Instrumen Penelitian Keterbatasan Penelitian

2 Peneliti membuat surat undangan kepada orang tua murid untuk menghadiri proses pengisian kuesioner. 3 Sebelum penelitian dilakukan, peneliti menjelaskan tentang tujuan penelitian dan tata cara pengisian kuesioner. 4 Responden dibagikan kuesioner dan diminta mengisi sesuai petunjuk. 5 Pada saat pengumpulan data peneliti dibantu oleh beberapa rekan satu kelas dibantu oleh 3-4 orang. Hal ini dilakukan untuk membantu responden apabila masih terdapat ketidakfahaman dalam mengisi kuesioner, serta membantu responden mengingat untuk recall

3.8.2.2 Pengukuran Berat Badan BB

1 Pengukuran dilakukan di ruang guru secara bergantian. 2 Peneliti mencatat nama murid dan hasil pengukuran.

3.9 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik dalam arti cepat, lengkap, sistematis. Sehingga mudah diolah Suharsimi Arikunto, 2002: 136. Instrumen yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah: 1. Alat ukur berat badan timbanganyaitu : timbangan digital atau timbangan berdiri digunakan untuk anak yang sudah dapat berdiri, dengan tingkat ketelitian 0,1 kg digunakan untuk mengukur berat badan BB. 2. Alat ukur tinggi badan microtois dengan ketelitian 0,5 cm digunakan untuk mengukur tingi badan TB responden. 3. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau memberikan tanda-tanda tertentu.Soekdjo Notoatmodjo, 2002: 116. 4. Metode Food Recall 24 Jam Metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden ibu atau pengasuh bila anak masih kecil disuruh menceritakan semua yang dimakan selama 24 jam yang lalu kemarin. Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur kebelakang sampai 24 jam penuh. Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang–ulang dan harinya tidak berturut–turut. Beberapa peneliti menunjukan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut–turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu I Dewa Nyoman. S, 2002 : 94. 3.10 Pengolahan dan Analisis Data 3.10.1 Pengolahan Data Kegiatan pengumpulan dan pengolahan data dalam penelitian saling berhubungan. Dalam pengumpulan data digunakan alat pengumpul data atau instrumen penelitian. Instrumen ini disusun sedemikian rupa sehingga menghasilkan data yang mudah diolah. Langkah-langkah pengolahan data antara lain : 1 Editing Suatu kegiatan untuk memeriksa kembali segala kelengkapan dan kebenaran data yang telah terkumpul. 2 Coding suatu kegiatan memberi tanda atau kode tertentu terhadap data yang telah diedit dengan tujuan mempermudah pembuatan table. 3 Tabulating Suatu kegiatan untuk menyusun data kedalam table sehingga memudahkan untuk menganalisanya. Dalam penyusunan data perlu dipertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a Memasukkan data yang penting dan benar- benar diperlukan. b Hanya memilih data yang tidak bias.

3.10.2 Analisa Data

Data yang diperoleh dianalisa dengan cara menggunakan analisa deskriptif dan melalui proses komputerisasi.

3.10.2.1 Analisis Univariat

Analisa univariat dalam penelitian ini meliputi analisa deskriptif dilakukan dengan membuat tabel dan distribusi frekuensi data seperti umur responden, jenis kelamin, jenis pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, praktek kesehatan, pengetahuan orang tua, tingkat daya beli, dan pengeluaran non pangan.

3.10.2.2 Analisis Bivariat

Analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis bivariate yang dilakukan dalam dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi Soekidjo Notoatmodjo, 2002: 188. Analisa ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan antara variabel bebas dengan variabel terikat agar dapat menentukan tingkat perbedaan antara variabel tersebut. 3.10.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner 3.10.3.1 Uji Validitas Adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat–tingkat kevalidan atau kesasihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sasih mempunyai validitas tinggi. Sebaliknya instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah Suharsimi Arikunto, 2002: 144. Rumus yang digunakan adalah produckt moment Rumus I : dengan nilai simpangan. ∑ ∑ ∑ = R 2 2 y x y χ Keterangan : R : Koefisien korelasi product moment X - X = x y y y − = X : skor rata – rata dari X Y : skor rata- rata dari Y N : jumlah sample Rumus II : dengan angga kasar } { } { 2 2 2 2 2 Y X N X X N Y X XY N R Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ = Suharsimi Arikunto, 2002 : 144 - 146 Berdasarkan hasil uji validitas kuesioner penelitian dari 28 butir kuesioner yang diuji cobakan terdapat 26 butir yang valid. 26 butir yang ada 13 butir yang diuji kevalidannya, karena 13 butir sisanya merupakan pertanyaan yang bersifat deskriptif. 13 butir yang valid memiliki r xy r tabel = 0,456 pada α = 5 dengan N = 20, selanjutnya butir yang valid tersebut diurutkan kembali dan dapat digunakan untuk pengambilan data penelitian.

3.10.3.2 Uji Reliabilitas

Adalah suatu instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Dalam teknik mencari reliabilitas digunakan rumus alpha, yaitu : Rumus : ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Σ − ⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ − = 2 2 11 1 1 t b k k r σ σ Suharsimi Arikunto, 2002: 171 Keterangan : = 11 r reabilitas = k banyaknya butir pertanyaan = Σ 2 b σ jumlah varians butir = 2 t σ varians total Sedangkan untuk mencari varians butir dengan rumus : Ν Ν Χ ∑ − Χ ∑ = 2 2 2 b σ Keterangan : = 2 b σ variasi butir = ΣΧ jumlah skor butir N = jumlah responden Suharsimi Arikunto, 2002: 17. Berdasarkan hasil uji reliabilitas diperoleh harga r 19 = 0,918 r table = 0,456 pada α = 5 dengan N = 20, dengan demikian kuesioner tersebut reliabel dan dapat digunakan untuk pengambilan data.

3.10.3.3 Uji Hipotesis

Uji hipotesis yang digunakan yaitu uji U Mann Wihtney Test, uji ini digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sample independen bila data berbentuk ordinal Sugiyono, 2002: 148. Rumus U Mann Wihtney Test : 1 1 1 2 1 1 R 2 1 n n n n U − + + = Keterangan: n 1 : Jumlah sampel 1 n 2 : Jumlah sampel 2 U 1 : Jumlah peringkat 1 R 1 : Jumlah rangking pada sampel n BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Diskripsi Data

4.1.1 Distribusi Frekuensi Hasil Penelitian Karakteristik Responden

Adapun responden yang digunakan pada penelitian ini memiliki karakteristik sebagai berikut :

4.1.1.1 Umur Responden

Responden yang digunakan pada penelitian ini adalah murid TK Hj. Isriati dan murid TK Satria Tama Kota Semarang. Dari 98 responen yang diteliti sebanyak 3 berusia 4,5 tahun, 29 responden 29,6 berusia 5 tahun, 1 berusia 5,4 tahun, 15 responden 15,3 berusia 5,5 tahun, 1 berusia 5,8 tahun, 1 berusia 5,9 tahun, 48 responden 49 berusia 6 tahun. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Umur No. Umur Responden Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. 4,5 tahun 3 3,1 2. 5 tahun 29 29,6 3. 5,4 tahun 1 1 4. 5,5 tahun 15 15,3 5. 5,8 tahun 1 1 6. 5,9 tahun 1 1 7. 6 tahun 48 49 Total 98 100 Mean=5,47 SD=0,57

4.1.1.2 Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian di TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama diberi informasi mengenai jenis kelamin pada anak laki-laki ada 53 responden 54,1 sedangkan pada anak perempuan ada 45 responden 45,9. Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Menurut Jenis Kelamin No. Jenis Kelamin Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Laki-laki 53 54,1 2. Perempuan 45 45,9 Total 98 100 Mean=0,54 SD=0,50

4.1.1.3 Pendidikan Ayah

Berdasarkan tingkat pendidikan ayah responden diperoleh informasi bahwa untuk pendidikan ayah dari murid TK. Hj. Isriati memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA ada 3,4. Akademi dan Perguruan Tinggi ada 56 responden 96,6. Tabel 5. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah Murid TK. Hj. Isriati No. Pendidikan Ayah Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. SMA 2 3,4 2. Akademi PT 56 96,6 Total 58 100 Mean=3,96 SD=0,18 Pendidikan Ayah murid TK Satria Tama memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD ada 5, Sekolah Menengah Pertama SMP ada 16 responden 40 Sekolah Menengah Atas SMA ada 22 responden 55. Tabel 6. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ayah Murid TK Satria Tama No. Pendidikan Ayah Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. SD 2 5 2. SMP 16 40 3. SMA 22 55 Total 40 100 Mean=2,5 SD=0,59

4.1.1.4 Pekerjaan Ayah

Berdasarkan jenis pekerjaan ayah responden diperoleh informasi bahwa untuk pekerjaan ayah pada murid TK Hj. Isriati swasta 36,2 ada 21 responden, Pegawai Negeri Sipil PNS ada 20 responden 34,5, Badan Usaha Milik Negara BUMN ada 17 responden 29,3. Tabel 7. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah Murid TK Hj. Isriati No. Pendidikan Ayah Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. SWASTA 21 36,2 2. PNS 20 34,5 3. BUMN 17 29,3 Total 58 100 Mean=2,93 SD=0,81 Pekerjaan ayah murid TK Satria Tama memiliki jenis pekerjaan buruh 40 ada 16 responden, swasta 52,5 ada 21 responden, PNS ada 7,5 . Tabel 8. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ayah Murid TK Satria Tama No. Pendidikan Ayah Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. BURUH 16 40 2. SWASTA 21 52,5 3. PNS 3 7,5 Total 40 100 Mean=1,67 SD=0,61 4.1.1.5 Pendidikan Ibu Berdasarkan tingkat pendidikan ibu responden diperoleh informasi bahwa untuk pendidikan ibu dari murid TK. Hj. Isriati memiliki tingkat pendidikan Sekolah Menengah Atas SMA ada 10,3 , Akademi dan Perguruan Tinggi ada 52 responden 89,7. Tabel 9. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Murid TK. Hj. Isriati No. Pendidikan Ibu Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. SMA 6 10,3 2. Akademi PT 52 89,7 Total 58 100 Mean=3,89 SD=0,30 Pendidikan ibu murid TK Satria Tama memiliki tingkat pendidikan Sekolah Dasar SD ada 12,5, Sekolah Menengah Pertama SMP ada 13 responden 32,5 Sekolah Menengah Atas SMA ada 22 responden 55. Tabel 10. Distribusi Frekuensi Pendidikan Ibu Murid TK Satria Tama No. Pendidikan Ibu Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. SD 5 12,5 2. SMP 13 32,5 3. SMA 22 55 Total 40 100 Mean=2,42 SD=0,71

4.1.1.6 Pekerjaan Ibu

Berdasarkan jenis pekerjaan ibu responden diperoleh informasi bahwa untuk pekerjaan ibu pada murid TK Hj. Isriati swasta 27,6 ada 16 responden, Pegawai Negeri Sipil PNS ada 22 responden 37,9, Badan Usaha Milik Negara BUMN ada 13 responden 22,4. Dan sebagai ibu rumah tangga ada 12,1. Tabel 11. Distribusi Frekuensi Pekerjaan ibu Murid TK Hj. Isriati No. Pekerjaan Ibu Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Ibu Rumah Tangga 7 12,1 2. Swasta 16 27,6 3. PNS 22 37,9 4. BUMN 13 22,4 Total 58 100 Mean=2,70 SD=0,95 Pekerjaan ibu murid TK Satria Tama memiliki jenis pekerjaan ibu rumah tangga 52,5 ada 21 responden, swasta 42,5 ada 17 responden, PNS ada 5. Tabel 12. Distribusi Frekuensi Pekerjaan Ibu Murid TK Satia Tama No. Pekerjaan Ibu Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Ibu Rumah Tangga 21 52,5 2. Swasta 17 42,5 3. PNS 2 5 Total 40 100 Mean=1,52 SD=0,59

4.1.1.7 Pola Pemberian Makan

Pola pemberian makan anak pada TK Hj. Isriati yang dikategorikan sedang ada 10,3, dan kategori baik ada 27 responden 46,6 sedangkan kategori sangat baik ada 25 responden 43,1. Pola pemberian makan anak pada TK Satria Tama yang dikategorikan cukup ada 30, kategori baik ada 19 responden 47,5 dan kategori sangat baik 22,5. Tabel 13. Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan Murid TK Isriati No. Pola Pemberian Makan Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Sedang 6 10,3 2. Baik 27 46,6 3. Sangat baik 25 43,1 Total 58 100 Mean=3,32 SD=0,65 Tabel 14. Distribusi Frekuensi Pola Pemberian Makan Murid TK Satia Tama No. Pola Pemberian Makan Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Cukup 12 30 2. Baik 19 47,5 3. Sangat Baik 9 22,5 Total 40 100 Mean=2,92 SD=0,72

4.1.1.8 Pengetahuan Orang Tua.

Pengetahuan orang tua mengenai gizi yang baik sangat mempengaruhi kebutuhan gizi anak terhadap konsumsi makanan. Pengetahuan orang tua pada murid TK Hj. Isriati yang dikategorikan baik 18 responden 31 dan kategori sangat baik 40 responden 69. Tabel 15. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Murid TK Hj. Isriati No. Pengetahuan Orang Tua Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Baik 18 31 2. Sangat baik 40 69 Total 58 100 Mean=3,68 SD=0,46 Pengetahuan orang tua pada murid TK Satria Tama yang dikategorikan cukup terdapat 19 responden 47,5 kategori baik 19 responden 47,5 dan kategori sangat baik ada 5. Tabel 16. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Murid TK Satria Tama No. Pengetahuan Orang Tua Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Cukup 19 47,5 2. Baik 19 47,5 3. Sangat Baik 2 5 Total 40 100 Mean=2,57 SD=0,59

4.1.1.9 Praktek Kesehatan

Berdasarkan hasil praktek kesehatan responden diperoleh informasi bahwa untuk TK Hj. Isriati yang dikategorikan cukup ada 5,2, dan kategori baik sebanyak 24 responden 41,4 sedangkan kategori sangat baik ada 31 responden 53,3. Tabel 17. Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Hj.Isriati No. Praktek Kesehatan Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Cukup 3 5,2 2. Baik 24 41,4 3. Sangat Baik 31 53,3 Total 58 100 Mean=3,48 SD=0,59 Hasil praktek kesehatan responden pada TK Satria Tama yang dikategorikan cukup ada 27,5, kategori baik ada 19 responden 47,5 dan sangat baik ada 10 responden 25. Tabel 18. Distribusi Frekuensi Praktek Kesehatan Murid TK Satria Tama No. Praktek Kesehatan Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Cukup 11 27,5 2. Baik 19 47,5 3. Sangat Baik 10 25 Total 40 100 Mean=2,97 SD=0,73

4.1.1.10 Daya Beli

Berdasarkan hasil penelitian pada TK Hj. Isriati yang mempunyai kemampuan daya beli yang dikategorikan cukup ada 12 responden 20,7, dan kategori lebih ada 30 responden 51,7 sedangkan kategori sangat lebih ada 16 responden 27,6. Tabel 19. Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Hj. Isriati No. Daya Beli Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Cukup 12 20,7 2. Lebih 30 51,7 3. Sangat Lebih 16 27,6 Total 58 100 Mean=3,06 SD=0,69 Tabel 20. Distribusi Frekuensi Daya Beli TK Satria Tama No. Daya Beli Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Kurang 11 27.5 2. Cukup 23 57,5 3. Lebih 6 15 Total 40 100 Mean=1,87 SD=0,64

4.1.1.11 Pengeluaran Non Pangan

Pengeluaran non pangan pada TK Hj. Isriati yang dikategorikan tinggi ada 30 responden 51,7 dan kategori sangat tinggi ada 28 responden 48,3. Sedangkan pada TK Satria Tama yang dikategorikan Tabel 21. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Hj. Isriati No. Pengeluaran Non Pangan Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Tinggi 30 51,7 2. Sangat Tinggi 28 48,3 Total 58 100 Mean=3,48 SD=0,50 Tabel 22. Distribusi Frekuensi Pengeluaran Non Pangan TK Satria Tama No. Pengeluaran Non Pangan Jumlah Prosentase 1 2 3 4 1. Rendah 13 32,5 2. Sedang 27 67,5 Total 40 100 Mean=1,67 SD=0,47

4.1.2 Hasil Analisis Data

Perbedaan Pendapatan Orang Tua TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama Perbedaan pendapatan orang tua TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua TK Satria Tama setelah diuji dengan menggunakan U Mann Whitney menghasilkan signifikansi 0.00, atau probabilitas dibawah 0.05 0.000.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau sebenarnya terdapat perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. Pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan orang tua pada murid TK Satria Tama. Tabel 23. Perbedaan Pendapatan Antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Pendapatan Orang Tua TK Rendah 663.000 Sedang 663.000- 850.00 Tinggi 850.000- 1.271.000 Sangat Tinggi 1.271.000 Total 1 2 3 4 5 6 Hj. Isriati 6 10.3 22 37.9 30 51.7 58 100 Satria Tama 23 57.5 17 42.5 40 100 Jumlah 23 57.5 23 52.8 22 37.9 30 51.7 Pada tabel diatas dapat dilihat TK Hj. Isriati pendapatan terendah adalah 663.000-850.000 yaitu ada 6 responden atau 10.3, kemudian pendapatan 850.000-1.271.000 ada 22 responden yaitu 37.9, sedangkan pendapatan tertinggi adalah 1.271.000 ada 30 responden yaitu 51.7, untuk TK Satria Tama pendapatan terendah 663.000 ada 23 responden yaitu 57.5, dan pendapatan tertinggi 850.000-1.271.000 ada 17 responden yaitu 42.5. Pendapatan antara 663.000-850.000 TKHj. Isriati dan TK Satria Tama ada 23 responden atau 52.8. 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 presentase Rendah Sedang Tinggi Sangat Tinggi Hj. Isriati Satria Tama Grafik 1 Pendapatan Orang Tua TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Perbedaan Pengeluaran Pangan antara TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama Perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama menghasilkan signifikansi 0.00, atau probanilitas dibawah 0.05 0.000.05 Ho ditolak dan Ha diterima, atau terdapat perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pengeluaran pangan untuk murid TK Satria Tama. Tabel 24. Perbedaan Pengeluaran Pangan Antara TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Pengeluaran Pangan TK Rendah 10.000 Sdng 10.000-20.000 Tinggi 20.000-30.000 Sngt Tinggi 30.000 Total 1 2 3 4 5 6 Hj. Isriati 30 51.7 28 48.3 58 100 Satria Tama 12 30 24 70 40 100 Jumlah 12 30 24 70 30 51.7 28 48.3 Pada tabel diatas dapat dilihat TK Hj. Isriati pengeluaran untuk pangan ada 30 responden yang masuk dalam kategori tinggi yaitu antara 20.000-30.000 atau sebesar 51.7. Sedangkan pengeluaran 30.000 ada 28 responden atau 48.3. Pada TK Satria Tama pengeluaran untuk pangan ada 12 responden yang masuk kategori pengeluaran rendah atau pengeluaran 10.000 sebesar 30, dan 24 responden atau 70 yang masuk kategori pengeluaran sedang yaitu antara 10.000-20.000. 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 presentase Rendah Sedang Tinggi sangat Tinggi tingkat pengeluaran pangan Hj. Isriati Satria Tama Grafik 2. Pengeluaran Pangan TK Hj. Israiti dan TK Satria Tama Perbedaan Konsumsi Energi dan Protein Murid TK Hj. Isriati dengan Murid TK Satria Tama Perbedaan konsumsi energi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama, dimana menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 0.000.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada perbedaan konsumsi energi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama. Konsumsi energi murid TK Hj. Isriati tidak sama dengan konsumsi energi TK Satria Tama. Tabel 25. Perbedaan Tingkat Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama TK Brk Krng Sdng Baik Total 1 2 3 4 5 6 Hj. Isriati 42 72.4 16 27.6 58 100 Satria Tama 15 37.5 22 55 3 7.5 40 100 Jumlah 15 37.5 64 127.4 19 35.1 Tabel diatas dapat dilihat perbedaan tingkat konsumsi energi pada TK Hj. Isriati ada 42 responden atau 72.4 masuk kategori sedang, dan TK Satria Tama ada 22 responden atau 55 yang masuk kategori sedang. Dan pada TK Hj. Isriati ada 16 responden masuk dalam kategori baik yaitu 27.6, sedangkan pada TK Satria Tama hanya 7.5. Pada TK Satria Tama ada 15 responden yang masuk kategori kurang atau 37.5 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 presentase Buruk kurang sedang Baik tingkat konsumsi energi Hj. Isriati Satria Tama Grafik 3. Konsumsi Energi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Tabel 26. Prosentase Sumbangan Energi dari Makanan Terhadap Konsumsi Energi Anak. Umur BB aktual a kg BB Ideal b kg AKG Stan. Tabel c kkal AKG Aktual d abxc kkal Rata-rata kon. E dalam total makanan e kkal Tingk. Kons. E deX 100 1 2 3 4 5 6 7 4-6 th 25 18 1750 2430,5 2387,02 98 Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa pada golongan umur 4-6 tahun dengan berat badan 25 kg rata-rata energi yang diperoleh dari total makanan selama 2 hari 2387,02 kalori dengan tingkat konsumsi energi 98 dan masuk dalam kategori sedang. Perolehan konsumsi protein dapat dilihat pada tabel dibawah ini yang menunjukan prosentase sumbangan protein dari makanan yang dikonsumsi dalam 2 hari. Perbedaan konsumsi protein antara murid TK Hj. Isriati dan murid TK Satria Tama menghasilkan menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 0.000.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. atau ada perbedaan konsumsi protein murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama. Tabel 27. Perbedaan Tingkat Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama TK Brk Krng Sdng Baik Total 1 2 3 4 5 6 Hj. Isriati 43 74.1 15 25.9 58 100 Satria Tama 12 30 28 70 40 100 Jumlah 12 30 71 144.1 15 25.9 Pada tabel dapat dilihat tingkat konsumsi protein pada TK Hj. Isriati ada 43 responden atau 74.1 yang masuk kategori sedang, pada TK Satria Tama yang menyatakan sedang ada 28 responden atau 70. Sedangkan pada TK Hj. Isriati yang masuk kategori baik ada 15 responden atau 25.9, pada TK Satria Tama ada 12 responden atau 30 yang menyatakan kurang dalam memenuhi kebutukan protein. 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 Presentase Buruk Kurang Srdang Baik Tingkat Protein Hj. Isriati Satria Tama Grafik 4. Konsumsi Protein TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama Tabel 28 Prosentase Sumbangan Protein dari Makanan Terhadap Konsumsi Protein Anak. Umur BB aktual a kg BB Ideal b kg AKG Stan. Tabel c gr AKG Aktual d abxc Rata-rata kon. P dalam total makanan e Tingk. Kons. P deX 100 1 2 3 4 5 6 7 4-6 th 25 18 32 44,4 43,44 97 Berdasarkan pada tabel dapat dilihat bahwa pada golongan umur 4-6 tahun dengan berat badan 25 kg rata-rata protein yang diperoleh dari total makanan selama 2 hari 44,4 gr dengan tingkat konsumsi 97 dan masuk dalam kategori sedang.

4.1.2.4 Perbedaan Status Gizi dengan Pendapatan Orang Tua Murid TK Hj.

Isriati dengan Murid TK Satria Tama. Perbedaan status gizi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama, menghasilkan taraf signifikansi 0.00 atau probabilitas dibawah 0.05 0.000.05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, atau ada perbedaan status gizi murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama. Status gizi murid TK Hj. Isriati lebih baik dibanding status gizi murid TK Satria Tama. Tabel 29. Perbedaan Status Gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama TK Brk Krng Normal Lebih Total 1 2 3 4 5 6 Hj. Isriati 4 6.9 31 53.4 23 39.7 58 100 Satria Tama 1 2.5 10 25 29 72.5 40 100 Jumlah 1 2.5 14 31.9 60 125.9 23 39.7 Pada tabel diatas dapat dilihat perbedaan status gizi antara TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama, dimana pada TK Hj. Isriati ada 4 responden atau 6.9 yang masuk kategori kurang, sedangkan pada TK Satria Tama ada 10 responden atau 25 yang menyatakan kurang. Pada TK Hj Isriati ada 31 responden yang menyatakan normal atau 53.4 dan pada TK Satria Tama ada 29 responden atau 72.5 yang menyatakan normal. Yang paling tinggi pada TK Hj. Isriati masuk dalam kategori lebih yaitu ada 23 responden atau 39.7, sedangkan pada TK Satria Tama ada 1 responden atau 2.5 yang masuk kategori buruk. 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 Presentase Buruk Kurang Normal Lebih Tingkat Status Gizi Hj. Isriati Satria Tama Grafik 5. Tingkat Status gizi TK Hj. Isriati dan TK Satria Tama 4.2 Pembahasan Hasil penelitian terhadap 98 responden memperlihatkan ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan murid TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama. Pendapatan orang tua Tk Hj. Isriati sebagian besar masuk dalam kategori sangat tinggi yaitu 51.7, dan yang masuk dalam kategori sedang yaitu 10.3 dengan nilai mean 3.41 dan standart deviasi SD 0.67. Pada TK Satria Tama diperoleh pendapatan yang masuk kategori sedang 42.5 dan kategori rendah ada 57.5. Dengan nilai mean 1.42 dan nilai SD 0.50. Rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang-orang tidak mampu lagi membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan Sajogyo, 1994: 9. Pendapatan merupakan sebagai faktor ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap konsumsi pangan. jadi semakin tinggi pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin sedikit. dan semakin rendah pendapatan keluarga maka presentase pendapatan yang dialokasikan untuk pangan semakin tinggi. hal ini dikarenakan semua hasil pendapatan digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan Suhardjo HR.1996: 10. Perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama juga dipengaruhi oleh jenis pekerjaan orang tua, dimana orang tua dari murid TK Hj. Isriati mayoritas mempunyai jenis pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil atau PNS ada 34.5, dan 29.3 sebagai karyawan BUMN dengan nilai mean 2.93 dan nilai SD yaitu 0.81. Sedangkan pada TK Satria Tama pekerjaan orang tua sebagian besar sebagai karyawan swasta ada 52.5 dan sebagai buruh ada 40. dan pegawai negeri sipil PNS hanya 5.1 dengan nilia mean 1.67 dan nilai SD 0.61. Dilihat dari jenis pekerjaan yang sangat berpengaruh terhadap pendapatan orang tua pada murid TK Hj. Isriati yang paling tinggi bekerja sebagai pegawai negeri sipil sedangkan pekerjaan pada orang tua murid TK Satria Tama yang paling tinggi hanya bekerja sebagai buruh. hal ini yang membedakan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. Perbedaan pengeluaran pangan pada murid TK Hj. Isriati dengan murid TK Satria Tama juga memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan, dimana pengeluaran pangan pada murid TK Hj. Isriati ada 51.7 yang dinyatakan dalam kategori pengeluaran tinggi. Dan 48.3 yang dinyatakan dalam kategori pengeluaran sangat tinggi dengan nilai mean 3,48 dan nilai SD 0.50, sedangkan pada TK Satria Tama ada 30 yang dinyatakan kategori pengeluaran rendah, dan 70 yang dinyatakan kategori pengeluaran sedang. dengan nilai mean 1.70 dan nilai SD 0.46. Pengeluaran pangan juga dipengaruhi oleh pengeluaran non pangan. Pengeluaran pangan dipengaruhi oleh jumlah anggota keluarga. seperti yang dikemukakan oleh Soegito 1985: 5 Tingkat konsumsi zat gizi seseorang dipengaruhi oleh tingkat ketersediaan makanan dan sikap terhadap makanan. Tingkat ketersediaan makanan dipengaruhi oleh jenis dan jumlah bahan makanan yang tersedia. kemampuan atau daya beli serta jumlah anggota keluarga. Sedangkan sikap terhadap makanan dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan gizi dan faktor sosial budaya. Besarnya daya beli yang diperoleh dari hasil penelitian untuk TK Hj. Isriati yang dinyatakan kategori cukup memenuhi ada 20.7 dan dinyatakan dalam kategori tinggi dalam memenuhi kebutuhan ada 51.7, dengan nilai mean 3.06 dan nilai SD 0.69. Daya beli yang diperoleh dari TK Satria Tama yang dinyatakan dalam kategori cukup yaitu 57.5, dan 27.5 dinyatakan dalam kategori kurang, dengan nilai mean 1.87 dan nilai SD 0.64. Tingkat daya beli dapat mempengaruhi keadaan gizi seseorang melalui kualitas serta kuantitaas makanan. Kualitas makanan menunjukkan adanya semua zat gizi dalam makanan sedangkan kuantitas makanan menunjukkan jumlah masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh. Dilihat dari beberapa sebab yang mempengaruhi pengeluaran pangan seperti tingkat daya beli pangan untuk TK Hj. Isriati dapat memenuhi tingkat kebutuhan pangan sedangkan pada TK Satria Tama dalam memenuhi kebutuhan panga masih kurang, ini merupakan salah satu penyebab adanya perbedaan pengeluaran pangan. Berdasarkan hasil penelitian selain pendapatan dan pengeluaran pangan yang mempengaruhi status gizi anak. tingkat konsumsi energi dan protein juga berpengaruh besar terhadap status gizi anak. Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi selama 2 hari dapat dilihat berapa besar kandungan energi dan protein yang dikonsumsi serta dapat dihitung angka kecukupan energi dan protein yang diperoleh. Konsumsi energi dan protein dalam penelitian ini memperlihatkan adanya perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati dengan konsumsi energi dan protein murid TK Satria Tama. Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari murid TK Hj. Isriati paling tinggi untuk konsumsi energi masuk dalam kategori sedang yaitu 72.4 dan kategori baik ada 27.6. Dengan nilai mean 3.27 dan nilai SD ada 0.45. Sedangkan konsumsi protein yang masuk kategori sedang yaitu 74.1, kategori baik ada 29.5 dengan nilai mean 3.27 dan nilai SD 0.44. Pada TK Satria Tama untuk konsumsi energi yang paling tinggi masuk dalam kategori sedang ada 55 dan kategori baik ada 7.5. Dengan nilai mean 2.7 dan nilai SD ada 0.60 sedangkan untuk konsumsi protein yang paling tinggi masuk dalam kategori sedang 70. dan yang paling rendah masuk kategori kurang ada 30, dengan nilai mean 2.7 dan nilai SD 0.46. Perbedaan konsumsi energi dan protein juga dipengaruhi oleh tingkat pendidikan orang tua dimana pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi status gizi anak. Pendidikan orang tua pada murid TK Hj. Isriati rata-rata berpendidikan terakhir lulusan akademi atau perguruan tinggi yaitu 89.7 dan yang mempunyai pendidikan terakhir sekolah menengah atas SMA ada 10.3. Dengan nilai mean 3.89 dan nilai SD ada 0.30. Sedangkan pada TK Satria Tama pendidikan terakhir orang tua rata-rata lulusan SMA yaitu 55. dan pendidikan yang paling rendah lulusan SD ada 12.5, dengan nilai mean 2.42 dan nilai SD ada 0.71. Pendidikan orang tua terutama ibu sangat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih makanan. Ibu yang berpendidikan tinggi tidak biasa berpantang atau tabu sedangkan ibu yang berpendidikan rentah lebih kuat mempertahankan tradisi- tradisi tertentu. Pendidikan ibu juga mempengaruhi perhatiannya kepada anak dalam tingkat konsumsi makanan. Konsumsi energi dan protein yang dibutuhkan tiap-tiap anak berbeda semua ini juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan orang tua, pola pemberian makan, serta praktek kesehatan. Pengetahuan orang tua yang baik sangat besar pengaruhnya terhadap kesehatan anak serta status gizi anaknya. Seperti yang dikemukakan Soegeng Santoso 2004: 41 bahwa kecukupan zat gizi ini berpengaruh pada kesehatan dan kecerdasan anak, maka pengetahuan dan kemampuan dalam mengelola makanan sehat untuk anak adalah suatu hal yang amat penting. Dalam hal ini pengetahuan orang tua dari murid TK Hj. Isriati kategori sangat baik ada 53.4, dengan nilai mean 3.68 dan nilai SD ada 0.46. Sedangkan pada TK Satria Tama tingkat pengetahuan orang tua yang masuk dalam kategori baik dan cukup ada 47.5, yang pengetahuan sangat baik hanya ada 5 dengan nilai mean 2.57 dan nilai SD 0.59. Selain pengetahuan orang tua yang mempengaruhi tingkat konsumsi energi dan protein yaitu pola konsumsi makanan juga cukup besar pengaruhnya terhadap pola konsumsi energi dan protein anak. Pola konsumsi makanan pada TK Hj. Isriati banyak menyatakan baik ada 46.6. dan yang dinyatakan sangat baik ada 43.1. Dengan nilai mean 3.32 dan nilai SD 0.65. Pada TK Satria Tama yang dinyatakan baik 47.5. dan yang dinyatakan cukup ada 30. Dengan nilai mean 2.92 dan nilai SD 0.72. Salah satu penyebab munculnya gangguan gizi adalah kurangnya pengetahuan tentang gizi atau kurangnya kemampuan untuk menerapkan informasi tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Praktek kesehatan juga mempengaruhi konsumsi energi dan protein selain pengetahuan orang tua dan pola konsumsi makanan. praktek kesehatan pada TK Hj. Isriati 53.4 sangat baik. Dengan nilai mean 3.48 dan nilai SD 0.59, sedangkan pada TK Satria Tama 47.5 dengan nilai mean 2.97 dan nilai SD 0.73. Beberapa faktor yang mempengaruhi tingkat konsumsi energi dan protein seperti tingkat pendidikan orang tua. pengetahuan orang tua, pola pemberian makan, serta praktek kesehatan pada TK Hj. Isriati lebih baik dibanding dengan TK Satria Tama, hal ini yang mempunyai pengaruh besar terhadap kualitas dan kuantitas makanan dalam konsumsi energi dan protein anak. Tingkat konsumsi energi dan protein yang baik dapat mempengaruhi status gizi anak. Selain konsumsi energi dan protein yang mempengaruhi status gizi anak adalah pendapatan orang tua, dan pengeluaran pangan. Pada penelitian ini ada perbedaan yang signifikan antara status gizi TK Hj. Isriati dengan status gizi TK Satria Tama. Pada TK Hj. Isriati ada 53.4 yang masuk dalam kategori normal dan 6.9 yang masuk dalam kategori kurang dengan nilai mean 3.32 dan nilai SD 0.60. Sedangkan status gizi pada TK Satria Tama 72.5 masuk dalam kategori normal dan 2.5 masuk kategori buruk dengan nilai mean 2.70 dan nilai SD 0.51. Rata-rata status gizi antara murid TK Hj. Isriati dengan TK Satria Tama 61.2 dinyatakan dalam kategori normal.

4.3 Keterbatasan Penelitian

Adapun keterbatasan dalam penelitian ini. antara lain sebagai berikut : 1 Penilaian status gizi yang digunakan hanya antropometri, peneliti tidak menilai dengan menggunakan status gizi yang lain seperti biokomia, klinis, maupun biofisik. Sedangkan metode food recall hanya digunakan untuk mengetahui tingkat konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari makanan yang dikonsumsi. 2 Faktor penganggu seperti faktor genetik, latar belakang sosial budaya, dan riwayat penyakit tidak dapat secara khusus diteliti satu-persatu. 3 Penelitian ini menggunakan recall 24 jam yang menuntut responden untuk mengingat kembali semua makanan yang telah dikonsumsi selama 1 hari untuk menghitung besarnya sumbangan konsumsi energi dan protein dari makanan yang dikonsumsi anak. sehingga kerjasama dengan keseriusan responden sangat menentukan hasil yang diperoleh.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan beberapa sebagai berikut : 1 Pendapatan orang tua pada murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. Dalam pengertian ada perbedaan yang signifikan antara pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati dengan pendapatan orang tua murid TK Satria Tama. 2 Pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding dengan pengeluaran pangan murid TK Satria Tama. Jadi ada perbedaan yang signifikan antara pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati dengan pengeluaran pangan murid TK Satria Tama. 3 Konsumsi energi dan protein yang diperoleh dari murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding konsumsi energi dan protein pada murid TK Satria Tama. Sehingga ada perbedaan yang signifikan antara konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati dengan konsumsi energi dan protein murid TK Satria Tama. 4 Ada perbedaan yang signifikan antara status gizi murid TK Hj. Isriati dengan status gizi murid TK Satria Tama. Status gizi murid TK Hj. Isriati lebih baik dibanding status gizi TK Satria Tama