastian tentang masa depan, semua perusahaan
mengeluarkan satu jenis sekuritas yaitu saham biasa. Berdasarkan asumsi diatas, Modigliani dan Miller mengemukakan sebuah
fundamental principle of valuation yang menyatakan bahwa harga setiap saham harus sedemikian rupa supaya rate of return dividen ditambah capital gain per rupiah yang
diinvestasikan setiap saham sama di seluruh pasar untuk interval waktu tertentu. Rodoni Ali 2010 menyatakan kebijakan dividen penting karena dua alasan
yaitu yang pertama, pembayaran dividen akan mempengaruhi harga saham, dengan demikian akan berpengaruh pula dengan perdagangan saham. Kedua, pendapatan
yang ditahan retained earning biasanya merupakan sumber tambahan modal sendiri equity capital yang terbesar dan terpenting untuk pertumbuhan perusahaan.
Dengan demikian kebijakan dividen yang diambil perusahaan berkaitan dengan tujuan utama pembuatan keputusan keuangan yaitu memaksimalkan nilai harga
saham umum perusahaan.
2.1.3. Earnings Growth
Pertumbuhan Laba atau Earnings Growth adalah rasio profitabilitas yang
Universitas Sumatera Utara
digunakan oleh investor dalam melakukan analisis fundamental untuk pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi price earning ratio PER suatu perusahaan.
Usman 2003 menyatakan pertumbuhan laba merupakan selisih laba tahun ini dengan laba bersih tahun lalu dibagi laba bersih tahun lalu, dihitung dengan cara
mengurangkan laba periode sekarang dengan laba periode sebelumnya kemudian dibagi dengan laba periode sebelumnya.
Pertumbuhan Laba = Laba bersih tahun t-1
Laba bersih tahun t – Laba bersih tahun t-1
. Angkoso 2006 menyatakan bahwa pertumbuhan laba dipengaruhi oleh
beberapa faktor antara lain : 1 Besarnya perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi; 2 Umur
perusahaan. Perusahaan yang baru berdiri kurang memiliki pengalaman dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatannya masih rendah; 3 Tingkat Leverage. Bila
perusahaan memiliki tingkat hutang yang tinggi, maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat mengurangi ketepatan pertumbuhan laba; 4
Tingkat penjualan. Tingkat penjualan dimasa lalu yang tinggi, semakin tinggi tingkat penjualan dimasa yang akan datang maka pertumbuhan laba semakin tinggi; 5
Perubahan laba masa lalu. Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak pasti laba yang diperoleh di masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
2.1.4. Perubahan Harga Saham
Harga saham merupakan harga yang terbentuk di bursa saham dan umumnya harga saham itu diperoleh untuk menghitung nilai saham. Faktor – faktor yang
mempengaruhi harga saham dapat dibedakan menjadi faktor internal dan faktor eksternal Weston dan Brigham, 1993.
Menurut Kodrat dan Indonanjaya 2010, Faktor internal yang mempengaruhi harga saham adalah keputusan dividen, struktur permodalan dan risiko. Sedangkan
faktor eksternal yang mempengaruhi harga saham adalah peraturan yang ada, resesi ekonomi, sentimen pasar dan lain – lain.
Terdapat dua pendekatan dalam penilaian saham yaitu : 1. Analisis saham fundamental Fundamental Security Analysis
2. Analisis teknikal Technical Analysis
2.1.4.1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental menyatakan bahwa setiap instrumen investasi mempunyai landasan yang kuat yaitu nilai intrinsik yang dapat ditentukan melalui
suatu analisis yang sangat hati-hati terhadap kondisi pada saat sekarang dan prospeknya di masa yang akan datang. Analisis fundamental menggunakan data
fundamental yaitu data yang berasal dari keuangan perusahaan. Ide dasar pendekatan ini adalah bahwa harga saham dipengaruhi oleh kinerja perusahaan.
Model penilaian saham berdasarkan atas faktor-faktor fundamental mencoba memperkirakan harga saham di masa yang akan datang dengan i mengestimate nilai
Universitas Sumatera Utara
faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang, dan ii menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham. Model ini sering disebut sebagai share price forecasting model, dan sering dipergunakan dalam berbagai pelatihan analisis sekuritas. Kodrat
dan Indonanjaya, 2010. Menurut Yuliati et al, 1997 Analisis fundamental akan bergerak dari keadaan
yang umum ke keadaan yang lebih spesifik, yaitu : a. Analisis dimulai dengan memahami siklus usaha secara umum
perekonomian. Berdasarkan pengamatan pada harga-harga saham di pasar modal, diketahui
bahwa harga saham cenderung turun sebelum siklus usaha business cycle memasuki masa resesi. Beberapa bulan sebelum mengalami penurunan,
harga saham umumnya akan mencapai puncaknya. Ada beberapa teori yang mencoba menjelaskan fenomena tersebut. Teori
yang pertama menyatakan bahwa perilaku investor akan dipengaruhi oleh pengharapannya terhadap kondisi usaha di masa yang akan datang. Jika
mereka merasa bahwa akan terjadi resesi, maka mereka akan menjual sekuritas yang dimiliki pada saat itu juga. Hal ini dilakukan untuk
menghindarkan diri dari kerugian capital loss. Penjualan sekuritas oleh para investor akan menurunkan harga keseimbangan sekuritas. Teori yang
lain berusaha menjelaskan fenomena diatas dengan mengemukakan argumen yang berlawanan. Mereka menyatakan bahwa perhatian investor
Universitas Sumatera Utara
akan ditujukan pada keadaan saat ini misalnya tingkat penjualan dan tingkat keuntungan perusahaan. Apabila investor memiliki persepsi yang
sama, maka mereka akan melakukan tindakan yang sama pula membeli, menahan atau menjual sekuritas. Hal ini terjadi karena investor
diasumsikan bersifat rasional. Salah satu cara untuk mengikuti dan memperkirakan perubahan harga
sekuritas adalah dengan memperhatikan indeks pasar modal. Dari pengamatan diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara harga
sekuritas dengan indeks pasar modal. Pada saat indeks pasar merambat naik, harga sekuritas juga mengalami kenaikan. Dengan melihat perubahan
pada indeks pasar, investor secara tidak langsung telah mengikuti dinamika perekonomian secara umum.
b. Analisis Industri. Nilai suatu sekuritas akan sangat dipengaruhi oleh tingkat penjualan dan
laba perusahaan. Analisis industri dilakukan karena tingkat penjualan dan laba perusahaan, umumnya akan terkait dengan kondisi industri. Analisis
industri dilakukan dengan memperhatikan siklus industri yang dibagi dalam empat tahap, yaitu tahap pertumbuhan awal initial growth, ekspansi,
kejenuhan dan tahap pertumbuhan akhir. c. Analisis perusahaan individual emiten.
Analisis perusahaan individual antara lain dapat dilakukan dengan mengamati kinerja fungsi-fungsi perusahaan dan kepemimpinan para
Universitas Sumatera Utara
direksi. Dalam hal ini laporan keungan perusahaan memegang peranan penting. Dengan mengevaluasi laporan keuangan tersebut, analis akan
mengetahui perkembangan dan kondisi keuangan perusahaan. Menurut Yuliati, et al 1997 Pada hakikatnya penilaian saham melalui
analisis fundamental dapat dibedakan menjadi dua metode, yaitu : a. Pendekatan Nilai Sekarang Present Value Approach
Pendekatan nilai sekarang menganggap bahwa harga teoritis intrinsik saham merupakan total nilai sekarang dari seluruh aliran kas yang akan
diterima selama periode pemegangan saham holding period. Dalam bentuk persamaan matematis, hal ini dapat dinyatakan sebagai
berikut :
Po = ∑ CI
t
1 + k
e
Dimana :
t
Po : harga teoritis saham pada periode ke 0. Harga ini merupakan harga beli teoritis saham.
CI
t
k : aliran kas masuk cash inflow pada periode ke t
e
Berdasarkan persamaan diatas, dapat disimpulkan bahwa penilaian saham dengan menggunakan pendekatan nilai sekarang memerlukan dua
informasi berikut : 1. Estimasi aliran kas yang akan diterima selama : tingkat keuntungan yang disyaratkan investor required rate of
return.
Universitas Sumatera Utara
periode pemegangan saham. Aliran kas masuk tersebut dapat berasal dari dividen dan atau capital gain. ; 2. Estimasi terhadap required rate of
return. Tingkat keuntungan tersebut mencerminkan penghargaan terhadap waktu dan risiko.
b. Pendekatan Price Earning Ratio PER. PER merupakan salah satu indikator yang banyak digunakan dalam
penentuan harga saham. Perhitungan harga teoritis saham dengan pendekatan PER dilakukan dengan menentukan harga dari setiap rupiah
pendapatan yang akan diterima. Berikut persamaan matematis untuk mencari rasio tersebut adalah :
PER = P
o
E
o
atau PER = P
o
E
Dimana :
1
P
o
E : harga saham saat ini
o
E : laba per lembar saham earning per share saat ini.
1
PER sering dipakai untuk mengelompokkan saham berdasarkan tingkat pertumbuhannya. Saham dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
umumnya memiliki PER yang lebih tinggi pula. : estimasi earning per share EPS pada periode yang akan datang.
2.1.4.2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal merupakan upaya untuk memperkirakan harga saham dengan mengamati perubahan harganya diwaktu yang lalu, volume perdagangan dan
Universitas Sumatera Utara
indeks harga saham gabungan. Perubahan harga saham cenderung bergerak pada satu arah tertentu trend. Pola tertentu pada masa lampau akan terulang kembali pada
masa yang akan datang. Analisis teknikal lebih memperhatikan pada apa yang telah terjadi di pasar, daripada apa yang seharusnya terjadi. Analisis teknikal
menggunakan data pasar dari saham misalnya perilaku pergerakan harga saham dan volume transaksi saham untuk menentukan nilai saham Kodrat dan Indonanjaya,
2010. Menurut Yuliati et.al 1997 Analisis teknikal didasarkan pada anggapan
bahwa harga suatu sekuritas akan ditentukan oleh penawaran dan permintaan terhadap sekuritas tersebut. Oleh karena itu teknik-teknik analisis dalam pendekatan
ini dirancang untuk mengukur kedua aspek diatas penawaran dan permintaan. Analisis teknikal didasarkan pada beberapa asumsi dasar, yaitu :
a. Harga sekuritas akan ditentukan oleh interaksi antara penawaran dan permintaan sekuritas.
b. Penawaran dan permintaan sekuritas itu sendiri dipengaruhi oleh banyak faktor, baik yang rasional maupun yang irrasional.
c. Perubahan harga sekuritas cenderung bergerak pada satu arah tertentu trend.
d. Pergeseran penawaran dan permintaan sekuritas akan mempengaruhi arah perubahan harga saham.
e. Pola-pola tertentu yang terjadi pada masa lampau akan terulang kembali pada masa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara
Berikut beberapa teknik dari analisis teknikal, yaitu : a. Teori Dow Dow Theory
Teori ini berusaha menggambarkan trend yang terjadi di pasar sekuritas atau pada sekuritas individual. Berdasarkan tingkat kepentingan dan
jangka waktunya, pergerakan harga sekuritas dapat dibedakan menjadi pergerakan primer primary movement, pergerakan sekunder secondary
movement dan pergerakan tersier tertiary movement. Pergerakan primer menunjukkan trend jangka panjang pasar modal. Pergerakan sekunder
pada umumnya hanya berlangsung selama beberapa bulan. Pergerakan ini mengoreksi harga-harga sekuritas, tetapi tidak mengubah arah dari
pergerakan primer. Sementara itu pergerakan tersier menunjukkan fluktuasi harian dari harga-harga sekuritas. Pencatatan fluktuasi harian ini
berguna untuk menentukan trend primer dan sekunder. b. Analisis Grafik.
Dalam analisis teknikal, sangat dibutuhkan adanya penggambaran grafik yang menunjukkan pola perubahan harga sekuritas dan indeks pasar
modal. Dengan memvisualisasikan perubahan harga historis, diharapkan akan dapat ditemukan pola-pola tertentu yang berguna bagi peramalan
harga sekuritas dan kondisi pasar modal. c.
Analisis keluasan pasar breadth of market analysis. Analisis ini berguna untuk mengetahui keadaan pasar modal. Analisis
keluasan pasar dilakukan dengan membandingkan jumlah sekuritas yang
Universitas Sumatera Utara
mengalami kenaikan harga dengan jumlah sekuritas yang mengalami penurunan harga, serta mengakumulasikannya.
d. Analisis Kekuatan relatif relative strength analysis Analisis ini pada dasarnya berusaha mengidentifikasi sekuritas yang
memiliki kekuatan relatif terhadap sekuritas lain. Harga sekuritas tersebut yang memiliki kekuatan relatif akan meningkat lebih cepat dari harga
sekuritas lain pada keadaan bullish. Sebaliknya jika pasar modal berada dalam keadaan bearish, maka penurunan harga sekuritas yang memiliki
kekuatan relatif akan berjalan lebih lambat dari sekuritas lain. e.
Analisis rata-rata bergerak moving average analysis. Analisis ini dapat dilakukan pada sekuritas individual, industri atau pasar
secara keseluruhan. Melalui perhitungan rata-rata bergerak harga sekuritas, akan dapat diketahui pola perubahan harga tersebut.
Selanjutnya hasil perhitungan akan dibandingkan dengan harga pasar sekuritas.
Analisis rata-rata bergerak dapat digunakan untuk meramal kondisi pasar modal dan untuk menentukan keputusan investasi misalnya kapan harus
menjual atau membeli sekuritas. Analis akan menyarankan pembelian suatu sekuritas apabila harga pasar sekuritas tersebut berada di bawah
garis rata-rata bergerak dengan trend naik. Di lain pihak, analis akan menyarankan penjualan suatu sekuritas apabila harga pasar sekuritas
tersebut berada diatas garis rata-rata bergerak dengan trend menurun
Universitas Sumatera Utara
Yuliati et.al, 1997. Menurut Husnan 1994, model penilaian saham merupakan suatu mekanisme
untuk merubah serangkaian variabel ekonomi atau variabel perusahaan yang diramalkan atau diamati menjadi perkiraan tentang harga saham. Variabel – variabel
ekonomi tersebut misalnya laba perusahaan, dividen yang dibagikan, variabilitas laba dan sebagainya.
Untuk menentukan harga saham yang tepat, perlu mendasarkan atas estimasi arus kas yang akan diterima oleh pemilik saham tersebut. Arus kas tersebut terdiri
dari dua komponen, yaitu dividen dan penjualan kembali saham tersebut. Kesulitan penggunaan arus kas yang di-present value-kan untuk menaksir harga saham,
kemudian memunculkan berbagai model penyederhanaan. Penyederhanaan dilakukan terutama dalam menaksir pola pembayaran dividen, tetapi konsep arus kas tetap
dipergunakan. Menurut Kieso Weygandt 2008, Jika perusahaan tidak membagikan laba
selama beberapa tahun dan sejumlah laba ditahan yang cukup besar telah diakumulasikan, maka nilai pasar saham yang beredar cenderung naik. Makin tinggi
harga pasar sebuah saham, makin kecil saham itu dapat dibeli oleh beberapa investor. Manajemen perusahaan yakin bahwa untuk menjalin hubungan masyarakat yang
lebih baik, kepemilikan yang lebih luas sangat diperlukan. Karena itu mereka berharap memiliki harga pasar yang cukup rendah sehingga berada dalam batas
kemampuan mayoritas investor potensial. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dipakai adalah pemecahan saham Stock Split.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Situmorang 2008, Pemecahan saham stock splits adalah pemecahan nilai nominal saham menjadi pecahan yang lebih kecil. Tujuan dari
pemecahan saham ini biasanya untuk menambah jumlah saham yang beredar, dan agar harga saham menjadi lebih murah, sehingga perdagangan saham menjadi lebih
likuid. Jadi hal ini sangat efektif bagi saham – saham yang harganya cukup tinggi. Keputusan pemecahan saham ini harus didasarkan atas persetujuan pemegang saham
pada saat Rapat Umum Pemegang Saham RUPS. Adapun dampak dengan dilaksanakannya pemecahan saham, maka jumlah saham yang dimiliki oleh
pemegang saham menjadi bertambah banyak dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil. Bersamaan dengan itu secara teoritis harga saham akan turun secara
proporsional dengan pertambahan jumlah saham. Akan tetapi secara keseluruhan nilai kapitalisasi saham tersebut tidak mengalami perubahan.
Stock split memiliki karakteristik sebagai berikut : 1 Nilai pasar saham menjadi berkurang; 2 Tidak terdapat perubahan nilai kapitalisasi; 3 Proporsi
kepemilikan saham tidak mengalami perubahan; 4 Terdapat penurunan pada nilai buku perusahaan, earning per share dan harga pasar per saham dan 5 Terjadi
pencapaian optimal trading range untuk harga pasar per saham Cahyaning, 2005 dalam Muniya, 2008.
Stock split dilakukan perusahaan karena diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu : 1 Menurunkan harga saham, membuat saham lebih likuid
untuk diperdagangkan, menimbulkan marketability dan efisiensi pasar; 2 Mengubah investor odd lot membeli saham di bawah 500 lembar menjadi investor round lot
Universitas Sumatera Utara
membeli saham minimal 500 lembar; 3 Memanfaatkan psikologi investor tentang tingkat keuntungan yang lebih tinggi karena basis harga yang lebih rendah; 4
Meningkatkan daya tarik masyarakat untuk berinvestasi dan 5 Mensinyalkan kondisi perusahaan yang bagus Annafi’, 2007 dalam Muniya 2008.
Dua teori utama yang mendominasi literatur stock split adalah signaling theory dan trading range theory Sukardi, 2003 dalam Anuragabudhi dan Anna, 2008.
Signaling Theory
Modigliani – Miller dalam Signaling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan informasi kepada investor tentang prospek peningkatan return
masa depan. Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Pengumuman pemecahan saham
dianggap sebagai sinyal yang diberikan oleh manajemen kepada publik bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus di masa depan. Reaksi pasar terhadap
pemecahan saham sebenarnya bukan terhadap tindakan pemecahan saham yang tidak memiliki nilai ekonomis, melainkan terhadap prospek perusahaan di masa depan
yang disinyalkan oleh pemecahan saham tersebut. Oleh karena itu, secara teoritis perusahaan yang melakukan pemecahan saham telah mengalami perkembangan laba
yang bagus dan bahkan akan terus mengalami perkembangan laba pada masa yang akan datang Biantoro, 2005.
Copeland 1979 dalam Jogiyanto 2003 menyatakan bahwa stock split memerlukan biaya transaksi yang besar, misal biaya mencetak sertifikat baru,
Universitas Sumatera Utara
sehingga hanya perusahaan yang mempunyai prospek baik saja yang mampu menanggung biaya ini. Jika pasar bereaksi pada waktu stock split, bukan berarti pasar
bereaksi karena informasi stock split yang tidak memiliki nilai ekonomis, melainkan karena mengetahui prospek perusahaan di masa depan yang disinyalkan melalui stock
split. Jadi menurut signaling theory, kinerja perusahaan merupakan faktor yang memotivasi perusahaan untuk melakukan aktivitas stock split.
Trading Range Theory
Manajemen melakukan stock split dalam upaya untuk mengarahkan harga saham pada interval tertentu yang tidak terlalu mahal atau tidak terlalu tinggi untuk
saham perusahaan. Menurut teori ini, harga saham yang dinilai terlalu tinggi menyebabkan saham tersebut kurang aktif untuk diperdagangkan. Keputusan stock
split menyebabkan harga saham menjadi tidak terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu bertransaksi yang kemudian akan meningkatkan
likuiditas perdagangan saham. Jadi menurut trading range theory, manajemen melakukan stock split karena memandang bahwa harga saham perusahaan sudah
terlalu tinggi. Atau dengan kata lain, harga saham yang tinggi menjadi pendorong bagi manajemen untuk melakukan stock split.
Harga saham di pasar modal pasar sekunder setiap saat bisa mengalami perubahan, sehingga para investor atau calon investor harus jeli dalam pemilihan
saham. Berikut adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi perubahan harga saham :
Universitas Sumatera Utara
1. Harapan investor terhadap tingkat pendapatan dividen di masa yang akan datang. Apabila tingkat pendapatan dan dividen stabil, maka harga saham
juga akan cenderung stabil. Sebaliknya jika tingkat pendapatan dan dividen berfluktuasi karena faktor internal, maka harga saham tersebut cenderung
berfluktuasi juga. 2. Tingkat pendapatan perusahaan. Apabila tingkat pendapatan perusahaan
besar maka akan semakin meningkat pula harga saham karena para investor bersikap optimis.
3. Kondisi perekonomian. Kondisi perekonomian di masa yang akan datang selalu dipengaruhi oleh kondisi perekonomian saat ini. Apabila kondisi
perekonomian saat ini stabil, maka para investor juga akan optimis terhadap kondisi perekonomian yang akan datang, sehingga harga saham akan
cenderung stabil, demikian sebaliknya Hendrawijaya, 2009. Menurut Kodrat, Indonanjaya 2010 Agar dapat menghitung nilai suatu saham,
investor harus memprediksi dividen saham biasa. Ada tiga pendekatan yaitu : 1. Dividen tidak bertumbuh Zero Growth
Jika diasumsikan bahwa dividen saham biasa tidak bertumbuh zero growth, g = 0; nilai saham dapat dihitung sebagai berikut :
P0 = D11 + Ks1 + D21 + Ks2 + ..... + D~1 + Ks~
2. Dividen bertumbuh secara Konstan Constant Growth
Asumsi bahwa dividen tidak bertumbuh atau konstan tidak realistis. Pada umumnya dividen bertumbuh sesuai dengan tingkat pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
perusahaan. Asumsi dividen bertumbuh secara konstan ini biasanya diterapkan pada perusahaan yang telah mapan atau memasuki tahap
kedewasaan. Untuk perusahaan yang baru biasanya pada awal tahun, tingkat pertumbuhan dividen tinggi. Setelah beberapa tahun, tingkat
pertumbuhan ini menurun dan cenderung konstan. Jika dividen diasumsikan bertumbuh secara konstan dari waktu ke waktu, dan Ks g
maka nilai saham dapat dihitung sebagai berikut :
P0 = D0 1 + gKs – g
Dimana : P0 = Harga saham biasa pada t = 0
D0 = Dividen terakhir yang dibagikan dividen yang telah berlalu, tidak akan terima jika membeli saham sekarang pada t = 0
G = Growth atau tingkat pertumbuhan dividen Ks = Tingkat keuntungan yang disyaratkan pada saham terebut.
Model penilaian saham ini disebut Gordon Model 3. Dividen Bertumbuh secara tidak Konstan Nonconstan Growth
Pada umumnya dividen saham biasa suatu perusahaan tidak konstan tapi berubah sesuai dengan daur hidup life cycle perusahaan tersebut. Pada
periode awal, biasanya dividen perusahaan berubah – ubah. Namun, pada saat memasuki periode kedewasaan pertumbuhan dividen tersebut
cenderung konstan. Langkah – langkah menghitung nilai saham biasa jika pertumbuhan
Universitas Sumatera Utara
dividen tidak konstan yaitu : a. Membuat estimasi pertumbuhan dividen.
b. Menghitung present value dividen selama periode dimana dividen tidak bertumbuh secara konstan.
c. Menghitung nilai saham pada akhir periode pertumbuhan tidak konstan.
d. Jumlahkan b dan c untuk mendapatkan P0 harga saham biasa
2.1.5. Ukuran Perusahaan
Menurut Sudarmadji dan Sularto 2007 besar Ukuran perusahaan dapat dinyatakan dalam total aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar. Semakin besar total
aktiva, penjualan dan kapitalisasi pasar maka semakin besar pula ukuran perusahaan tersebut. Ketiga variabel ini digunakan untuk menentukan ukuran perusahaan karena
dapat mewakili seberapa besar perusahaan tersebut. Semakin besar aktiva maka semakin banyak modal yang ditanam, semakin banyak penjualan maka semakin
banyak perputaran uang dan semakin besar kapitalisasi pasar maka semakin besar pula perusahaan tersebut dikenal dalam masyarakat. Dari ketiga variabel ini , nilai
aktiva relatif lebih stabil dibandingkan dengan nilai market capitalized dan penjualan dalam mengukur ukuran perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2. Review Peneliti Terdahulu
Beberapa penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan perubahan harga saham disajikan dalam tabel 2.1. yaitu :
Tabel 2.1. Review Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti
Tahun Topik Judul
Variabel yang diteliti
Teknik Analisis
yang digunakan
Hasil Penelitian
1 Biantoro
2005 Analisis Pengaruh
Stock Split TerhadapPerubahan
Harga Saham Pada PT. BEJ Tahun 2002
– 2003 Pemecahan saham,
deviden per share dan IHSG.
Harga saham relatif.
Regresi Linier
Berganda Pemecahan saham berpengaruh
positif terhadap harga saham relatif
2 Ewijaya dan
Indriantoro 1999
Analisis Pengaruh Pemecahan Saham
Terhadap Perubahan Harga Saham
Laba per Saham, Dividen per saham
dan perubahan harga saham
Regresi Linier
Berganda Pemecahan saham berpengaruh
negatif signifikan terhadap
perubahan harga saham relatif. 3
Supawi Pawenang
2008 Perubahan Harga
Saham Pasca Pengumuman Stock
Split Ditinjau dari Faktor Pengumuman,
Tekhnikal dan Fundamental
IHSG, Return on Asset, Net Profit
Margin dan Return On Equty
Regresi Linier
Berganda Pengumuman stock split tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap perubahan harga
saham.Variabel lain yang mempengaruhi harga saham
adalah IHSG, Return On Asset dan Net Profit Margin
4 Hamzah dan
Burhanuddin 2005
Pengaruh Variabel Fundamental
Terhadap Perubahan Harga Saham
Properti Pada BEJ Persediaan,
Piutang Dagang, Laba Kotor, Beban
Penjualan, Kualitas Laba dan
Regresi Linier
Berganda Persediaan, Piutang Dagang,
Pengeluaran Modal, Laba Kotor, Beban Penjualan, Kualitas laba
dan pertumbuhan perusahaan secara simultan berpengaruh
Universitas Sumatera Utara