Antropometri Landasan Teori .1 Status Gizi

Kekeliruan pengelolaan orang tua dalam mengatur makan anaknya yang bersikap terlalu melindungi dan memaksakan anak makan terlalu banyak melebihi keperluan anak. Juga apabila anak terlalu jauh dari ibunya, dapat terjadi tidak ada nafsu makan. Perasaan takut berlebihan pada makanan juga dapat menyebabkan anak tidak mau makan Soegeng Santoso,2004: 100.

2.1.4.4 Upaya Mengatasi Makan pada Anak

Akibat dari kesulitan makan jelas akan berpengaruh terhadap gizi seorang anak. Karena itu perlu diusahakan upaya untuk mengatasi kesulitan makan ini. Upaya terpenting adalah dengan menghilangkan penyebab kesulitan psikologik. makanan. Mungkin diperlukan latihan, pengobatan, pendekatan psikologis, dan cara-cara lain Secara garis besar dapat dilakukan adalah upaya dietetik dan upaya a Upaya dietetik yaitu upaya ini berhubungan dengan pengaturan makanan yaitu merancang makanan. b Upaya psikologik Hubungan emosional antara anak dan ibu hendaknya baik. Ibu perlu sabar, tenang, dan tekun. Adakan suasana makan yang menyenangkan anak, bersih, dan berikan pujian apabila anak melakukan cara makan dengan baik serta cukup makan.

2.1.5 Antropometri

Antropometri berasal dari kata anthropos dan metros. Anthropos artinya tubuh dan metros artinya ukuran. Jadi antropometri adalah ukuran dari tubuh. Dapat diartikan antropometri gizi adalah berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Antropometri sangat umum digunakan untuk mengukur status gizi dari berbagai ketidakseimbangan antara asupan protein dan energi. Gangguan ini biasanya terlihat dari pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan tubuh seperti lemak, otot, dan jumlah air dalam tubuh I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 36. Adapun keunggulan dari antropometri gizi adalah sebagai berikut : a Prosedur sederhana, aman, dan dapat dilakukan dalam jumlah sample yang besar. b Relatif tidak membutuhkan tenaga ahli, tetapi cukup dilakukan oleh tenaga yang sudah dilatih dalam waktu singkat dapat melakukan pengukuran antropometri c Alatnya murah, mudah dibawa, tahan lama, dapat dipesan, dan dibuat di daerah setempat. d Metode ini tepat dan akurat, karena dapat dibekukan. e Dapat mendeteksi atau menggambarkan riwayat gizi di masa lampau. f Umumnya dapat mengidentifikasi status gizi sedang, kurang, dan gizi buruk, karena sudah ada ambang batas yang sudah jelas. g Metode antropometri dapat mengevaluasi perubahan status gizi pada periode tertentu, atau dari satu generasi ke generasi berikutnya. Metode antropometri gizi dapat digunakan untuk penapisan kelompok yang rawan terhadap gizi. Kelemahan penentuan status gizi secara antropometri adalah sebagai berikut: a Tidak sensitive Metode ini tidak dapat mendeteksi status gizi dalam waku singkat. Di samping itu tidak dapat membedakan kekurangan zat gizi tertentu seperti zink dan Fe. b Faktor diluar gizi penyakit, genetik, dan penurunan penggunaan energi dapat menurunkan spesifikasi dan sensitifitas pengukuran antropometri. c Kesalahan yang terjadi pada saat pengukuran dapat mempengaruhi presisi, akurasi, dan validias pengukuran antropometri gizi. d Kesalahan ini terjadi karena: 1. pengukuran 2. perubahan hasil pengukuran baik fisik maupun komposisi jaringan 3. analisis dan asumsi yang keliru. e Sumber kesalahan biasanya berhubungan dengan: 4. latihan petugas yang tidak cukup 5. kessalahan alat atau alat tidak ditera 6. kesulitan pengukuran. Beberapa hal yang mendasari penggunaan antropometri : a Alatnya mudah didapat dan digunakan, seperti dacin, pita lingkar lengan atas, dan mikrotoa. b Pengukuran dapat dilakukan berulang-ulang dengn mudah dan objektif. c Pengukuran bukan hanya dilakukan dengan tenaga khusus professional, juga oleh tenaga lain yang telah dilatih sebelumnya. d Biaya relatif murah karena alat mudah didapat e Hasilnya mudah disimpulkan karena mempunyai ambang batas cut of points dan baku rujukan yang sudah pasti. f Secara ilmiah diakui kebenarannya. Hampir semua negara menggunakan antropomeri sebagai metode untuk mengukur status gizi masyarakat, khususnya untuk penapisan sceening status gizi I Dewa Nyoman Supariasa, 2001: 37.

2.1.6 Indeks Antropometri