Melalui pembahasan mengenai hegemoni kekuasaan yang beroperasi pada novel Bibir Merah di atas, dapat disimpulkan bahwa wilayah masyarakat sipil
menjadi korban hegemoni kekuasaan oleh masyarakat politik yang dikuasai penuh oleh Lurah Koco dan aparat desa lainnya. Rumanti menjadi pemodal yang ingin
membebaskan tanah di desa Kapur ikut andil menjadi pelaku hegemoni terhadap masyarakat desa dengan tujuan menjatuhkan Lurah Koco. Beberapa tokoh yang
berada di wilayah masayarakat politikpun tidak seluruhnya melakukan hegemoni dengan cara paksaan atau kekerasan tetapi dengan cara-cara yang lebih halus demi
mencapai perubahan yang lebih baik.
3. Elemen Fiksi yang Digunakan untuk Merepresentasikan Hegemoni
Kekuasaan
Pembahasan berikut ini, akan membahas mengenai elemen fiksi yang digunakan merepresentasikan hegemoni kekuasaan. Representasi menurut Hall,
representation connects meaning and language to culture....representation is essential part of the process by which meaning is produced and exchanged
between members of culture Hall :2003 , 17. Atau dapat diartikan sebagai alat untuk menghubungkan makna dan bahasa budaya, melalui representasi makna
diproduksi dan dipertukarkan antar anggota masyarakat, representasi bisa dikatakan sebagai salah satu cara memproduksi makna.
Dalam hal ini representasi dijadikan sebagai alat untuk mengkonstruksi segala bentuk makna terhadap segala aspek realitas atau kenyataan, seperti
masyarakat, objek, peristiwa, hingga identitas budaya. Khususnya, dalam penelitian ini untuk mengetahui bagaimana elemen-elemen fiksi yang terdapat
dalam novel Bibir Merah digunakan untuk menampilkan hegemoni kekuasaan oleh pengarang. Setiap elemen dalam novel menampilkan bagaimana hegemoni
itu diwujudkan dalam cerita.
a. Tema
Tema merupakan sesuatu yang menjadi dasar sebuah cerita, selalu berkaitan dengan berbagai pengalaman kehidupan Nurgiyantoro, 1995 : 25. Tema pada
sebuah karya sastra yang terkadang berkaitan dengan kehidupan tersebut seolah- olah pengarang mengajak pembaca untuk melihat makna sebuah kehidupan
melalui berbagai sisi. Dalam novel Bibir Merah, dasar cerita yang digunakan pengarang mengenai kehidupan sosial masyarakat desa terpencil yang dipimpin
seorang lurah bernama Lurah Koco di desa Kapur dengan kekuasaan penuh mengatur segala jalannya kehidupan masyarakat, lurah dan segala antek-anteknya
mendominasi kekuasaan mereka dalam menjalankan pemerintahan bertindak angkuh sehingga tak ada satu orang pun yang berani menentang meski para warga
sudah lama merasa sakit hati atau tidak suka dengan kepemimpinan Lurah Koco yang sudah diluar batas. Digambarkan, sosok lurah yang juga memiliki perilaku
bejat yang suka menggendak istri warganya sendiri, bahkan tak segan-segan melakukan hal-hal keji demi mendapatkan apa yang diinginkannya, hal ini lama
kelamaan menimbulkan perpecahan di kalangan warga yang dikuasainya. Sementara itu, Rumanti seorang pengusaha sukses ingin membeli tanah desa
Kapur hal ini membuat Lurah Koco risu, dengan segala cara Lurah Koco berusaha