masyarakat, objek, peristiwa, hingga identitas budaya. Khususnya, dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana elemen-elemen fiksi yang terdapat
dalam novel Bibir Merah digunakan untuk menampilkan hegemoni kekuasaan oleh pengarang. Setiap elemen dalam novel menampilkan bagaimana hegemoni
itu diwujudkan dalam cerita.
a. Tema
Tema merupakan sesuatu yang menjadi dasar sebuah cerita, selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan Nurgiyantoro, 1995 : 25. Tema pada
sebuah karya sastra yang terkadang berkaitan dengan kehidupan tersebut seolah- olah pengarang mengajak pembaca untuk melihat makna sebuah kehidupan
melalui berbagai sisi. Dalam novel Bibir Merah, dasar cerita yang digunakan pengarang mengenai kehidupan sosial masyarakat desa terpencil yang dipimpin
seorang lurah bernama Lurah Koco di desa Kapur dengan kekuasaan penuh mengatur segala jalannya kehidupan masyarakat, lurah dan segala antek-anteknya
mendominasi kekuasaan mereka dalam menjalankan pemerintahan bertindak angkuh sehingga tak ada satu orang pun yang berani menentang meski para warga
sudah lama merasa sakit hati atau tidak suka dengan kepemimpinan Lurah Koco yang sudah diluar batas. Digambarkan, sosok lurah yang juga memiliki perilaku
bejat yang suka menggendak istri warganya sendiri, bahkan tak segan-segan melakukan hal-hal keji demi mendapatkan apa yang diinginkannya, hal ini lama
kelamaan menimbulkan perpecahan di kalangan warga yang dikuasainya. Sementara itu, Rumanti seorang pengusaha sukses ingin membeli tanah desa
Kapur hal ini membuat Lurah Koco risu, dengan segala cara Lurah Koco berusaha
menggagalkan pembelian
tanah tersebut
agar ia
tidak kehilangan
kepemimpinannya. Akibat dari hal itu, kemudian munculah pemberontakan menentang apa yang menjadi keputusan Lurah Koco mengenai keinginannya
mempertahankan tanah tersebut, pemberontakan ini dimulai oleh Mustain salah satu kepala dukuh di desa Kapur.
b. Tokoh
Tokoh dalam cerita menurut Abrams via Nurgiyantoro 1995: 165 merupakan orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama,
yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam
tindakan. Hegemoni kekuasaan dalam novel Bibir Merah direpesentasikan lewat tokoh-tokoh yang diciptakan oleh pengarang. Tokoh Lurah Koco seorang lurah
desa di Desa Kapur, menjadi pusat kepemimpinan di desa tersebut. Ia melakukan hegemoni kekuasaan terhadap warganya, ditakuti karena pengaruh kekuasaan
yang sudah terlalu lama dan kuat. Banyak aparat-aparat pemerintahan desa yang diambil dari orang-orang terdekatnya sehingga ia dengan mudah menggunakan
kekuasaan penuh karena didukung orang-orang yang ada dipihaknya. Selain Lurah Koco ada pula Bayan Sardi, Carik Dargo dan Bayan Bento mereka menjadi
tokoh antagonis yang menghasilkan ideologi otoritarianisme, feodalisme dan vandalisme.
Rumanti sebagai pihak kapitalisme juga melakukan melakukan hegemoni kekuasaan, sebagai pengusaha sukses yang berniat membeli tanah di Desa Kapur,
meski tahu tanah di desa Kapur sangat tidak produktif ia tetap berusaha untuk bisa