Metode Food Recall 24 jam

Gizi Kurang : -3 sampai dengan -2 SD = BB rendah Gizi buruk : -3 SD = BB sangat rendah Baku Antropometri WHO NCHS, 2002: 1 Dalam pemantauan status gizi penduduk, penggunaan gabungan tiga tersebut diatas akan sangat bermanfaat dalam proses perumusan kebijaksanaan, perencanaan maupun program gizi.

2.1.7 Metode Food Recall 24 jam

Prinsip dari meode recall 24 jam , dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini responden menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu kemarin. Recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang-ulang dan harinya tidak berturut-turut. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa minimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut, dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberikan variasi yang lebih besar tentang intake harian individu menurut Sanjur1997 yang dikutip oleh I Dewa Nyoman Supariasa 2001: 94. Langkah-langkah pelaksanaan recall 24 jam adalah sebagai berikut: 1 Petugas atau pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan atau minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga URT selama kurun waktu 24 jam yang lalu, kemudian petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat gram. 2 Menganalisis bahan makanan ke dalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM. 3 Membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang dianjurkan DKGA atau Angka Kecukupasn Gizi AKG untuk Indonesia. Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kelemahan. Adapun kelebihannya sebagai berikut : 1 Mudah melaksanakannya serta tidak membebani responden 2 Biaya relatif murah karena tidak memperlukan peralatan khusus dan tempat yang luas 3 Cepat, sehingga banyak mencakup banyak responden 4 Dapat digunakan unuk responden yang buta huruf 5 Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. Kekurangan dalam metode recall 24 jam sebagai berikut : 1 Tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari bila hanya dilakukan recall satu hari. 2 Ketepatan sangat tergantung pada daya ingat responden. 3 The flat slope syndrome, yaitu kecenderungan bagi responden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak over estimate dan bagi responden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit under estimate. 4 Membutuhkan tenaga atau petugas yang terlatih atau terampil dalam menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. 5 Responden harus diberi motivasi dan penjelasan tentang tujuan dari penelitian. Keberhasilan metode recall 24 jam ini sangat ditentukan oleh daya ingat responden dan kesungguhan serta kesabaran dari pewawancara, maka untuk dapat meningkatkan mutu data recall 24 jam dilakukan selama beberapa kali pada hari yang berbeda tidak berturut-turut. Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali 1X24 jam, maka data yang diperoleh kurang representatif menggambarkan kebiasaan makanan individu I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 94. Pendapatan Orang Tua Pengeluaran RpRtBln Peng. Untuk non Pangan Latar Belakang Sosial Budaya Pembelian Atau Pemilihan Jenis Dan Jumlah Pangan Pengetahuan Orang Tua tentang Gizi Daya Beli RT untuk Pangan Tingkat Pendidikan Orang Tua Peng. Untuk Pangan Ketersediaan Jumlah Dan JenisMakanan Dalam RT Derajat Kesehatan Intake Makanan Intake Gizi Jumlah Dan Mutu Gizi Gizi Status Gizi Faktor Genetik Penyakit Infeksi Gambar 3. Kerangka Teori Penelitian Keterangan: Rp : rupiah Rt : rumah tangga Bln : bulan

2.2 HIPOTESIS

Pengertian hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul Suharsimi Arikunto, 2002: 64. Adapun hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ada perbedaan pendapatan orang tua murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding pendapatan orang tua pada murid TK Satria Tama 2. Ada perbedaan pengeluaran pangan murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding murid TK Satria Tama 3. Ada perbedaan konsumsi energi dan protein murid TK Hj. Isriati lebih tinggi dibanding murid TK Satria Tama 4. Ada perbedaan status gizi murid TK dari kelompok pendapatan orang tua tinggi lebih baik dibanding dari kelompok pendapatan orang tua rendah