Soal Tes Instrumen Penelitian

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian diperlukan untuk mendapatkan data yang akan menjawab permasalahan dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini meliputi soal tes dan skala.

3.5.1 Soal Tes

Penyusunan soal tes dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. 1 Menentukan materi, dalam penelitian ini materi yang digunakan adalah materi bangun ruang sisi datar yang meliputi luas permukaan kubus, luas permukaan balok, volume kubus, dan volume balok. 2 Menentukan bentuk soal tes, dalam penelitian ini bentuk soal tes yang digunakan adalah soal uraian. 3 Menentukan banyaknya butir soal. 4 Menentukan alokasi waktu pengerjaan soal, dalam penelitian ini waktu yang disediakan untuk mengerjakan soal yaitu selama 60 menit. 5 Membuat kisi-kisi soal. 6 Membuat perangkat tes, yaitu dengan menuliskan butir soal, menulis petunjuk atau pedoman mengerjakan, serta kunci jawaban soal. 7 Mengujicobakan instrumen tes. 8 Manganalisis hasil uji coba, meliputi validitas, reliabilitas, taraf kesukaran, dan daya pembeda. 9 Menentukan soal-soal yang memenuhi syarat untuk menjadi soal tes akhir berdasarkan analisis data hasil uji coba instrumen. 10 Menyusun RPP untuk kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. 11 Melaksanakan pembelajaran pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. 12 Melakukan tes akhir berupa tes kemampuan koneksi matematis siswa pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol. Kisi-kisi, soal, pedoman penskoran, dan kriteria pedoman penskoran uji coba tes dapat dilihat pada Lampiran 9-12. Sedangkan kisi-kisi, soal, pedoman penskoran, dan kriteria pedoman penskoran postes dapat dilihat pada Lampiran 30-33. 3.5.2 Skala Disposisi Matematis Skala disposisi matematis merupakan salah satu bentuk skala sikap. Menurut Azwar 2007: 97, skala sikap disusun untuk mengungkap sikap pro dan kontra, positif, dan negatif, setuju dan tidak setuju terhadap suatu objek sosial. Pada skala sikap, objek sosial tersebut berlaku sebagai objek sikap. Skala disposisi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui tingkat disposisi matematis siswa terhadap pembelajaran matematika dengan menggunakan CORE asesmen proyek. Skala disposisi ini menggunakan skala Likert. Skala Likert adalah skala yang dapat digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang suatu gejala atau fenomena pendidikan. Kriteria yang digunakan dalam penelitian ini, meliputi selalu SL, sering S, jarang J, dan tidak pernah TP. Cara penilaian skala disposisi matematis siswa menggunakan skala Likert sebagaimana terlihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Cara Penskoran Skala Disposisi Kategori Pilihan Jawaban Positif Negatif Selalu Sering Jarang Tidak Pernah 4 3 2 1 1 2 3 4 Sebelum melakukan tes hipotesis melalui uji statistik, harus diketahui arti dari skor yang diperoleh responden. Untuk mengetahuinya, dilakukan proses kategorisasi. Kategorisasi dapat dilakukan secara normatif dengan memanfaatkan statistik deskriptif untuk menginterpretasi skor skala. Kategorisasi didasarkan pada asumsi bahwa skor subjek dalam kelompoknya merupakan estimasi skor subjek dalam populasi dan bahwa skor subjek dalam populasinya terdistribusi secara normal Azwar, 2014: 146. Norma kategorisasi yang digunakan adalah sebagai berikut. Rendah Sedang Tinggi Azwar, 2010: 149 Keterangan: : Skor : mean teoritik : deviasi standar Langkah kategorisasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. 1 Menentukan skor terendah; 2 Menentukan skor tertinggi; 3 Menentukan rentang skor skala; 4 Menentukan deviasi standar ; 5 Menentukan mean teoritik . Untuk mengetahui tingkat disposisi matematis siswa, digunakan data yang berasal dari skala disposisi matematis siswa. Berdasarkan langkah di atas, untuk mengetahui tingkat disposisi matematis siswa dilakukan sebagai berikut. 1 Menentukan skor terendah. 2 Menentukan skor tertinggi. 3 Menentukan rentang skor skala. 4 Menentukan deviasi standar Gambar 3.1 Kurva Distribusi Normal Standar 5 Menentukan mean teoritik Setelah diperoleh nilai dan , kemudian disubstitusikan ke norma kategorisasi yang digunakan, sehingga diperoleh   40  Kriteria tingkat disposisi matematis siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Kriteria Tingkat Disposisi Matematis Siswa Skor Kriteria Rendah Sedang Tinggi Selain kategori tingkat disposisi matematis untuk setiap siswa, disajikan juga kategori untuk setiap indikator disposisi matematis. Misalnya untuk mengetahui kategori indikator percaya diri pada kelas eksperimen 1 dilakukan langkah sebagai berikut. 1 Menentukan skor terendah 2 Menentukan skor tertinggi 3 Menentukan persentase terendah 4 Menentukan persentase tertinggi 5 Menentukan rentang persentase � � Langkah yang dilakukan untuk mengetahui kategori indikator percaya diri pada kelas eksperimen 2 sama seperti langkah untuk mengetahui kategori indikator percaya diri pada kelas eksperimen 1 karena banyak siswanya sama, yaitu 30. Sedangkan untuk mengetahui kategori indikator percaya diri pada kelas kontrol, dilakukan langkah sebagai berikut. 1 Menentukan skor terendah 2 Menentukan skor tertinggi 3 Menentukan persentase terendah 4 Menentukan persentase tertinggi 5 Menentukan rentang persentase � � Untuk mengetahui kategori pada keenam indikator lainnya, dilakukan langkah perhitungan yang sama. Sehingga kategori untuk setiap indikator dari disposisi matematis kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2, dan kelas kontrol dapat dilihat di Tabel 3.4. Tabel 3.4 Kriteria untuk Indikator Tingkat Disposisi Matematis Persentase Kriteria Rendah Sedang Tinggi Kisi-kisi dan lembar uji coba skala disposisi matematis dapat dilihat pada Lampiran 13 dan 14. Kisi-kisi dan lembar uji coba skala disposisi matematis dapat dilihat pada Lampiran 34 dan 35.

3.5.3 Lembar Pengamatan Kemampuan Mengajar Guru