dan memerlukan komitmen yang tinggi dari anggota tim. Proses pembelajaran dapat terorganisir dengan baik, sistematik dan teratur. Profesionalisme dan
kualitas pembelajaran guru dapat meningkat. Kesulitan yang dialami guru dalam penerapan lesson study adalah perlunya tambahan waktu dalam penyelesaian
materi yang tidak tersampaikan saat pembelajaran. Guru tertarik menerapkan lesson study pada materi yang dirasa kompleks oleh siswa. Data selengkapnya
pada Lampiran 14
6. Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa merupakan nilai ulangan harian siswa, nilai tertinggi 92, terendah 36, jumlah siswa yang tuntas belajar 36, tidak tuntas belajar 64
siswa, dan ketuntasan klasikal belum mencapai standar yaitu 36.
B. Pembahasan
Berdasarkan hasil aktivitas siswa pada Tabel 2 menunjukkan bahwa pada pertemuan pertama jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif sebesar 65. Hasil
ini menunjukkan bahwa jumlah siswa aktif belum terlalu tinggi. Jumlah siswa tersebut berkaitan dengan aktivitas siswa pada setiap aspeknya. Hal ini dapat
dilihat pada Tabel 3 yang menunjukkan bahwa 100 siswa telah melakukan aktivitas visual yang meliputi aktivitas membaca diktat milik sendiri, LKS, dan
LDS, memperhatikan gambar yang terdapat dalam LDS dan disampaikan guru. Siswa yang melakukan aktivitas oral sebesar 36 yang meliputi aktivitas
bertanya, menjawab pernyaataan teman atau guru dan menanggapi pernyataan selama proses diskusi kelompok atau diskusi kelas. Siswa yang melakukan
aktivitas listening sebesar 94 yang meliputi aktivitas mendengarkan penjelasan teman dan guru. Siswa yang melakukan aktivitas writing sebesar 81 yang
meliputi aktivitas menulis terkait materi di buku tulis dan LDS. Siswa yang melakukan aktivitas drawing sebesar 21 yang meliputi aktivitas menggambar
sesuai materi di buku catatan dan LDS. Siswa yang melakukan aktivitas mental sebesar 84 yang meliputi aktivitas memecahkan soal, menganalisis soal, dan
mengambil keputusan selama diskusi kelompok. Siswa yang melakukan aktivitas
emotional sebesar 92 yang meliputi aktivitas berani, semangat dan senang. Jumlah siswa yang kurang dan cukup aktif mencapai 35. Masih banyaknya
siswa yang kurang dan cukup aktif diduga karena siswa belum fokus dengan pembelajaran dan terganggu dengan kedatangan observer selama pembelajaran
yang tidak pernah mereka temui sebelumnya. Hal ini terlihat dari beberapa siswa lebih sering melihat observer dari pada berdiskusi dengan kelompoknya. Pasa saat
refleksi, observer menyatakan bahwa aktivitas siswa perlu ditingkatkan karena dalam pembelajaran siswa terlihat belum aktif, ada beberapa siswa yang tidak
bekerjasama dalam diskusi kelompok dan siswa tidak bersemangat. Tidak bersemangatnya siswa diduga disebabkan pembelajaran dilakukan pada jam
terakhir dan pertemuan pertama penerapan lesson study. Berdasarkan hal tersebut, nampaknya motivasi siswa perlu ditumbuhkan agar siswa mempunyai
ketertarikan, keberanian dan semangat untuk belajar secara optimal. Sebagaimana pendapat Sardiman 2010 untuk dapat belajar dengan baik diperlukan proses dan
motivasi belajar yang baik juga. Motivasi muncul oleh adanya faktor-faktor, kebutuhan biologis, insting, unsur-unsur kejiwaan dan pengaruh perkembangan
budaya manusia. Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka dilakukan perbaikan perangkat
pembelajaran dan media pembelajaran pertemuan pertama sehingga aktivitas siswa meningkat. Pembelajaran diawali guru dengan apersepsi sehingga
memotivasi siswa belajar. Selama pembelajaran, guru memancing motivasi dan membangun kepahaman siswa terhadap materi. Aktivitas drawing siswa
dimunculkan dalam perintah LDS dengan menggambar anatomi daun dan perintah menggambar saat presentasi hasil diskusi siswa. Saat pembelajaran, guru
menggunaan slide power point untuk menjelaskan dan visualisasi pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan.
Pembelajaran pertemuan kedua mulai berjalan dengan baik. Pembelajaran diawali dengan apersepsi dari guru. Guru memberikan pertanyaan tentang materi
struktur jaringan yang telah dipelajari sebelumnya dan mengaitkannya dengan materi organ yang akan disampaikan. Beberapa siswa menjawab dan menanggapi
pertanyaan tersebut. Adanya siswa yang bersemangat menangapi pertanyaan dapat
diartikan bahwa apersepsi yang dilakukan dapat membangkitkan motivasi siswa. Sebagaimana pendapat Herbart dalam Nasution 2004 apersepsi dapat
membangkitkan minat serta perhatian untuk sesuatu. Pada pertemuan kedua, masalah aktivitas siswa yang dihadapi dalam pertemuan pertama mulai teratasi.
Berdasarkan Tabel 4 diketahui bahwa secara umum pertemuan kedua aktivitas siswa meningkat. Jumlah siswa yang aktif dan sangat aktif dari sebesar 65
menjadi 67, meningkat 2. Siswa yang termasuk dalam kriteria aktif dan sangat aktif umumnya menyukai materi yang disampaikan. Siswa tidak lagi terganggu
dengan kehadiran observer selama kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat dari siswa yang tidak lagi sering memperhatikan observer selama diskusi kelompok.
Meningkatnya aktivitas siswa secara terperinci dapat dilihat pada Tabel 5 yang menunjukkan setiap aspek aktivitas siswa, yaitu aktivitas visual, listening, mental
dan emotional berturut-turut mencapai 100, 100, 83 dan 97 siswa melakukan aktivitas tersebut. Meningkatnya aktivitas tersebut diduga juga karena
penggunaan lembar diskusi siswa dan media slide power point saat pembelajaran materi jaringan tumbuhan. Sebagaimana hasil refleksi pakar materi saat refleksi
yang menyatakan bahwa penggunaan media slide power point sub metari organ tumbuhan dapat menarik perhatian siswa. Hal tersebut juga sesuai pendapat
Nasution 2004 bahwa nilai penggunaan alat peraga media visual audio dalam pembelajaran adalah memberikan pemahaman yang lebih tepat dan
membangkitkan minat perhatian motivasi serta aktivitas pada siswa. Pada saat refleksi, observer menyatakan bahwa masih ada beberapa siswa yang terlihat
kurang aktif dan aktivitas siswa selama pembelajaran kedua terlihat mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil refleksi di atas, maka dilakukan perbaikan perangkat pembelajaran sehingga lebih meningkatkan aktivitas siswa. Pembelajaran
dilakukan dengan lebih mengaktifkan siswa dalam diskusi kelas yaitu guru tidak lagi memanggil siswa perwakilan kelompok tetapi juga nomor dada siswa.
Kegiatan presentasi siswa dibantu dengan media gambar yang ditayangkan agar semua dapat melihat hasil diskusi. Pencarian jawaban LDS tidak terbatas pada
buku pegangan saja tetapi juga didapat dari media elektronik yang relevan.
Pembelajaran pertemuan ketiga berjalan dengan baik. Aktivitas siswa terlihat meningkat. Berdasarkan Tabel 6 yang menunjukkan bahwa jumlah siswa
aktif dan sangat aktif mencapai 86. Tingginya keaktivan siswa tersebut secara terperinci terlihat dari setiap aspek aktivitas siswa. Hasil rekapitulasi aktivitas
siswa pada Tabel 7 memperlihatkan adanya peningkatan prosentase semua aspek aktivitas siswa. Meningkatnya aktivitas siswa tersebut disebabkan pembelajaran
terlaksana lebih menyenangkan yang berpusat pada siswa belajar dan adanya perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru. Siswa lebih berkesempatan untuk
mengungkapkan pendapatnya selama proses diskusi. Siswa dapat fokus dalam menjawab dan menanggapi pernyataan. Siswa lebih aktif karena pencarian
jawaban LDS tidak terbatas buku pegangan dan tanya jawab kelas melibatkan lebih banyak siswa. Aktivitas siswa meningkat juga disebabkan pembelajaran
dilakukan dengan melibatkan tidak hanya indera pendengaran listening dan penglihatan visual, tetapi juga melibatkan indera peraba menggambar,
kemampuan berbicara, mental dan emotional yang dimiliki. Hal ini sesuai pendapat Darsono 2001 aktivitas belajar yang melibatkan lebih dari satu macam
indera tubuh siswa akan mengalami proses belajar bermakna dan akan memberikan hasil belajar yang lebih baik.
Meningkatnya aktivitas siswa selama pembelajaran diduga juga berkaitan dengan penerapan lesson study yang dilakukan. Hal ini sesuai pendapat guru yang
menyatakan bahwa penerapan lesson study yang berfokus pada aktivitas belajar siswa membuat guru intensif mendekati siswa dalam proses belajar sehingga
siswa terlihat menjadi lebih senang dan lebih aktif. Perbaikan perangkat pembelajaran dan media pembelajaran dirasa efektif meningkatkan aktivitas
siswa. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Parmin dan Alimah 2009 bahwa penerapan lesson study dapat
meningkatkan interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar dan siswa
dengan guru.
Pada saat refleksi, observer menyatakan bahwa materi sudah tersampaikan dengan baik. Adanya motivasi dan bimbingan dari guru selama pembelajaran
membantu siswa untuk dapat berperan aktif. Kerjasama siswa dalam diskusi
terlihat semaking meningkat. Pembelajaran yang dirancang dengan metode diskusi dengan lembar diskusi siswa dan menggunakan media slide power point
membuat siswa lebih aktif dalam mencari, menganalisis, menyimpulkan dan mengkomunikasikan jawaban pertanyaan. Metode diskusi juga meningkatkan
kerjasama antar siswa dalam pembelajaran. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Lie 2004 dalam menyelesaikan tugas kelompok, setiap anggota
kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu sehingga komunikasi dalam kelompok lebih efektif dengan adanya pertukaran informasi di antara siswa.
Hasil refleksi pertemuan pertama sampai ketiga dikuatkan hasil angket tanggapan siswa terhadap proses pembelajaran melalui penerapan lesson study.
Berdasarkan Tabel 8 diketahui bahwa 100 siswa memberikan tanggapan yang baik terhadap proses pembelajaran yang telah dilakukan. Tanggapan baik tersebut
dikarenakan proses pembelajaran dari guru yang semakin baik. Hal ini dikuatkan dengan tanggapan baik siswa yang menyatakan bahwa guru telah menciptakan
pembelajaran yang menyenangkan, mendampingi siswa saat proses diskusi kelompok, membantu siswa saat ada kesulitan dalam diskusi, memberikan
kesempatan bertanya kepada siswa dan memberikan penguatan materi setelah diskusi selesai. Melalui penerapan lesson study setiap akhir pembelajaran
dilakukan refleksi sebagai bahan perbaikan pembelajaran selanjutnya. Perbaikan bertujuan menciptakan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Sesuai tujuan
utama lesson study yaitu pengembangan dan pembelajaran dilakukan oleh siswa Lewis 2004. Perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru juga berpengaruh
terhadap cara pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. Siswa beranggapan bahwa penggunaan LDS, adanya tugas baca, penerapan diskusi
kelompok dan tanya jawab sangat membantu proses pemahaman materi pelajaran saat pembelajaran berlangsung. Setiap pertemuan guru melakukan perbaikan
perangkat dan media pembelajaran yang digunakan dengan mempertimbangkan aspek aktivitas siswa dan kepahaman siswa. Berdasarkan pengamatan, beberapa
siswa yang mengalami kesulitan dalam memahami materi diduga karena kemampuan individu yang berbeda pada masing-masing siswa, kurangnya
motivasi dan keaktifan siswa pada saat pembelajaran. Hal ini sesuai pernyataan
Hamalik 2009 bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa yang efektif antara lain faktor intelegensi, fisiologis tubuh siswa, kegiatan, minat
dan usaha siswa. Tanggapan guru model terhadap penerapan lesson study pada
pembelajaran materi jaringan tumbuhan secara umum memberikan tanggapan yang baik. Guru tertarik dengan pelaksanaan lesson study yang dilaksanakan
secara tim dan melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan dan refleksi sehingga dapat terorganisir dengan baik dan sistematik. Dengan membuat rencana
pembelajaran secara bersama anggota tim lesson study yang lain terjadi tukar pikiran dan pengalaman sehingga guru merasa profesionalisme kerja dan kualitas
pembelajarannya semakin meningkat. Kedatangan observer juga tidak mengganggu jalannya proses pembelajaran meskipun pada pertemuan pertama
siswa belum terbiasa dengan kehadiran banyak orang dalam kelas yang belum mereka temui sebelumnya. Tetapi setelah pembelajaran pertemuan kedua dan
ketiga, siswa terlihat tidak lagi terganggu. Hal ini juga sesuai tanggapan siswa yang menyatakan bahwa siswa tidak terganggu dengan kehadiran observer selama
pembelajaran. Adanya tahapan refleksi menuntut perbaikan proses pembelajaran. Perbaikan proses pembelajaran dirasakan guru membuat siswa lebih aktif dan
mudah memahami materi jaringan tumbuhan meskipun hasil belajar belum sesuai harapan, tetapi hasil tersebut dirasa lebih baik dari tahun sebelumnya. Tanggapan
baik guru terhadap pembelajaran yang diselenggarakan menunjukkan bahwa penerapan lesson study pada materi jaringan tumbuhan dapat diterima oleh guru
dan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik. Kegiatan lesson study jelas secara nyata telah dirasakan manfaatnya oleh guru.
Hasil belajar siswa merupakan salah satu indikator keberhasilan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan ketuntasan hasil belajar klasikal
hanya sebesar 36. Prosentase tersebut belum sesuai harapan yaitu 85 siswa tuntas belajar dan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum tuntas
belajar. Siswa dikatakan tuntas belajar materi jaringan tumbuhan apabila nilai hasil belajar
nya ≥ 70 sesuai KKM yang ditetapkan sekolah. Rendahnya ketuntasan hasil belajar klasikal tersebut diduga karena siswa belum siap dalam mengerjakan
ulangan harian meskipun selama pembelajaran termasuk siswa aktif. Belum siapnya siswa terlihat sesaat sebelum ulangan dimulai. Banyak siswa yang
mengeluh tidak ingin ulangan harian karena belum belajar dan terlihat mengerjakan pekerjaan rumah mata pelajaran yang lain. Hal ini menunjukkan
bahwa kesiapan belajar siswa akan mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar. Sesuai pendapat Darsono 2001 faktor-faktor yang mempengaruhi hasil
belajar antara lain faktor kesiapan belajar, motivasi, aktivitas siswa dan perbedaan individu. Siswa yang mencapai ketuntasan minimal hasil belajar pada umunya
adalah siswa yang termasuk dalam kriteria aktif dan sangat aktif mulai pertemuan pertama sampai ketiga, serta pada angket tanggapan siswa yang diberikan
tanggapan baik. Mereka merasa senang dan tertarik dengan proses pembelajaran materi jaringan tumbuhan yang dilakukan. Ketertarikan siswa terhadap proses
pembelajaran akan menjadikan siswa lebih termotivasi dalam belajar dan akan lebih mudah memahami materi pelajaran.
Berdasarkan beberapa uraian di atas, dapat diketahui bahwa prosentase aktivitas siswa dengan jumlah siswa aktif dan sangat aktif meningkat dari
pertemuan pertama sampai ketiga, yaitu 65, 67 dan 86 siswa. Semua siswa memberikan tanggapan baik terhadap proses pembelajaran. Tanggapan guru
terhadap penerapan lesson study pada materi jaringan tumbuhan juga baik. Penerapan lesson study berhasil meningkatkan aktivitas siswa meskipun
ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal hanya sebesar 36.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN