Disposisi Matematis TINJAUAN PUSTAKA

Berikut ini merupakan contoh soal koneksi matematis. Gambar 2.2 merupakan salah satu soal yang digunakan dalam soal uji coba koneksi matematis. Soal tersebut merupakan soal dengan indikator membuat koneksi antara matematika dan dunia nyata. Melalui soal tersebut, siswa dapat melakukan penyelesaian dengan menghubungkan soal matematika tersebut dengan kehidupan nyata. Siswa dapat mengimajinasikan atau membayangkan soal untuk mencari kaitannya dengan kehidupan sehari-hari dan kemudian mencari solusinya.

2.8 Disposisi Matematis

Menurut Sumarmo, sebagaimana dikutip oleh Yulianti 2013: 27, disposisi matematis adalah keinginan, kesadaran, dan dedikasi yang kuat pada diri siswa untuk belajar matematika dan melaksanakan berbagai kegiatan matematika. Sedangkan menurut Katz 1993: 2, disposisi adalah kecenderungan untuk secara sadar consciously, teratur frequently, dan sukarela voluntary untuk berperilaku tertentu yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu. Gambar 2.2 Contoh Soal Koneksi Matematis Dispenser minuman yang berbentuk balok mempunyai luas alas 450 cm 2 dan tinggi 25 cm. Galih menambahkan sirup dan air dengan perbandingan 1 : 3 ke dalam dispenser untuk membuat minuman. Jika Galih menggunakan 6,75 liter air, berapakah persentase dari dispenser yang akan terpenuhi oleh minuman? Menurut National Council of Teachers of Mathematics 1989, disposisi matematika memuat tujuh indikator. Adapun indikator - indikator tersebut sebagai berikut, 1 memiliki kepercayaan diri dalam menggunakan matematika, mengkomunikasikan ide-ide dan memberi alasan; 2 fleksibel dalam mengeksplorasi ide-ide matematis dan mencoba berbagai metode alternatif untuk memecahkan masalah; 3 bertekat tekun dalam mengerjakan tugas-tugas matematika; 4 memiliki ketertarikan, keingintahuan dan kemampuan dalam bermatematika; 5 melakukan refleksi diri terhadap cara berpikir; 6 menghargai aplikasi matematika; dan 7 mengapresiasi peranan matematika. Disposisi matematika siswa berkembang ketika mereka mempelajari aspek kompetensi lainnya. Sebagai contoh, ketika siswa menyelesaikan persoalan, sikap dan keyakinan mereka sebagai seorang pebelajar menjadi lebih positif. Makin banyak konsep dipahami oleh seorang siswa, siswa tersebut makin yakin bahwa matematika itu dapat dikuasai. Sebaliknya, bila siswa jarang diberikan tantangan berupa persoalan matematika untuk diselesaikan, mereka cenderung menjadi menghafal dari pada mengikuti cara-cara belajar matematika yang semestinya, dan mereka mulai kehilangan rasa percaya diri sebagai pebelajar. Ketika siswa merasa dirinya mampu dalam belajar matematika dan menggunakannya dalam memecahkan masalah, mereka dapat mengembangkan kemampuan ketrampilan menggunakan prosedur dan penalaran adaptifnya. Disposisi matematika siswa merupakan faktor utama dalam menentukan kesuksesan pendidikan mereka Kilpatrick et al., 2001: 131. Mengingat salah satu tujuan pendidikan nasional kurikulum 2006 yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, yaitu memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah. Hal ini menunjukkan bahwa disposisi matematis termuat dalam tujuan pendidikan dalam kurikulum 2006. Indikator yang digunakan untuk mengetahui disposisi matematis siswa dalam penelitian ini adalah indikator dari NCTM, karena sejalan dengan tujuan pendidikan nasional kurikulum 2006. Berikut ini merupakan contoh pernyataan untuk mengetahui tingkat disposisi matematis siswa. Gambar 2.3 Contoh Pernyataan dalam Skala Disposisi Matematis Gambar 2.3 merupakan contoh pertanyaan dalam skala disposisi matematis yang digunakan dalam penelitian ini dengan indikator penuh rasa ingin tahu dalam bermatematika. Pernyataan-pernyataan tersebut mengandung unsur tentang keingintahuan, sehingga diharapkan melalui pernyataan-pernyataan tersebut dapat dapat diketahui tentang tingkat disposisi siswa pada indikator penuh rasa ingin tahu dalam bermatematika.  Saya bertanya kepada guruteman tentang materi pelajaran yang belum saya pahami.  Saya hanya mengandalkan informasi dari pembelajaran di kelas.  Saya berupaya untuk mencari masalah soal yang lebih menantang.  Saya saling bertukar informasi dengan teman yang diajar oleh guru matematika yang berbeda.

2.9 Ketuntasan Pembelajaran Matematika