A Materi Ajar Akuntansi Syariah

61 9 Dilakukan secara kontinyu tidak lalai QS: 21:1; dan 38:26

G. A

KUNTANSI S YARI ’ AH DALAM P ERSPEKTIF O NTOLOGIS Dasar munculnya muamallah Al Muhasabah diterangkan dalam Al Qur’anul Karim; khususnya dalam Surah Al Baqarah ayat 282; 2, yang artinya: ”Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermuamallah tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan hendaklah seorang penulis diantara kamu menulisnya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah telah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berutang itu mengimlakkan apa yang ditulis itu, dan hendaklah ia bertaqwa kepada Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada utangnya. Jika yang berutang itu orang yang lemah akal atau keadaannya atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan dengan jujur dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang laki-laki diantara kamu. Jika tak ada dua orang laki-laki maka bolehlah seorang laki-laki dan dua orang perempuan dari saksi yang kamu ridhoi, supaya jika sseorang lupa maka seorang lagi mengingatkannya. Yang demikian itu lebih adil di sisi Allah dan lebih dapat menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak menimbulkan keraguan. Tulislah muamallahmu itu kecuali jika muamallahmu itu perdagangan tunai yang kamu jalankan diantara kamu, maka tak ada dosa bagi kamu berjual beli, dan janganlah penulis dan saksi saling menyulitkan. Jika kamu lakukan yang demikian itu, sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu. Dan bertaqwallah kepada Allah. Allah mengajarmu dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” Berdasarkan uraian di atas maka muammallah di sini dapat diartikan sebagai kegiatan: “Berjual beli market, Utang piutang agency relationship, dan sewa menyewa leasing. Secara lebih luas dalam kerangka bisnis muamallah ini dalam upaya mencari ridha Allah ar ridhain, melalui kegiatan dalam bentuk hablumminannas.”Sebagai wujud penerapan time is opportunity waktu adalah kesempatan, terutama dalam kesempatan kegiatan bisnis usaha. Salah satu bentuk bisnis yang berkembang cukup pesat sekarang adalah praktik perbankan syariah, BPRS, BMT koperasi syariah, dan jasa keuangan lainnya, seperti: asuransi dan jasa. Secara khusus menurut Harahap 1992, 4 dan Meidawati 1998, 201, mengemukakan bahwa pencatatan dalam konteks agama Islami adalah: 1. Sebagai dasar untuk menjadi bukti dilakukannya transaksi. 2. Menjaga agar tidak terjadi manipulasi rekayasa dalam transaksi maupun penyusunan pertanggungjawaban keuntunganbagi hasil. Sedangkan dalam konsep Islami; bahwa pada hakekatnya akuntansi pencatatan telah ada sejak manusia ini ada dan mempunyai andil cukup besar dalam perkembangannya, terutama dalam hal yang berkaitan dengan: 1. Muamallah transaksi 2. Sebagai dasar pencatatannya adalah bukti evidence. 3. Evidence diklasifikasikan secara teratur dan sistematis sekarang diatur dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 592003, tentang Perbankan Syari’ah kemudian diatur lebih lanjut dalam PAPSI 2003Pedoman Akuntansi Perbankan Syari’ah dan DSN Dewan Syariah Nasional melalui fatwanya tahun 2000. 61 4. Bahwa untuk mendapatkan objektivitas dan keandalan data akuntansi, maka laporan keuangan harus diperiksa atau diaudit oleh ahlinya, yaitu pihak independen akuntan publik, khususnya untuk perbankan harus ada rekomendasi dari Dewan Syari’ah Nasional DSN, serta pengawasan dari Dewan Pengawas Syari’ah DPS dan Bank Indonesia.

H. Z