Kelompok Pedagang Kacang Kedelai dan industri
pengolah pangan. Kopti
belum dapat memenuhi kebutuhan
industri tahu dan tempe.
Sebelum tahun 1997, pemerintah masih memberlakukan
impor terbatas
kuota, sehingga tidak semua industri dapat menggunakan
kedelai impor.
Hal ini dilakukan agar produksi kedelai lokal dapat
terlindungi, mengingat
harga kedelai lokal
lebih mahal daripada
kedelai impor. Dalam
hal ini Bulog
menjual kedelai impor dengan
harga lebih tertentu
kepada industri
tahu dan tempe
sehingga selisih harga kedelai
lokal tidak terlalu
besar dengan kedelai impor. Harga
impor yang
ditetapkan telah dipertimbangkan
dari segi daya beli industri sehingga petani kedelai dapat
berproduksi. KOPTI dan KPKD yang mendapat
jatah kedelai dari pemerintah
dapat beroperasi dengan baik
karena mampu bersaing harga dengan pedagang
besar.
2.5.4 Kebijakan Harga Pembelian Kedelai Petani
Harga pembelian petani merupakan turunan dari program stabilisasi harga kedelai berdasarkan keputusan mentri perdagangan no 23M-DAGPER52013.
Produk turunan keputusan mentri ini adalah Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani Dalam Rangka Pengamanan Harga Kedelai Di Tingkat Petani. Peraturan
ini bertujuan untuk menginsentif petani untuk menanam kedelai dan mengurangi kedelai impor. HBP Kedelai merupakan harga acuan pembelian kedelai di tingkat
petani yang ditetapkan setiap tiga bulan.
2.6 Penelitian Terdahulu Mengenai Permintaan dan Penawaran
Devi Setiabakti 2013 melakukan analisis dampak kebijakan kedelai terhadap kinerja dan kesejahtraan konsumen dan produsen Kedelai di Indonesia
Universitas Sumatera Utara
dengan metode 2SLS. Kesimpulan yang didapat adalah penawaran kedelai di Indonesia dipengaruhi oleh harga kedelai, harga sarana produksi upah tenaga
kerja. Dari segi permintaan faktor yang mepengaruhi permintaan adalah pendapatan perkapita dan jumlah penduduk
Dewi Sahara 2004 melakukan analisis permintaan kedelai di bayumas Jawa Tengah dengan regresi dan mempelajari hubungan harga, populasi dan harga
jagung. Kesimpulan yang didapat adalah populasi dan harga jagung berpengaruh nyata terhadap permintaan kedelai namun harga kedelai tidak berpengaruh nyata
terhadap permintaan kedelai. Dwi Sartika Adetama 2011 melakukan penelitan analisis permintaan
kedelai di indonesia dengan metode simultan dengan estimasi 2sls dengan tujuan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai dan
menganalisis dampak kebijakan bea masuk impor terhadap kedelai. Hasil kesimpulannya adalah faktor yang mempengaruhi secara signifikan terhadap
permintaan adalah harga kedelai dan jumlah penduduk. Elvina Rohana dan Nella Naomi 2008 melakukan penelitan permintaan
kedelai di samarinda untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kedelai di Kota samarinda dengan metode regresi berganda
berdasarkan hasli penelitiannya didapat bahwa harga kedelai dan pendaptan tidak berpengaruh nyata pada permintaan kedelai di Samarinda. Permintaan hanya
dipengaruhi oleh jumlah penduduk.
Fakhrina Fahma 2007 melakukan Perancangan Model Supply Demand Kedelai Sebagai Dasar Pengembangan Industri Berbasis Kedelai Di Kabupaten
Grobokan Jawa Tengah dengan metode 2sls berdasarkan penelitannya
Universitas Sumatera Utara
disimpulkan bahwa penawaran hanya dipengaruhi oleh luas panen, harga kedelai tidak mempengaruhi penawaran kedelai. Faktor-faktor yang mempengaruhi
permintaan adalah jumlah penduduk dan pendapatan perkapita sedangkan harga tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan.
Gusti 1995 melakukan penelitian mengenai penawaran kacang kedelai menurut wilayah produksi di Indonesia. Menggunakan persamaan parsial nerlove
dengan menggunakan metode kardrat terkecil OLS. Hasil dari pendugaan parameter respon luas areal dan produktivitas menghasilkan nilai elastisistas harga
di Jawa memiliki nilai yang elastis dibandingkan wilayah Sumatera, Sulawesi, Balim dan Nusa Tenggara dalam jangka pendek. Dalam Jangka Panjang elastisitas
harga kecang kedelai yang diperoleh nilainya lebih elastis daipada dalam jangka pendek. Hasil menunjukkan bahwa petani dalam selang waktu yang lama akan
menyesuaikan areal panen. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan kompetitif dalam menentukan luas areal panen kedelai dengan komoditi pesaing
yaitu jagung di setiap wilayah produksi. Hadipurnomo 2000 melakukan penelitian terhadap kebijakan produksi dan
perdagangan terhadap penawaran dan permintaan kacang kedelai di Indonesia. Penelitian ini menganalisis repon luas areal, produktivitas, impor, permintaan dan
harga kacang kedelai. Analisis dilakukan ditinjau dari wilayah-wilayah produksi utama kacang kedelai yaitu D. I Aceh, Provinsi Sumatera Utara, Lampung,
Sumatera Selatan, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, D.I Yogyakerta dan Jawa timur. Penelitian ini menggunakan
model persamaan simultan dan semua persamaan struktural yang terdapat dalam model overidentified. Metode pendugaan yang digunakan adalah Two Stage Least
Universitas Sumatera Utara
Squares 2SLS. Kesimpulan yang didapat untuk respon luas areal dan produktivitasnya adalah respon luas areal lebih besar daripada repon produktivitas
terhadap perubahan harga produsen, harga benih, harga pupuk, upah tenaga kerja dan harga pestisida. Harga produsen dari kedelai dan upah tenaga kerja tidak
berpengaruh signifikan terhadap penawaran. Priyosembodo 2001 di Irian Jaya berkesimpulan bahwa di Irian Jaya
peningkatan produksi kacang kedelai lebih banyak dipengaruhi oleh perluasan areal ekstensifikasi dibanding peningkatan produktivitas intensifikasi baik
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Penelitian ini menggunakan model penyesuaian Nerlove dengan melakukan pendekatan tidak langsung terhadap
respon penawarannya. Respon penawaran diperoleh secara tidak langsung melalui pendugaan terhadap respon areal dan respon produktivitas.
Pratiwi 2008 menganalisis Respon petani terhadap faktor-faktor yang mempengaruhin jumlah produksi kedelai di jawa timur tahun bertujuan untuk
mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap produksi kedelai secara parsial maupun simultan. Berdasarkan hasil analisis, diperoleh kesimpulan
bahwa secara bersama-sama terdapat pengaruh yang signifikan dari Luas Areal Panen, Harga Komoditi Kedelai, Harga Komoditi Jagung, Produktivitas
Kedelai, Curah Hujan terhadap Hasil Produksi Kedelai.
2.7 Kerangka Pemikiran