Kerangka Berpikir TINJAUAN PUSTAKA

adalah 19,36. Ini berarti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar matematika ditentukan oleh kemampuan koneksi matematis melalui disposisi matematis. Oleh karena itu, untuk meningkatkan prestasi belajar matematika siswa, maka terlebih dahulu perlu meningkatkan kemampuan koneksi dan disposisi matematisnya.

2.12 Kerangka Berpikir

Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang bersifat abstrak. Bangun ruang sisi datar merupakan salah satu materi matematika SMP yang bersifat abstrak, namun seringkali pembelajaran yang diterapkan guru adalah pembelajaran ekspositori yang sekedar ceramah dari guru kepada siswa. Guru hanya menyampaikan materi dan rumus-rumus untuk diterima dan dihafal siswa. Dalam pembelajaran materi bangun ruang hendaknya siswa tidak hanya dapat menghafal rumus, tetapi siswa dapat terampil menyelesaikan soal-soal. Siswa juga masih kesulitan dalam mengoneksikan topik sudah pernah dipelajari atau materi menjadi prasyarat dengan materi yang sedang dipelajari. Pemilihan model pembelajaran yang tepat dan disesuaikan dengan teori tentang perkembangan berpikir dalam belajar geometri menurut Van Hielle dapat menjadi alternatif usaha untuk mewujudkan hal tersebut karena siswa dapat memperoleh pengalaman dalam menemukan dengan cara mereka sendiri dan interaksi dalam pembelajaran dapat terpenuhi. Selain itu, rendahnya disposisi matematis siswa juga mempengaruhi kesuskesan pendidikan mereka. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk mengoneksikan memori tentang apa yang telah mereka pelajari dan yang sedang mereka pelajari adalah model CORE connecting, organizing, reflecting, extending. Jika prosedur pembelajaran model CORE dilakukan dengan benar, maka akan memungkinkan siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Karena dalam pembelajaran model CORE terdapat hal utama, yaitu siswa 1 diskusi menentukan koneksi untuk belajar; 2 diskusi membantu mengorganisasikan pengetahuan; 3 diskusi yang baik dapat meningkatkan berpikir reflektif; dan 4 diskusi dapat memperluas pengetahuan siswa. Dengan adanya diskusi dalam pembelajaran akan membantu merangsang siswa untuk aktif bertanya dan menyampaikan pendapat dalam pemenyelesaikan masalah. Sehingga juga dapat mambantu meningkatkan disposisi matematis siswa. Untuk membantu visualiasi obyek bangun ruang, pemahaman konsep dan pengaitan konsep dapat diadakan suatu proyek yang berhubungan dengan bangun ruang, dan untuk menghargai kerja siswa maka dilakukan penilaian melalui asesmen proyek. Selain itu, proyek ini juga dapat memberikan variasi dalam pembelajaran. Terdapat tiga kelas berbeda dalam penelitian ini, yaitu kelas dengan pembelajaran model CORE asesmen proyek, kelas dengan pembelajaran model CORE, dan kelas dengan pembelajaran ekspositori. Diduga rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa yang memproleh pembelajaran model CORE dengan asesmen proyek lebih tinggi dari pada rata-rata kemampuan koneksi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE dan pembelajaran ekspositori. Begitu pula dengan tingkat disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE dengan asesmen proyek lebih tinggi dari pada dengan tingkat disposisi matematis siswa yang memperoleh pembelajaran model CORE , dan siswa yang memperoleh pembelajaran ekspositori. Gambar 2.4 Bagan Kerangka Berpikir

2.13 Hipotesis Penelitian