BAGI HASIL YANG BELUM DIBAGIKAN SIMPANAN

61 Indonesia, dan juga dana yang dijaminkan sehingga diperhitungkan untuk premi penjaminan yang harus dibayar oleh bank syariah.

B. BAGI HASIL YANG BELUM DIBAGIKAN

1 D EFINISI DAN D ASAR P ENGATURAN Bagi hasil yang belum dibagikan adalah kewajiban mudharib bank kepada shahibul maal atas bagian keuntunganlaba dari hasil usaha bank yang telah disisihkan berdasarkan nisbah bagi hasil yang telah disepakati dari pengelolaan dana mudharabah. Hal tersebut diatur dalam PSAK12002 tentang Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan, paragraf 91, bahwa karakterisktik esensial kewajiban adalah bila perusahaan mempunyai kewajiban masa kini. Kewajiban juga merupakan suatu tugas dan tanggungjawab untuk bertindak atau untuk melaksanakan sesuatu dengan cara tertentu. Kewajiban dapat dipaksakan menurut hukum sebagai konsekuensi dan kontrak mengikat menurut undang-undang peraturan. 2 P ERLAKUAN A KUNTANSI Bagi hasil ini diakui pada saat dana diterima atau dipindahkan dari rekening asal. Artinya distribusinya diakui berdasarkan metode cash basis dan pengakuan dapat digunakan metode accrual basis. Dalam neraca akan disajikan sebesar jumlah kewajiban bank yang segera akan dibayarkan kepada nasabah pemilik dana. Ilustrasi Jurnal: Saat perhitungan bagi hasil yang harus dibagikan kepada nasabah: Debit: Beban Bagi hasil Kredit: Bagi hasil yang masih harus dibagikan Saat bagi hasil dibagikan kepada pemilik dana: Debit: Bagi hasil yang masih harus dibagikan Kredit: Kasrekening nasabahkliring

C. SIMPANAN

1 D EFINISI DAN D ASAR P ENGATURAN Simpanan adalah kewajiban bank syariah kepada pihak lain ketiga baik bank maupun bukan bank, berupa simpanan giro dan tabungan yang menggunakan prinsip wadiah. Wadiah adalah titipan nasabah yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat bila nasabah yang bersangkutan menghendaki atau mencairkan dananya. Dalam konteks ini banks syariah hanya berfungsi sebagai mudharib. Secara profesioanl bank syariah bertanggungjawab atas pengelolaan dan pengembalian titipan dan tersebut termasuk bagi hasil yang menjadi bagian atau hak pemilik dana sesuai dengan nisbah bagai hasilk yang telah disepakati. 61 Dasar pengaturan diatur dalam PSAK 592003, paragraf 137-138, bahwa dana wadiah diakui sebesar jumlah dana yang dititipkan pada saat terjadinya transkasi. Penerimaan yang diperoleh atas pengelolaan dana titipan diakui sebagai pendapatan bank dan bukan merupakan unsure yang harus dibagikan. Bila ada pemberian bonus dalam transaski wadiah ini maka harus diakui sebagi beban pada saat terjadinya, atau pengeluaran bonus tersebut kepada pemilik dana. Giro wadiah ini dapat dilakukan oleh pihak ketiga dalam bentuk penggunaan cek, bilyet giro, kartu ATM, sranan perintah pembayaran lainnya dengan cara pemindahbukuan. Termasuk di dalamnya giro wadiah yang diblokir untuk tujuan tertentu, misalnya dalam rangka escrow account, giro yang diblokir oleh pihak ynga berwajib, dll. PAPSI, IV.148, 2003. Sedangakan tabungan wadiah adalah titipan pihak ketiga kepada bank syariah yang penarikannya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati dengan kuitansi, kartu ATM, sarana perintah pembayaran lainnya dengan cara pemindahbukuan juga. Jika terhadap simpanan wadiah ini terdapat bonus maka terhadap bonus tersebut harus dikenakan pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Misanlya; atas aaldo simpanan wadiah Tuan Agus Dermawan pada akhir periode akuntansi sebesar Rp. 25.000.000,00. Bank syariah memberikan bonus kepada pemilik dana sebesar Rp. 1.000.000,00. Maka sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku, terhadap bonus tersebut akan dipotong beban pajaknya sebesar Rp 100.000,00 10 untuk disetorkan ke Kas Negara. Untuk sementara dipotong oleh pengelola bank syariah. 2 P ERLAKUAN A KUNTANSI Pengakuan dan pengukuran untuk kewajiban ini diakui sebesar nilai nominal penyetoran dan penarikan dilakukan oleh pemilik rekening. Untuk setoran giro wadiah yang diterima secara tunai diaki pada saat uang diterima. Setoran giro wadiah melalui kliring diakui setelah efektif diterima. Sedangkan tabungan wadiah daiku isebesart nilai nominal yaitu pada saat uang secara tunai diterima, demikian pula tabungan wadiah melali kliring diakui setelah efektif diterima. Bila pemberian bonus atas simpanan kepada nasabah diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Dan terhadap pajak yang dikenakan untuk sementara di[potong oleh bank syariah dan selanjutnya kan disetorkan pada akhir bulan atau tahun ke kas negara. Untuik sadlo simpanan wadiah yang menjadi kewajiban bak syariah harus disajikan dalam neraca sebesar jumlah nominalnya untuk masing-masing simpanan. Dalam laporan keuangan neraca simpanan ini harus diungkapkan secara komprehensif meliputi: jumlah, jenis simpanan, pihak yang mempunyai hubungan istimewa dan kemungkinan jumlah simpanan yang diblokir. Untuk beban bonus yang timbul dan menjadi konsekuensi bank syariah dalam penyelesaian pembayarannya maka harus dibebankan dalam periode berjalan, sebagai beban operasional. Khusus untuk giro wadiah maka ketentuan ini berlaku hanya pada bank syariah, bank perkreditan syariah BPRS tidak boleh melalukan transaksi ini, terutama berkaitan dengan lalu lintas pembayarannya. Ilustrasi Jurnal: 61 1 Saat penerimaan titipan: Debit: KasKliringpemindahbukuan Rp.xxxxxxx Kredit: GiroTabungan Wadiah Rp.xxxxxxx 2 Saat penarikan titipan: Debit: GiroTabungan Wadiah Rp.xxxxxxx Kredit: KasKliringpemindahbukuan Rp.xxxxxxx 3 Pembayaran bonus girotabungan dan pajak: Debit: Beban Bonus GiroTabungan Wadiah Rp.xxxxxxx Kredit: GiroTabungan Wadiah Rp.xxxxxxx Kredit: Utang Pajak Penghasilan PPH Pasal 23. Rp.xxxxxxx 4 Saat penyetoran pajak ke Kas Negara: Debit: Utang Pajak Penghasilan Rp.xxxxxxx Kredit: Kas Rp.xxxxxxx

D. SIMPANAN DARI BANK LAIN