Sastra Dalam Prespektif Hegemoni Gramsci

Teori tersebut sering kali disebut juga sebagai teori kulturalideologis general dan digunakan untuk memahami bentuk-bentuk politis, kultural, dan ideologi yang dianggap memiliki kekuatan untuk memformasi masyarakat Faruk, 2003: 61. Teori hegemoni Gramcsi merupakan penyempurnaan teori kelas Marx yang belum berhasil merumuskan teori politik yang memadai. Titik awal konsep Gramcsi tentang hegemoni adalah bahwa suatu kelas dan anggotanya menjalankan kekuasaan terhadap kelas-kelas di bawahnya dengan cara kekerasan dan persuasi Simon, 2004:19. Sebagai pemikir Marxis Italia setelah Marx, pemikirannya banyak berhubungan dengan masalah politik praktis sehingga pandangan Gramsci yang paling dominan adalah hegemoni. Secara literer h egemoni bearti “kepemimpinan” lebih sering kata itu digunakan untuk para komentator politik untuk menunjuk kepada pengertian dominasi. Akan tetapi, bagi Gramsci Faruk, 2003 : 62 hegemoni bearti sesuatu yang lebih kompleks. Gramsci menggunakan konsep itu untuk meneliti bentuk-bentuk politis, kultural, dan ideologis tertentu, yang lewatnya dalam suatu masyarakat yang ada suatu kelas fundamental dapat membangun kepemimpinannya sesuatu yang berbeda dari dominasi yang bersifat memaksa. Dalam hal ini Gramsci merumuskan konsepnya merujuk pada pengertian tentang situasi sosial politik, dimana filsafat dan praktek sosial masyarakat menyatu dalam keadaan seimbang; dominasi merupakan konsep dari realitas yang menyebar melalui masyarakat dalam sebuah lembaga dan manifestasi perseorangan, yang kemudian dapat membentuk moralitas, adat, religi, prinsip- prinsip politik dan semua relasi sosial terutama dari intelektual dan hal-hal yang menunjukkan pada moral. Sehingga hegemoni selalu berhubungan dengan penyusunan kekuatan negara sebagai kelas diktator Williams via PatriaArief, 2009: 121. Dengan kata lain Gramsci menghubungkan hegemoni dengan masyarakat sipil dan membedakan hegemoni yang berbasis pada kesepakatan dengan masyarakat politik yang bersifat diktaktor. Menurut Bellamy via PatriaArief, 2009: 121 hegemoni juga merujuk pada kedudukan ideologis satu atau lebih kelompok atau klas dalam masyarakat sipil yang lebih tinggi lainnya. Dalam kerangka teori Gramsci setidaknya terdapat lima konsep kunci yaitu. 1 Kebudayaan Menurut Gramsci via Faruk, 2003:65 kebudayaan sebagai organisasi, disiplin batiniah seseorang, yang merupakan pencapaian suatu kesadaraan yang lebih tinggi, yang dengan sokongannya, seseorang berhasil dalam memahami nilai historis dirinya, fungsinya di dalam kehidupan, hak-hak dan kewajibannya. Meski demikian, melalui Faruk 2003:65 konsep serupa tidak dapat muncul secara sepontan, melalui serangkaian aksi dan reaksi yang lepas dari kehendak seseorang. Gramsci, kenyataan menunjukan bahwa hanya pada tingkatan- tingkatan tertentu, satu tahap pada satu waktu, kemanusiaan memperoleh kesadaran akan nilainya dan memenangkan untuk dirinya sendiri hak untuk melemparkan pola-pola organisasi yang dipaksakan padanya oleh minoritas pada suatu periode yang lebih awal dalam sejarah Faruk,2003:66. Bagi Gramsci via Faruk, 2003:66 gagasan yang bersangkutan dengan kesadaran akan sebab-sebab adanya kondisi tertentu dan bagaimana membalikkan fakta-fakta kebudayaan menjadi sinyal-sinyal pemberontakan dan revolusi sosial. Dengan kata lain, revolusi sosial harus didahului oleh revolusi kebudayaan atau revolusi ideologis. Revolusi kebudayaan tidak berlangsung secara sepontan, alamiah, melainkan melibatkan berbagi faktor kultural tertentu yang memungkinkan terjadinya revolusi tersebut Faruk, 2003 : 66. 2 Hegemoni Menurut Gramsci, hegemoni didefinisikan sebagai sesuatu yang kompleks, yang sekaligus bersifat ekonomik dan etis-politik. Supermasi suatu kelompok sosial menyatakan dirinya dalam dua cara, yaitu sebagai “dominasi” dan sebagai “kepemimpinan moral dan intelektual” suatu kelompok sosial mendominasi kelompok- kelompok antagonistik yang cenderung ia “hancurkan”, atau bahkan ia taklukkan dengan kekuatan tentara Faruk, 2003:68. Atau kelompok tersebut memimpin kelompok yang sama dan beraliansi dengannya Patria Arief, 2009: 117. Melalui Patria dan Arief 2009:128, Gramsci mengemukakan tingkatan hegemoni dikemukakan Gramsci, yakni; hegemoni total integral, yaitu hegemoni yang ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati totalitas masyarakat menunjukkan tingkat kesatuan moral dan intelektual kokoh hal ini tampak dalam hubungan organis antara pemerintah dan yang diperintah. Hegemoni merosot decadent hegemoni, masyarakat kapitalis moderen dominasi