Kebijakan Tata Niaga Kebijakan Harga Pembelian Kedelai Petani

dikeluarkannya Keppres. Hal tersebut dilakukan karena terjadi sangat tingginya perubahan harga kedelai di dalam negeri yang mencapai lebih dari 100 persen. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 557 tersebut dilakukan untuk mengantisipasi kekurangan stok kedelai di dalam negeri, peningkatan konsumsi dan semakin tingginya harga dalam negeri.Tarif impor kedelai ditetapkan menjadi 5 pada tahun 2010. Tarif bea masuk atas kacang kedelai menjadi 0 dan berlaku mulai tanggal 24 Januari 2011 sampai dengan 31 Desember 2011. Pada 1 Januari 2012, tarif bea masuk kedelai kembali menjadi 5. Pada tanggal 3 Oktober 2013 tarif bea masuk impor dibebaskan menjadi 0 .

2.5.3 Kebijakan Tata Niaga

Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan tataniaga kedelai adalah Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 406MPPKepl 11997, yang berlaku mulai 1 Januari 1998. Kebijakan tersebut menerangkan bahwa impor kedelai yang semula hanya dilakukan oleh Bulog diubah menjadi boleh dilakukan oleh importir umum. Kebijakan tersebut memberikan dampak memacu peningkatan impor kedelai dari Amerika Serikat, China, Argentina dan Brazil dalam jumlah besar. Sehingga hal tersebut akan memperngaruhi pasokan kedelai di dalam negeri dan kestabilan harga domestik. Dampak yang lebih buruk adalah akan mempengaruhi motivasi petani produsen secara negatif untuk menanam kedelai. Pada akhirnya dampak kebijakan tersebut menurunkan produksi kedelai nasional. Berdasarkan penelitian Hadipurnomo 2000, dijelaskan bahwa sebelum era perdagangan bebas, Bulog masih memonopoli kedelai impor. Bulog menyalurkan kedelai impor ke KOPTI Koperasi Tahu dan Tempe Indonesia, KPKD Universitas Sumatera Utara Kelompok Pedagang Kacang Kedelai dan industri pengolah pangan. Kopti belum dapat memenuhi kebutuhan industri tahu dan tempe. Sebelum tahun 1997, pemerintah masih memberlakukan impor terbatas kuota, sehingga tidak semua industri dapat menggunakan kedelai impor. Hal ini dilakukan agar produksi kedelai lokal dapat terlindungi, mengingat harga kedelai lokal lebih mahal daripada kedelai impor. Dalam hal ini Bulog menjual kedelai impor dengan harga lebih tertentu kepada industri tahu dan tempe sehingga selisih harga kedelai lokal tidak terlalu besar dengan kedelai impor. Harga impor yang ditetapkan telah dipertimbangkan dari segi daya beli industri sehingga petani kedelai dapat berproduksi. KOPTI dan KPKD yang mendapat jatah kedelai dari pemerintah dapat beroperasi dengan baik karena mampu bersaing harga dengan pedagang besar.

2.5.4 Kebijakan Harga Pembelian Kedelai Petani

Harga pembelian petani merupakan turunan dari program stabilisasi harga kedelai berdasarkan keputusan mentri perdagangan no 23M-DAGPER52013. Produk turunan keputusan mentri ini adalah Penetapan Harga Pembelian Kedelai Petani Dalam Rangka Pengamanan Harga Kedelai Di Tingkat Petani. Peraturan ini bertujuan untuk menginsentif petani untuk menanam kedelai dan mengurangi kedelai impor. HBP Kedelai merupakan harga acuan pembelian kedelai di tingkat petani yang ditetapkan setiap tiga bulan.

2.6 Penelitian Terdahulu Mengenai Permintaan dan Penawaran