Merubah Pendirian terhadap Aparat Penguasa

dengan kuatnya kekuasaan yang dimiliki demi mencapai tujuan yang hendak diinginkan. Ancaman halus seperti perubahan panggilan hingga ancaman pemecatan terhadap karyawannya yang tidak bisa menjalankan perintah atau melancarkan apa yang menjadi keinginan Rumanti sebagai atasan.

2. Mengatur Cara Mempertahankan Kekuasaan

Rencana Rumanti yang hendak membeli tanah di desa Kapur membuat Lurah Koco merasa dalam posisi yang harus mempertahankan kekuasaan dengan cara apapun. Keinginan Rumanti tersebut rupanya membuat Lurah Koco terusik karena apabila tanah jadi dibeli Rumanti, warga desa akan pindah dengan begitu ia tidak bisa lagi menjadi Lurah. Berikut beberapa kutipan yang ditemukan dalam novel Bibir Merah. “Orang-orang sudah ada di tangan kita. Mereka tidak jadi menjual tanahnya kalau ganti rugi tidak dinaikkan duakali lipat.” Munif, 2004 : 41. Demi menyelamatkan posisi kekuasaanya yang terusik, Lurah Koco menghendaki adanya ganti rugi yang dinaikkan. Ia berharap pembeli akan mundur, tetapi ada pihak lain yang rupanya berani menentang keinginan Lurah Koco untuk menaikkan ganti rugi yakni Mustain. Akhirnya Lurah Koco mulai mencari cara agar tidak ada yang menentangnnya sekaligus mempertahankan kekuasaan. Berikut kutipan yang ditemukan. “Kamu urus dengan Carik Dargo. Dia itu pintar untuk urusan- urusan seperti ini.” “Beres, Pak.” “Jangan anggap mudah menghadapi Mustain. Dia pendekar dan muridnya banyak.” Munif, 2004 : 43. Dari kutipan di atas menjelaskan bahwa demi menyingkirkan para penentang, Lurah Koco mengerahkan bawahan kepercayaannya Bayan Sardi dan Carik Dargo untuk mengurus masalah-masalah berkaitan dengan penentang utama Mustain. Bayan Sardi dan Carik Dargo berkomplot untuk menyelamatkan kekuasaan Lurah Koco, mereka saling berdiskusi memikirkan cara yang tepat untuk menyingkirkan Mustain. “Satu-satunya kelemahan Mustain adalah silsilanya. Kita tahu itu, tetapi apakah orang-orang Dukuh Karang percaya? Itu yang penting. Lha wong si Mustain itu jadi panutan di dukuh itu. Aku dulu tidak percaya kalau anak kowar bisa jadi orang baik. Si Mustain itu kok berbeda. Tapi orang baik seperti Mustain jelas berbahaya bagi kita.” Munif, 2004 : 47. “Kumpulkan para pemuda yang bisa dipercaya dari empat pedukuhan yang jelas-jelas ada di pihak kita. Tapi temui dulu kepala dukuhnya. Suruh mereka membikin tidak aman Dukuh Wadas dan Karang. Bikin warga kedua dukuh itu tidak percaya kepada kepala dukuhnya. Kalau warga tidak percaya lagi, kita copot mereka.” Munif, 2004 : 153. “Jangan bilang kecil. Jangan seperti Bayan Sardi omonganya saja besar tapi hasilnya nol besar. Bento, kamu tahu akan langgeng menjadi Bayan kalau aku yang menjadi kepala desa. Kalau yang jadi kepala desa si Mustain, mana mungkin kamu yang jadi Bayan. Mustain itu musuh besarku, maka musuh besarmu juga.” Munif, 2004 : 167. Melalui kutipan-kutipan di atas menunjukkan tidak hanya Bayan Sardi dan Carik Dargo yang berkomplot melindungi kekuasaan Lurah Koco tetapi seluruh kaki tangan kepercayaan Lurah Koco yang juga menjabat sebagai aparat desa ikut terlibat karena itu berpengaruh dalam keberlangsungan kekuasaan yang mereka miliki, apabila Lurah Koco tidak berkuasa maka mereka juga tidak akan memiliki jabatan ataupun kekuasaan sama sekali.