61 Sistem masyarakat dan aktivitas manusia ini telah tumbuh, berkembang, dan menjadi
sempurna di dalam lingkup syari`at Islami. Apabila kita perhatikan perkembangan sekarang ini pada masyarakat non-Islami dan pada pertengahan terakhir abad ke-20
secara khusus, akan kita dapati bahwa perkembangan itu mengikuti sistem yang sama dengan sistem yang dilalui oleh perkembangan muhasabah pada masa negara Islami
dengan perbedaan prosedur sistem tersebut. Sebab, perkembangan akuntansi pada saat sekarang ini di negera-negara non-Islami hanyalah terpengaruh terpengaruh dengan
perkembangan baru di dalam undang-undang umum cammon law dan berpengaruh terhadap kebutuhan-kebutuhan pribadi dalam bidang perdagangan, hal ini berbeda sesuai
dengan perbedaan kemampuannya dan sarana pekerjaan yang digunakannya. Semuanya ini terpengaruh dengan sistem negara dan kebutuhan-kebutuhannya baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Sementara itu orang-orang Barat membedakan antara akuntansi dan bookkeeping, sedangkan negara dan masyarakat Islami menggunakan kata akuntansi dalam bentuk
yang lebih sempurna, di dalamnya meliputi pengertian bookkeeping dan juga pengertian akuntansi dan musaalah pertanggungjawaban.
Syari`at Islami dan tuntutan-tuntutannya termasuk faktor yang mengantarkan kepada perkembangan akuntansi di negara Islami. Sebenarnya, sebagian ahli sejarah non
muslim menyangkal pendapat yang mengatakan bahwa pertumbuhan dan perkembangan akuntansi terjadi di Republik Italia pada abad XV, namun mereka
tidak menentukan dimana tempat pertumbuhan dan perkembangan akuntansi yang sebenarnya. Barangkali mereka dapat dimaklumi, karena mereka tidak mengetahui
hakikat Islami dan tuntutan-tuntutannya dari satu segi, dan dari segi lain mereka tidak memiliki data dan bukti-bukti serta tidak melakukan penelitian di dalam masyarakat
Islami. Di antara para ahli sejarah yang menyangkal pendapat tersebut adalah Have, dia berkata: Perkembangan akuntansi tidaklah terjadi di Republik Italia kuno, tetapi yang
terjadi adalah Italia mengetahui tentang akuntansi dan ilmu itu sampai kepada mereka dari bangsa lain. 1976, 13.
Bila diperhatikan sejarah akuntansi dan yang ditulis oleh non muslim sampai sekarang, bahwa di sana ada penekanan pada dua masa; Pertama, masa sebelum berdirinya negara
Islami. Kedua, masa yang awalnya bersamaan dengan berakhirnya abad XV dengan munculnya buku Pacioli yang di dalamnya terdapat satu bab khusus tentang akuntansi.
Dengan demikian, mereka mengabaikan masa sejak munculnya Islami dan hingga tahun 1494 M. yaitu tahun munculnya buku Pacioli. Masa ini merupakan mata rantai yang
hilang, karena masa ini nampaknya telah dilalaikan secara sengaja, tetapi, Barangkali, masa ini telah dilalaikan karena mereka tidak memiliki ilmu dan jahil tentang Islami
serta tuntutan-tuntutannya dari satu sisi, dan dari sisi lain mereka jahil pula terhadap bahasa Arab. Oleh karena itu, sudah seharusnya kita sebagai komunitas muslim
terutama di negara-negara Islami mulai memberikan dan menyampaikan informasi ilmu ini khususnya tentang akuntansi secara benar kepada semua lapisan masyarakat.
Agar persepsi yang sudah kaprah tidak terjadi lagi untuk masa sekarang dan mendatang.
B. S
EJARAH
A
KUNTANSI
O
RANG
-O
RANG
A
RAB
S
EBELUM
I
SLAMI
61 Ketika berbicara tentang sejarah akuntansi di kalangan orang-orang Arab, maka yang
dimaksudkan adalah masa yang berakhir dengan hijrahnya Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam, dari Makkah ke Madinah tahun 622 M, yang setelah itu dimulailah sejarah
Islami. Pada masa sebelum berdirinya negara Islami, bangsa Arab terpecah-pecah, tidak disatukan oleh satu sistem politik, kecuali tradisi kekabilahan yang dominan. Sekalipun
demikian, mereka memiliki pasar-pasar dan tempat-tempat aktivitas perdagangan di dalam negeri maupun di luar negeri, yang tercermin dalam dua perjalanan di musim
dingin dan di musim panas, yaitu ke negeri Syam dan ke negeri Yaman.
Rasul Muhammad SAW berawal pada tahun 609 M, dan beliau selama tiga belas tahun tinggal di Makkah sampai berhijrah ke Madinah pada tahun 622 M. Dengan hijrahnya
Rasul Muhammad SAW dari Makkah ke Madinah, mulailah tahun Hijriyah menjadi kalender Islami yang didasarkan pada peredaran bulan, sedangkan kalender Masehi
berdasarkan pada peredaran matahari.
Kehidupan bangsa Arab di negeri antara dua sungai pada masa lampau telah mencapai tingkat kehidupan yang makmur. Hal ini berpengaruh terhadap akuntansi yang ada di
kalangan orang-orang Arab, yaitu konstruksi kehidupan sosial di negeri Rafidin atau yang dikenal dengan nama negeri antara dua sungai Mathews dan Perera, 1991, 11
mulai berbuat untuk melayani kebutuhan-kebutuhan mereka dalam bidang perdagangan dan industri yang maju pada saat itu. Ensiklopedi Britanian menunjukkan bahwa negeri
Rafidin juga dikenal dengan nama Jaziratul Arabiyah. Antara tahun 4500 SM sampai tahun 500 SM.
Kehidupan di negeri antara dua sungai mencapai tingkat kehidupan yang tinggi karena tanahnya subur di satu sisi, dan di sisi yang lain karena kemajuan dalam bidang
pekerjaan dan industri, seperti industri batu bata, pewarnaan pakaian, pertukangan, dan penukaran uang Chatfield. 1968, 12. Negeri antara dua sungai atau negeri Rafidin
meliputi wilayah Akkad di Utara dan Sumar di Selatan. Wilayah-wilayah tersebut memiliki berbagai peradaban seperti peradaban Sumariyah kuno milik orang-orang
Sami, kemudian peradaban Asyuriyah Babiliyah, dan Kildaniyah. Sebagian besar negeri antara dua sungai itu menjadi wilayah Iraq, sebagian kecil menjadi wilayah Iran, dan
sebagian lagi menjadi wilayah Suriah Chatfield, 1968, 12. Peradaban di negeri antara dua sungai ini telah sampai pada tingkat memaksakan bahasanya ke dunia, sehingga
bahasa mereka menjadi bahasa populer dalam perdagangan dan politik di dunia, dan Babilonia menjadi pusat jalinan perdagangan di timur Brown, 1968, 16-17.
Kemajuan dalam bidang perdagangan, industri, keuangan, dan jasa sebagaimana yang dikenal pada waktu itu di belahan dunia Arab menjadikan keberadaan sarana untuk
mencatat apa yang terjadi sebagai sesuatu yang urgen. Sarana tersebut adalah berupa tulisan. Ustadz Mahmud Syakir menerangkan bahwa orang-orang Arab-lah yang
menemukan tulisan pada tahun 3200 SM, 1991, 6. Penemuan tulisan ini berimplikasi pada terjadinya perubahan mendasar dalam kehidupan manusia untuk suatu
masa karena telah membantu untuk mencatat dan menukil pengetahuan serta pemikiran- pemikiran. Salah seorang peneliti Barat berkata bahwa manusia ini berUtang budi
kepada penduduk antara dua sungai karena mereka telah menemukan tulisan. Chatfield, 1968, 16. Ustadz Mahmud Syakir tidak menentukan di negeri Arab bagian mana tulisan
itu ditemukan, tetapi Chatfield menyebutkan bahwa tempat itu di negeri Rafidin.
61 Tetapi, Ibnu Khaldun menyebutkan bahwa tulisan telah berpindah dari Yaman ke Iraq,
karena di sana terdapat tulisan yang bernama Al Khaththul Himyari, lalu dari Iraq berpindah ke Hirah hal. 463. Ibnu Khaldun menambahkan, Orang-orang Himyar
memiliki tulisan yang dinamakan Al Musnad, huruf terpisah dan mereka melarang untuk mempelajari tulisan itu kecuali atas izin mereka. Dari Himyar, Mesir mempelajari
tulisan Arab Hal. 464.
Kemajuan dalam bidang perdagangan dan sosial serta keterkaitannya dengan penemuan tulisan dalam kapasitasnya sebagai sesuatu yang urgen yang sangat dibutuhkan oleh
keadaan pada saat itu, mendorong salah seorang peneliti untuk mengatakan bahwa orang-orang Finiqiya pernah menggunakan huruf paku yang pernah digunakan di negeri
Rafidin, namun setelah itu mereka menemukan huruf-huruf khas mereka yang kemudian digunakan oleh orang-orang Yunani. Huruf-huruf Finiqiya ini memiliki karakter
tersendiri, menarik, ditulis dari arah kanan ke kiri. Britanica, vol. 9; 392. Pada hakikatnya, tulisan sejak ditemukan dan untuk masa yang cukup lama hanya digunakan
untuk mencatat pemasukan dan pengeluaran gudang. Hal ini membuat timbulnya suatu ungkapan bahwa tulisan ditemukan not to write book but to keep books American
Institute of Ceritifield Public Accountants, 1970, 1.
Selanjutnya dapat dikatakan bahwa perkembangan dan kemajuan dalam bidang perdagangan dan sosial berimplikasi pada penemuan tulisan, dan tulisan dengan
perannya berimplikasi pada peletakan batu fondasi bagi akuntansi. Semuanya ini terjadi di wilayah tersebut yang merupakan bagian dari dunia Arab. Dan tidak mustahil hal
seperti itu terjadi pula di wilayah-wilayah yang lain dari dunia Arab, di samping negeri antara dua sungai. Namun sampai sekarang, berbagai ekskavasi tidak menunjukkan hal
itu, atau dalam bentuk yang lebih rinci lagi tidak ada seorang pun yang mempelajari ekskavasi-ekskavasi itu dari segi perdagangan dan akuntansi, khususnya dalam hal yang
berkaitan dengan Yaman dan masa-masa keemasan yang dialaminya.
Tulisan Sumariyah termasuk bentuk tulisan yang terdahulu secara umum, karena tulisan Mishriyah Mesir muncul setelah itu. Kedua bentuk tulisan itu, yaitu Sumariyah dan
Mishriyah terbentuk dari rumus-rumus sesuatu dan dikenal dengan nama pictographic yaitu tulisan dalam bentuk gambar Chatfield, 1968, 16. Demikian pula buku-buku
akuntansi yang digunakan di Sumar dan Babilonia, yang sifatnya mengandung hitungan- hitungan berimbang neraca, menurut pemikiran James dan Snyder mungkin
dikategorikan sebagai sistem Sumariyah untuk sistem Al Qaidul Muzdawaj Double Entry Bookkeeping, Snell, 1982, 53.
Penduduk negeri antara dua sungai telah menggunakan papan tulis tembikar yang bertuliskan dengan huruf paku untuk mencatat hitungan-hitungan mereka. Meskipun
sederhana, itu sudah cukup dan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan mereka dalam bidang perdagangan dan sosial. Babilonia telah dikenal dengan pekerjaan-pekerjaan
penukaran uang sejak masa yang tidak dikenal sampai abad V SM, Brown, 968, 18.
Sudah tentu orang-orang Babilonia dan Asyuria tidak mengatur dan memelihara hitungan-hitungan mereka dengan cara yang digunakan pada masa kita sekarang ini atau
cara yang mendekati hal itu. Tetapi, sistem yang mereka gunakan dalam mengatur urusan keuangan serta mencatat dan memelihara hitungan-hitungan mereka telah memberikan
andil dalam perkembangan yang terjadi pada masa berikutnya di tempat lain di dunia
61 Arab, kemudian di dunia Islami. Di antara yang patut disebutkan adalah papan tulis
tembikar Sumariyah dan Babiliyah yang diungkap oleh berbagai ekskavasi telah menjelaskan tujuan gudang-gudang umum dan tempat-tempat ibadah, di samping
menjelaskan tentang adanya sistem akuntansi dalam penggajian dan pengupahan tentara Romawi, dan berbagai tingkatan gaji dan upah tersebut.
Apabila diperhatikan tempat lain di dunia, maka akan ditemukan peradaban Mesir yang termasuk paling baru dibandingkan dengan peradaban-peradaban yang dikenal di negeri
antara dua sungai, karena peradaban Mesir dimulai sekitar tahun 500 SM. Sudah pasti bahwa orang Arab baik yang ada di negeri antara dua sungai di Mesir telah menemukan
sistem akuntansi yang sesuai dengan lingkungan mereka pada saat itu, dan berbeda dengan penduduk-penduduk lain.
Di samping itu, orang-orang Arab baik yang ada di negeri Rafidin atau Mesir, atau negeri Syam, di celah-celah perdagangan mereka, telah memberikan pengaruh terhadap
tetangga mereka di bagian utara. Orang-orang Romawi dan Yunani telah mengambil manfaat dari sistem akuntansi yang terkenal di kalangan orang-orang Arab yang ada di
negeri antara dua sungai dan Mesir. Sebab, orang-orang Romawi dan Yunani memperhatikan pembukuan pedagang, tempat-tempat ibadah, dan negara sebagaimana
halnya orang-orang Babilonia.
Meskipun orang-orang Yunani telah mengambil manfaat dari sistem akuntansi yang terdahulu yang dikenal di kalangan tetangga mereka orang-orang Arab pada saat itu,
mereka pun secara bertahap memulai mengembangkan sistem akuntansi yang khusus bagi mereka. Yang mendukung mereka dalam hal ini adalah penemuan mata uang sekitar
tahun 630 SM. Namun, pengembangan mereka terhadap sistem akuntansi khusus mereka ini memiliki karakter umum, karena perhatian mereka didasarkan pada pengungkapan
kesalahan-kesalahan tanpa adanya efektifitas dan mereka memperhatikan akuntansi sebagai sarana untuk membantu pengambilan keputusan atau mengukur efektifitas, atau
mengukur keuntungan yang dipastikan. Pada waktu selanjutnya, orang-orang Romawi mengambil sistem akuntansi ini dari orang-orang Yunani.
Tujuan dari penggunaan akuntansi di kalangan orang-orang Arab adalah untuk mengukur keuntungan. Keadaan seperti ini terus berlangsung sampai munculnya negara Islami
pada tahun 1 H622 M. Adapun akuntansi sebagai sarana pembantu dalam pengambilan keputusan belumlah difungsikan sampai munculnya negara Islami. Bagi orang-orang
Arab pra Islami, perhitungan keuntungan dilakukan dengan cara mengetahui kelebihan pada modal murni antara awal dan akhir saldo akhir masa perdagangan. Bagi orang-
orang Arab Hijaz, keuntungan dihitung dua kali: pertama, setelah perjalanan dagang ke Yaman pada musim dingin, dan kedua setelah perjalanan dagang ke Syam pada musim
panas. Tampaknya, karena minimnya bukti-bukti yang ada yang menjelaskan tentang sejarah akuntansi di dunia Arab seperti Babilonia, orang-orang Arab pra Islami tidak
memberikan perhatian terhadap pencatatan penemuan-penemuan mereka dan perkembangan kehidupan mereka. Tidak adanya perhatian terhadap pencatatan perkara-
perkara tersebut kembali kepada tabiat orang-orang Arab dalam mentransfer pengetahuan. Mereka menyebarkan pengetahuan kepada para generasi secara lisan, dari
orang ke orang. Orang-orang Arab memiliki keistimewaan dalam hal kekuatan hafalan dan daya tangkapnya. Hal seperti ini terus berlangsung sampai pada awal masa Islam.
Namun, dengan tumbuhnya negara Islam, hal ini mengalami perubahan yang cepat,
61 karena pencatatan penemuan-penemuan dan ilmu mulai mengambil perannya, yaitu
berawal dari pencatatan hadits-hadits Rasulullah Muhammad SAW.
Tahun 1202 M adalah tahun dimasukkannya angka-angka Arab dan aritmetika yang keduanya ditemukan oleh kaum muslimin kemudian dibawa ke Eropa, yaitu melalui
buku yang ditulis oleh Leonardo of Pisa Putra Bonnaci Fibonnaci yang banyak melakukan perjalanan ke dunia Arab. Brown, 1968, 11. Tentu saja, hal ini bukan berarti
akuntansi tidak sampai ke Italia melalui para pedagang muslim, sebelum tahun 1202 M. Sebab, sangat memungkinkan, hubungan dagang dan akibat yang ditimbulkannya seperti
adanya hubungan cinta kasih antara kaum muslimin dan orang-orang orang Italia telah membuka jalan bagi penggunaan angka-angka Arab dalam skala yang terbatas, sehingga
buku Leonardo of Pisa mendapatkan sambutan yang baik ketika terbit.
Dalam buku Leonardo of Pisa ini memuat bab-bab tentang aritmetika yang menjelaskan cara penjumlahan, pengurangan, menentukan harga, barter dan persekutuan-persekutuan
terutama yang serupa dengan Syirkah Tadlamun. Buku ini mendapatkan perhatian besar dari para pedagang, karena menyajikan cara baru penomoran dari satu sampai sepuluh.
Cara ini tidak akan disajikan kepada orang-orang Eropa di Italia kecuali setelah nyata berhasil penerapannya di negara Islami di sisi penemunya, kaum muslimin. Dengan
sistem ini, masalah-masalah akuntansi yang dihadapi oleh para pedagang pada saat itu berhasil diselesaikan. Secara umum, bahasa Arab adalah bahasa yang populer di dunia
Islami. Sebagian wilayah Islami bahasanya bukan bahasa Arab, namun bahasa mereka ditulis dengan huruf-huruf Arab. Sebagian studi menunjukkan bahwa huruf-huruf Arab
digunakan dalam 39 bahasa selain bahasa Arab, Asia, Afrika, dan Eropa.
Di antara bahasa-bahasa Asia yang menggunakan hurup Arab adalah bahasa Turki, Parsi, Azerbaijan, Kurdi, Afganistan, Hindustan, Kashmir, Punjab, Urdu, Tamil, India,
Usbek, Jawa, Sunda, Melayu, Sulawesi dan Indonesia. Adapun bahasa-bahasa Afrika yang ditulis dengan huruf-huruf Arab antara lain: Qubataliyah, Syalhaniyah,
Sawahiliyah, Bumbariyah, Fulaqiyah, Susatiyah, Ghambiyah, dan Fayarijiyah. Sedangkan di Eropa, bahasa yang menggunakan huruf Arab antara lain: Sanukan,
Qazan, dan Qumnuk, Hawaditus Sa’ah, 1995, 52. Sebagaimana telah diketahui, bahwa orang-orang Eropa dan orang-orang Amerika mengkaitkan peradaban Islami
dengan orang-orang Arab, hal ini karena orang-orang Arab-lah menjadi pelopor dalam penyebaran agama Allah, Islam. Di samping menyebarkan agama Allah, mereka juga
menyajikan peradaban mereka yang tumbuh dan berkembang dari celah-celah Islami. Di antaranya adalah perdagangan, peperangan, ketatanegaraan, dan ilmu-ilmu yang
lain.
Hal ini ditegaskan oleh salah seorang peneliti bahwa orang-orang Arab yang datang dari timur ke Eropa telah membawa dagangan mereka yang bermacam-macam,
berbagai penemuan mereka dalam ilmu pengetahuan, dan matematika, Woolk, 1912, 54. Peradaban Islam telah tumbuh dan berkembang sesuai dengan tuntutan-tuntutan
syari’at Islam yang berasaskan pada Al Qur’an dan As Sunnah. As Sunnah mengandung seluruh ucapan, perbuatan, dan ketetapan Rasulullah Muhammad SAW,
sebagaimana yang dihafal oleh para sahabat ridlwanullah ‘alaihim. Namun sangat disayangkan, kita temukan sebagian penulis dari kalangan non Islam tidak berusaha
memahami Islam secara benar, dan mengulang-ulang pendapat yang tidak sesuai
61 dengan kedudukan ilmiah mereka tanpa memikirkan hasil dari apa yang mereka tulis.
Di antaranya adalah definisi yang mereka kemukakan tentang Rasul Muhammad SAW, yaitu seorang pemimpin yang di dalam tulisan-tulisan sastranya memberikan banyak