berkebun, beternak. g. Mental activities misalnya menanggapi, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan.
h. Emotional activities misalnya menaruh minat, merasa bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.
C. Materi Jaringan Tumbuhan
Dalam KTSP tingkat SMA kelas XI standar kompetensi ke-2, memahami keterkaitan antara struktur dan fungsi jaringan tumbuhan dan hewan, serta
penerapannya dalam
konteks salingtemas.
Kompetensi dasar
ke-2.1, mengidentifikasi struktur jaringan tumbuhan dan mengaitkan dengan fungsinya,
menjelaskan sifat totipotensi sebagai dasar kultur jaringan. Untuk mencapai kompetensi tersebut dikembangkan materi jaringan tumbuhan yang diajarkan pada
siswa di semester ganjil selama 3 kali pertemuan. Materi pokok jaringan tumbuhan tersebut adalah : a. struktur berbagai jaringan yang terdapat pada
tumbuhan: jaringan meristem dan jaringan permanen. b. Struktur anatomi organ tumbuhan : akar, batang, dan daun. c. Sifat totipotensi.
D. Lesson Study
1. Hakikat lesson study
Lesson study adalah suatu bentuk utama peningkatan kualitas pembelajaran dan pengembangan keprofesionalan guru yang dipilih oleh guru-guru Jepang.
Menurut Styler dan Heibert, lesson study adalah suatu proses kolaboratif pada sekelompok guru ketika mengidentifikasi masalah pembelajaran yang meliputi
kegiatan mencari buku dan artikel mengenai topik yang akan dibelajarkan, merancang suatu skenario pembelajaran, membelajarkan siswa sesuai skenario
salah seorang guru melaksanakan pembelajaran sementara yang lain mengamati, mengevaluasi dan merevisi skenario pembelajaran, membelajarkan lagi skenario
pembelajaran yang telah direvisi, mengevaluasi lagi pembelajaran dan membagikan hasilnya dengan guru-guru lain mendiseminasikan Susilo et al
2009.
Menurut Spark 1999 dalam Mahmudi 2009, Lesson study merupakan proses kolaboratif yang dilakukan oleh sekelompok guru dalam mengidentifikasi
masalah-masalah pembelajaran,
merencanakan perbaikan
pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dengan salah satu guru membelajarkannya sementara
guru lain sebagai pengamat, mengevaluasi dan merevisi pembelajaran, melaksanakan pembelajaran yang telah direvisi berdasarkan hasil evaluasi,
mengevaluasi lagi dan berbagi menyebarluaskan hasilnya kepada guru-guru lain. Catherine Lewis 2002 menyebutkan bahwa:
“lesson study is a simple idea. If you want to improve instruction, what could be more obvious than collaborating with fellow teachers to plan, observe, and reflect
on lessons? While it may be a simple idea, lesson study is a complex process, supported by collaborative goal setting, careful data collection on student
learning, and protocols that enable productive discussion of difficult issues” Susilo et al 2009.
Lesson study yaitu suatu model pembinaan profesi guru melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip
kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar. Dengan
demikian, Lesson study bukan metoda atau strategi pembelajaran tetapi kegiatan Lesson study dapat menerapkan berbagai metodastrategi pembelajaran yang
sesuai dengan situasi, kondisi, dan permasalahan yang dihadapi guru Sukirman
2006.
2. Ciri-ciri lesson study
Berdasarkan hasil observasi terhadap beberapa sekolah di Jepang, Catherine Lewis 2004 menyebutkan ciri-ciri esensial Lesson Study ada 4, yaitu : 1 Tujuan
bersama untuk jangka panjang. Lesson study didahului adanya kesepakatan dari para guru tentang tujuan bersama yang ingin ditingkatkan dalam kurun waktu
jangka panjang dengan cakupan tujuan yang lebih luas, misalnya tentang: pengembangan kemampuan akademik siswa, pengembangan kemampuan
individual siswa, pemenuhan kebutuhan belajar siswa, dan sebagainya. 2 Materi pelajaran yang penting. Lesson study memfokuskan pada materi atau bahan
pelajaran yang dianggap penting dan menjadi titik lemah dalam pembelajaran siswa serta sangat sulit untuk dipelajari siswa. 3 Studi tentang siswa secara
cermat. Fokus yang paling utama dari lesson study adalah pengembangan dan pembelajaran yang dilakukan siswa, misalnya hal-hal yang berkaitan dengan
aktivitas, partisipasi, serta kondisi dari setiap siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Dengan demikian, pusat perhatian tidak lagi hanya tertuju pada
bagaimana cara guru mengajar. 4 Observasi pembelajaran secara langsung. Observasi langsung boleh dikatakan merupakan jantungnya lesson study. Untuk
menilai kegiatan pengembangan dan pembelajaran yang dilaksanakan siswa tidak cukup dilakukan hanya dengan cara melihat dari Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Lesson Plan atau hanya melihat dari tayangan video, namun juga harus mengamati proses pembelajaran secara langsung. Sehingga data yang
diperoleh tentang proses pembelajaran akan jauh lebih akurat dan utuh, sampai hal-hal yang detail.
3. Manfaat lesson study
Lesson study memiliki beberapa manfaat, yaitu : 1 mengurangi keterasingan guru dari komunitasnya dalam perencanaan, pelaksanaan pembelajaran dan
perbaikannya, 2 membantu guru untuk mengobservasi dan mengkritisi pembelajarannya, 3 memperdalam pemahaman guru tentang materi pelajaran,
cakupan dan urutannya, 4 membantu guru dalam peningkatan yang memfokuskan pada seluruh aktivitas belajar siswa, 5 meningkatkan kolaborasi
antar sesama guru dalam pembelajaran, 6 meningkatkan mutu guru dan mutu pembelajaran yang pada gilirannya berakibat pada peningkatan mutu lulusan,
7 memberi kesempatan kepada guru untuk membuat bermakna ide-ide pendidikan dalam praktek pembelajarannya, sehingga guru dapat mengubah
perspektif tentang pembelajaran, dan belajar praktek pembelajaran dari perspektif siswa, dan 8 mempermudah guru berkonsultasi kepada pakar dalam hal
pembelajaran atau kesulitan materi pelajaran Sukirman 2006.
4. Pelaksanaan lesson study
Pelaksanaan lesson study di bagi menjadi 8 tahapan berdasarkan pada banyaknya kegiatan yang diperlukan, yaitu: 1 Pemilihan topik lesson study.
2 Melakukan reviu silabus untuk mendapatkan kejelasan tujuan pembelajaran untuk topik tersebut dan mencari ide-ide dari materi yang ada dalam buku
pelajaran. Selajutnya bekerja dalam kelompok untuk menyusun rencana pembelajaran. 3Setiap tim yang telah menyusun rencana pembelajaran
menyajikan atau mempresentasikan rencana pembelajarannya, sementara kelompok lain memberi masukan, sampai akhirnya diperoleh rencana
pembelajaran yang lebih baik. 4 Guru model yang ditunjuk oleh kelompok menggunakan
masukan-masukan tersebut
untuk memperbaiki
rencana pembelajaran. 5 Guru model mempresentasikan rencana pembelajarannya di
depan semua anggota kelompok lesson study untuk mendapatkan balikan. 6 Guru model memperbaiki kembali secara lebih detail rencana pembelajaran dan
mengirimkan pada semua guru anggota kelompok, agar mereka tahu bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan di kelas. 7 Para guru dapat mempelajari kembali
tentang rencana pembelajaran tersebut dan mempertimbangkannya dari berbagai aspek pengalaman pembelajaran yang mereka miliki, khususnya difokuskan pada
hal-hal yang penting seperti : hal-hal yang akan dilakukan guru, pemahaman siswa, proses pemecahan oleh murid, dan kemungkinan yang akan terjadi dalam
implementasi pembelajarannya. 8 Guru model melaksanakan rencana pembelajaran di kelas, sementara guru yang lain bersama dosenpakar mengamati
sesuai dengan tugas masing-masing untuk memberi masukan pada guru. Pertemuan refleksi segera dilakukan secepatnya kegiatan pelaksanaan
pembelajaran, untuk memperoleh masukan dari guru observer, dan akhirnya komentar dari dosen atau pakar luar tentang keseluruhan proses serta saran
sebagai peningkatan pembelajaran, jika mereka mengulang di kelas masing- masing atau untuk topik yang berbeda Robinson 2006, diacu dalam Susilo et al
2009. Berdasarkan kolaborasi antara tim lesson study Jepang dan US pada tahun
2003 diperoleh bahwa : “Our findings suggest that to benefit from lesson study teachers will first need to
learn how to apply critical lenses to their examination of lessons. We describe three such lenses e.g. the researcher lens and their role in making lesson study
powerful. Three lenses are 1. Developing meaningful and researchable
hypotheses and the means for testing them. 2. Relying on concrete evidence to support the research process. 3. Generalizing findings
.” Fernandes 2003 Di Indonesia implementasi lesson study telah dilakukan sejak tahun 2006
oleh IMSTEP-JICA Indonesia Mathematic and Science Teacher Education Project- Japan International Cooperation Agency program kerjasama
peningkatan mutu pendidikan antara Universitas Pendidikan Indonesia UPI, Universitas Negeri Yogyakarta UNY dan Universitas Negeri Malang UM
dengan Jepang. Saito, dkk 2005 mengenalkan lesson study yang berorientasi pada praktik. Lesson study yang dilaksanakan tersebut terdiri atas 3 tahapan
pokok, yakni: 1 Merencanakan pembelajaran dengan penggalian akademis pada topik dan alat-alat pembelajaran yang digunakan, yang selanjutnya disebut tahap
Plan. 2 Melaksanakan pembelajaran yang mengacu pada rencana pembelajaran dan alat-alat yang disediakan, serta mengundang rekan-rekan sejawat untuk
mengamati. Kegiatan ini disebut tahap Do. 3 Melaksanakan refleksi melalui berbagai pendapattanggapan dan diskusi bersama pengamatobserver. Kegiatan
ini disebut tahap See Gardner. 2008. Tahapan tersebut disajikan pada Gambar 1 di bawah ini :
Gambar 1. Tahapan Lesson Study
5. Hambatan implementasi lesson study dan solusinya
Hambatan yang mungkin dihadapi ketika mengimplementasikan lesson study, yaitu : 1 adanya persepsi yang salah tentang lesson study diatasi dengan
penyamaan persepsi antar anggota kelompok pada tahap perencanaan, 2penyusunan jadwal dan pendanaan diatasi dengan melibatkan kepala sekolah
sejak awal perencanaan, 3 setting kelas, dan pendokumentasian Mahmudi 2009. PLAN
merencanakan DO
melaksanakan
SEE merefleksi
E. Penelitian-Penelitian yang Pernah Dilaksanakan
Penelitian-penelitian yang pernah dilaksanakan terkait penerapan lesson study, antara lain : 1 Anik 2009 menyimpulkan bahwa penerapan handout
melalui lesson study dapat mencapai kompetensi dasar siswa pada materi sistem reproduksi manusia di SMA N 1 Batangan. 2 Ashinta dan Sudarmanto 2009
menyimpulkan bahwa lesson study dapat meningkatkan kemampuan dan kompetensi para tutor keaksaraan fungsional. Terjadi knowledge sharing yang
luar biasa diantara para tutor. Kualitas PMB secara signifikan dapat meningkat sebagai implikasi semakin baiknya kemampuan para tutor. 3 Parmin dan Siti
Alimah 2009 menyimpulkan bahwa dengan penerapan lesson study dapat meningkatkan interaksi siswa dengan siswa, siswa dengan bahan ajar, dan siswa
dengan guru dalam pembelajaran IPA di Madrasah Ibtidaiyah. 4 Nurbaity, Sondang dan Wahyu 2009 menyimpulkan bahwa implementasi lesson study
dalam pembelajaran IPA terpadu menggunakan penilaian portofolio dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa di SMP Sekolah Alam dan Sains Aljanah
Jakarta. Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka masalah siswa yang enggan
bertanya, menjawab pertanyaan, dan dominasi siswa aktif dalam kelompok, serta materi jaringan tumbuhan yang sukar dipahami yang menyebabkan belum
optimalnya aktivitas belajar siswa dapat diatasi dengan menerapkan pembelajaran melalui lesson study. Hal ini karena beberapa penelitian telah membuktikan
keberhasilan penerapan lesson study dalam pembelajaran dan tujuan utama lesson study berfokus pada pengaktifkan siswa. Lesson study dilakukan secara
kolaboratif dan berkelanjutan dan berlandaskan prinsip kolegalitas untuk membangun mutual learning. Melalui lesson study perencanaan pembelajaran
dilakukan oleh sekelompok guru biologi dan diupayakan dapat meningkatkan aktivitas siswa. Siswa diberi kesempatan untuk lebih aktif dalam pembelajaran.
Semua aktivitas siswa dapat diamati secara langsung oleh observer. Setelah pembelajaran observer dapat memberikan evaluasi dan saran untuk perbaikan
pembelajaran selanjutnya. Melalui hal tersebut diharapkan pembelajaran terpusat pada siswa sehingga aktivitas belajar siswa meningkat.
F. Kerangka Berpikir