Pembelajaran Model CORE dengan Asesmen Proyek Koneksi Matematis

Gambar 2.1 merupakan salah satu asesmen proyek yang digunakan dalam penelitian ini. Asesmen proyek tersebut digunakan pada pertemuan ketiga dengan materi pokok volume kubus. Perlengkapan yang dibutuhkan pada asesmen proyek ketiga dijelaskan oleh guru pada akhir pertemuan kedua, sehingga siswa dapat mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan pada pertemuan ketiga.

2.6 Pembelajaran Model CORE dengan Asesmen Proyek

Sintaks pembelajaran model CORE dengan asesmen proyek pada penelitian ini seperti sintaks pembelajaran model CORE, namun pembelajarannya menggunakan asesmen proyek. Sintaks tersebut yaitu sebagai berikut. 1 Tahap 1: Connecting menghubungkan Menghubungkan adalah tahapan mengingat kembali informasi lama yang berhubungan dengan informasi baru. 2 Tahap 2: Organizing mengorganisasikan Tahapan mengorganisasikan merupakan tahapan dimana siswa mengorganisasikan ide-ide untuk memahami materi guna memperoleh kesimpulan akhir. Penerapan pada pembelajaran dalam penelitian ini yaitu berupa kegiatan diskusi kelompok dengan menggunakan asesmen proyek. Pada kegiatan tersebut, siswa berdiskusi bersama dengan kelompoknya mengerjakan penugasan proyek berupa penemuan rumus. Proses pelaksanaannya pengumpulan data dan pengolahan ditulis dalam laporan. 3 Tahap 3: Reflecting merefleksi Merefleksi merupakan tahapan mengingat kembali hal-hal apa saja yang baru dipelajari. 4 Tahap 4: Extending memperluas Memperluas merupakan tahapan memperluas pengetahuan yang sudah diperoleh dengan cara latihan mandiri untuk mengukur kemampuan individu.

2.7 Koneksi Matematis

Koneksi matematis merupakan salah satu standar proses pembelajaran matematika yang sudah ditetapkan oleh NCTM. Menurut Mousley 2004: 383, membangun koneksi matematis merupakan kegiatan penting bagi guru dan siswa di dalam pembelajaran yang bertujuan untuk membangun pemahaman matematis siswa. Salah satu dalil yang dihasilkan dari pengamatan Bruner di sekolah- sekolah yaitu dalil pengaitan konektivitas, menyatakan bahwa dalam matematika, antara satu konsep dengan konsep lainnya terdapat hubungan yang erat, bukan saja dari segi sisi, namun juga dari segi rumus-rumus yang digunakan. Materi yang satu mungkin merupakan prasyarat bagi yang lainnya, atau suatu konsep tertentu diperlukan untuk menjelaskan konsep lainnya Suherman, 2003: 47. Menurut Coxford 1995, sebagaimana dikutip oleh Mandur et al. 2013: 4, kemampuan koneksi matematis adalah kemampuan menghubungkan pengetahuan konseptual dan prosedural, menggunakan matematika pada topik lain, menggunakan matematika dalam aktivitas kehidupan, mengetahui koneksi antar topik dalam matematika. Menurut Wahyudin 2008, sebagaimana dikutip oleh Mandur et al.,2013: 4, menyatakan bahwa bila siswa dapat mengkaitkan ide-ide matematis maka pemahaman mereka akan menjadi lebih dalam dan bertahan lama. Mereka dapat melihat hubungan-hubungan matematis saling berpengaruh antar topik matematika, dalam konteks yang menghubungkan matematika dengan mata pelajaran lain, serta di dalam minat-minat dan pengalaman mereka sendiri. Menurut Sumarmo 1994, sebagaimana dikutip oleh Listyotami 2011: 17, koneksi dalam kaitannya dengan matematika yang disebut dengan koneksi matematika dapat diartikan sebagai keterkaitan secara internal dan eksternal. Keterkaitan secara internal adalah keterkaitan antara konsep-konsep matematika yaitu berhubungan dengan matematika itu sendiri dan keterkaitan secara eksternal, yaitu keterkaitan antara matematika dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, menurut Sumarmo 2003, sebagaimana dikutip oleh Listyotami 2011: 21, kemampuan koneksi matematika siswa dapat dilihat dari indikator-indikator berikut. 1 Mengenali representasi ekuivalen dari konsep yang sama 2 Mengenali hubungan prosedur matematika suatu representasi ke prosedur representasi yang ekuivalen 3 Menggunakan dan menilai keterkaitan antar topik matematika dan keterkaitan di luar matematika 4 Menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari Menurut Jihad 2008, sebagaimana dikutip oleh Listyotami 2011: 21, koneksi matematika merupakan suatu kegiatan yang meliputi hal-hal berikut. 1 Mencari hubungan berbagai representasi konsep dan prosedur. 2 Memahami hubungan antar topik matematika. 3 Menggunakan matematika dalam bidang studi lain atau kehidupan sehari- hari. 4 Memahami representasi ekuivalen konsep yang sama. 5 Mencari koneksi satu prosedur ke prosedur lain dalam representasi yang ekuivalen. 6 Menggunakan koneksi antar topik matematika, dan antara topik matematika dengan topik lain. Kemampuan koneksi matematik mathematical connection dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menghubungkan ide-ide matematik. Siswa menunjukkan kemampuan koneksi matematika ketika mereka memberikan bukti bahwa mereka dapat memenuhi indikator koneksi matematis menurut NCTM 2000 : 64 yaitu “… mathematical connections in the rich interplay among mathematical topics, in contexts that relat e mathematics to other subjects, and in their own interests and experience. ” Keterangan NCTM tersebut mengindikasikan bahwa koneksi matematika terbagi kedalam tiga aspek kelompok koneksi, yaitu 1 koneksi antar topik matematika, 2 koneksi dengan disiplin ilmu lain, dan 3 koneksi dengan dunia nyata siswa koneksi dengan kehidupan sehari-hari. Indikator kemampuan koneksi matematis menurut NCTM 2000: 64, yaitu 1 mengenali dan memanfaatkan hubungan-hubungan antara gagasan-gagasan dalam matematika. 2 memahami bagaimana gagasan-gagasan dalam matematika saling berhubungan dan mendasari satu sama lain untuk menghasilkan suatu keutuhan koheren. 3 mengenali dan menerapkan matematika dalam bentuk konteks-konteks di luar matematika. Hal tersebut juga sejalan dengan silabus matematika Singapura 2006, sebagaimana dikutip oleh Kaur 2012: 134, yang menyatakan bahwa koneksi merupakan kemampuan untuk melihat dan menghubungkan antar ide-ide matematis, antara matematika dan mata pelajaran lain, dan antara matematika dan kehidupan sehari-hari. Koneksi membantu siswa memahami apa yang mereka pelajari dalam matematika. Indikator koneksi matematis menurut Ministry of Education Singapore 2013: 32, yaitu 1 membuat koneksi dalam matematika 2 membuat koneksi antara matematika dan disiplin ilmu lain 3 membuat koneksi antara matematika dan dunia nyata Indikator koneksi matematis yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu indikator menurut MOE Singapura, karena indikator tersebut sudah diterapkan pada silabus pembelajaran matematika Singapura dari kelas primer sampai pre- universitas. Berikut ini merupakan contoh soal koneksi matematis. Gambar 2.2 merupakan salah satu soal yang digunakan dalam soal uji coba koneksi matematis. Soal tersebut merupakan soal dengan indikator membuat koneksi antara matematika dan dunia nyata. Melalui soal tersebut, siswa dapat melakukan penyelesaian dengan menghubungkan soal matematika tersebut dengan kehidupan nyata. Siswa dapat mengimajinasikan atau membayangkan soal untuk mencari kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan kemudian mencari solusinya.

2.8 Disposisi Matematis