61 dengan sistem tanpa bunga Batsul Masail, Munas Bandar Lampung, 1992.
F. K
ONSEP
T
IME
V
ALUE OF
M
ONEY
TVM
DALAM
I
SLAM
Konsep TVM positive preference menyebutkan bahwa nilai komoditi saat ini lebih tinggi dibanding masa depan Achsien, 2000, 43. Karena konsep ini merupakan pola ekonomi
yang normal, sistematis dan rasional. Diskonto dalam masalah ini berkaitan dengan tingkat bunga. Padahal dalam Islam sistem bunga dilarang, terutama dalam penilaian investasi,
diskonto, dan sebagai cost of capital.
Selanjutnya dalam Islam uang dan kekayaan harus digunakan untuk kebiasaan baik bukan untuk eksploitasi, dalam pemanfaatannya tidak boleh berlebih-lebihan dan tidak boleh
dibiarkan sia-sia menganggur. Sehingga capital budgeting yang didasarkan pada diskonto untuk menilai proyek atau investasi bertentangan dan tidak dibenarkan menurut syariat
Islami. Selain itu sistem bunga interest sebagai salah satu faktor diskonto yang dilarang merupakan bentuk praktik riba. Sehingga sebagai alternatif penggantinya adalah
menggunakn tingkat pengembalian rank of return, bukan rate of return. Sebagai contoh untuk saham investasi dengan memperhatikan EPS earning per share, dengan tetap
memperhatikan konsep profit and loss sharing.
G. R
ELEVANSI
K
ONSEP
L
ABA
B
ERBASIS
H
ISTORIS DENGAN
B
USINESS
I
NCOME DALAM
A
KUNTANSI
S
YARIAH
.
Bahwa konsep business income lebih relevan dari pada konsep laba berbasis historis, karena nilai historis yang dijadikan dasar penilaian dan pengukuran atas aset atau transkasi
yang akan dikenakan zakat tidak bisa mengakui transaksi pada nilai wajarnya, yang ditunjukkan dengan nilai saat ini. Historical cost juga gagal mengatasi prinsip realisasi,
karena historical cost tidak bisa mengakui kenaikan nilai yang belum direalisasi atas aset yang dimiliki perusahaan pada periode tertentu.
Sedangkan konsep laba business income lebih relevan karena kesesuaiannnya dengan mekanisme zakat yang mengakui dan meniali aset harta berdasarkan nilai sekarang
current value dan sistem tanpa bunga yang ada dalam Islam. Current value dalam praktik akuntansi dapat digunakan sebagai dasar penilaian dan pengukuran dengan menggunakan
net realizable value replacement cost. Current value ini didasarkan pada nilai masukan dan nilai keluaran. Bila nilai masukan dinyatakan dalam satuan kini maka perhitungan laba
sama dengan historical cost, tetapi laba yang dihasilkan mencakup penahanan keuntungan dan kerugian ini direalisasi atau tidak melalui penjualan atau pertukaran.
Lebih lanjut Hendriksen dan Van Breda 2000, 306 memberikan rumusan secara aljabar tentang laba dengan dasar current cash equivalent sebagai berikut:
Laba = NSUM + NSUP
NSUM = Nilai satuan usaha dalam satuan harga masukan kini NSUP = Nilai satuan usaha dalam satuan nilai pasar dari masing-masing aset
Namun perlu diingat bahwa untuk memperolah laba tersebut harus memperhatikan prinsip
61 ekonomi, yaitu berkorban seefisen mungkin untuk mencapa laba yang proporsional sesuai
dengan prinsip syari’ah sebagai berikut:
o Saling ridha ‘an taradhin o Halal dan baik halalan thayiban
o Bebas riba dan eksploitasi dzulm o Bebas manipulasi ghoror
o Saling menguntungkan ta’awun o Tidak membahayakan mudharat
o Anti monopoli dan spekulasi masyir
Bab III SEJARAH PERBANKAN SYARIAH
A. PENDAHULUAN