Kelebihan dan Kelemahan Skrambel

makna kata baru dan penerapannya dalam kalimat; c penjawaban soal-soal tentang isi bacaan; d soal-soal yang dapat diberikan kepada siswa tentang isi bacaan.

d. Kelebihan dan Kelemahan Skrambel

1 Kelebihan a Permainan bahasa merupakan media pengajaran bahasa yang cocok untuk penerapan Kurikulum Berbasis Kompetensi Kurikulum 2004. Aktivitas yang dilakukan siswa dalam permainan bahasa ini tidak saja aktivitas fisik, tetapi juga aktivitas mental; b Permainan bahasa dapat dipakai untuk membangkitkan kembali kegairahan belajar siswa yang sudah mulai lesu; c Sifat kompetitif yang ada dalam permainan dapat mendorong siswa berlomba-lomba maju; d Selain untuk menimbulkan kegembiraan dan melatih keterampilan tertentu permainan bahasa juga dapat memupuk rasa solidaritas terutama untuk permainan beregu; e Materi yang dikomunikasikan lewat permainan bahasa biasanya mengesan sehingga sukar dilupakan; 2 Kekurangan a Pada umumnya jumlah siswa dalam satu kelas terlalu besar. Hal tersebut akan menimbulkan kesulitan untuk melibatkan seluruh siswa dalam permainan. Siswa yang tidak terlibat itu justru mengganggu permainan yang sedang berlangsung; b Tidak semua materi pelajaran dapat dikomunikasikan lewat media permainan; c Permainan bahasa biasanya menimbulkan suara gaduh. Hal tersebut jelas akan mengganggu kelas yang berdekatan; d Banyak yang memperlakukan permainan bahasa sebagai kegiatan untuk mengisi waktu kosong saja; e Permainan bahasa banyak mengandung unsur spekulasi. Siswa yang menang dalam suatu permainan belum dapat dijadikan ukuran bahwa siswa tersebut lebih pandai daripada siswa lain Suparno 1988: 64-65. Berdasarkan kelebihan dan kekurangan dalam permainan bahasa di atas, teknik skrambel dapat dimanfaatkan untuk kepentingan membaca pemahaman. Dalam pengajaran membaca pemahaman anak diajak untuk berlatih menyusun suatu organisasi tulisan yang secara sengaja sebelumnya dikacaukan,anak diminta menata ulang susunan tulisan yang kacau menjadi suatu organisasi tulisan yang utuh dan bermakna. 5 Kualitas Pembelajaran Menurut Sudjana 2009: 40 kualitas pembelajaran adalah tingkat rendah atau efektif tidaknya proses belajar-mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran. Hasil belajar pada hakikatnya tersirat dalam tujuan pembelajaran. Oleh sebab itu hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan kualitas pengajaran. Hasil belajar dan kualitas pengajaran mempunyai hubungan yang berbanding lurus. Jika dilukiskan seperti dalam diagram di bawah ini : Keterangan : Y2 lebih tinggi dari Y1 disebabkan kemampuan siswa A2 dan kualitas pengajarannya B2 lebih tinggi dibanding denga A1 dan B1 Diagram 2.1 . Perbandingan kemampuan siswa dengan kualitas pembelajaran Daryanto 2010: 63 menyatakan bahwa dalam peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan melalalui in-servis training guru yang sasarannya adalah meningkatkan penguasaan landasan kependidikan, subjek matter materi pembelajaran, metode dan strategi mengajar, pembuatan dan penggunaan alat pembelajaran, serta evaluasi pembelajaran. Guru memegang peranan penting dan strategis dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran sebagai suatu aktivitas untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa berkaitan dengan aktivitas guru, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Sebagai suatu sistem kegiatan, proses pembelajaran selalu melibatkan guru. Keterlibatan guru tersebut mulai dari pemilihan dan pengurutan materi pembelajaran, penerapan dan penggunaan metode pembelajaran, Renda A2 A1 K e ma mp u a n S is w a Kualitas Pengajaran B1 B2 Y2 Y1 penyampaian materi pembelajaran, pembimbingan belajar, sampai pada kegiatan pengevaluasian hasil belajar. Hasibuan dan Moedjiono 2009: 58-88 menyatakan beberapa keterampilan dasar yang diutamakan bagi seorang guru, yaitu: a keterampilan memberi penguatan, diartikan sebagai tingkah laku guru dalam merespon secara positif tingkah laku siswa yang memungkinkan tingkah laku itu timbul kembali. Penguatan dapat berupa: 1 pengatan verbal seperti kata- kata “bagus” “baik” “tepat” atau kalimat, 2 penguatan gesture seperti ekspresi wajah, 3 penguatan dengan cara mendekati, 4 penguatan dengan sentuhan, 5 pengutan dengan memberi kegiatan yang menyenangkan, 6 penguatan berupa tanda atau benda. b keterampilan bertanya, diartikan sebagai ucapan verbal yang meminta respon dari seseorang yang dikenai. Respon yang diberikan dapat berupa pengetahuan sampai dengan hal-hal yang merupakan hasil pertimbangan. Jadi bertanya merupakan stimulus efektif yang mendorong kemampuan berfikir. c keterampilan menggunakan variasi, diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks proses belajar-mengajar yang bertujuan mengatasi kebosanan siswa, sehingga dalam proses belajarnya siswa senantiasa menunjukkan ketekunan, keantusiasan, serta berperan secara aktif. d Keterampilan menjelaskan, dirtikan sebagai penyajikan informasi lisan yang diorganisasikan secara sistematis dengan tujuan menunjukan hubungan. Penekanan memberikan penjelasan adalah proses penalaran siswa, dan bukan indoktrinasi. e keterampilan membuka dan menutup pelajaran, diartikan sebagai dua keterampilan yang berkaitan. Membuka pelajaran diartikan dengan perbuatan guru untuk menciptakan suasana siap mental dan menimbulkan perhatian siswa agar terpusat kepada apa yang akan dipelajari. Menutup pelajaran adalah kegiatan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pelajaran. Maksudnya adalah memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari siswa, mengetahui tingkat pencapaian siswa, dan tingkat keberhasilan guru dalam proses belajar-mengajar. f keterampilan mengajar kelompok kecil dan perorangan, diartikan sebagai perbuatan guru dalam konteks belajar-mengajar yang hanya melayani 3-8 siswa untuk kelompok kecil, dan hanya untuk seseorang. Pada dasarnya bentuk pengajaran ini dapat dikerjakan dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok yang lebih kecil. g keterampilan mengelola kelas, diartikan sebagai keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan mengembalikannya ke kondisi yang optimal jika terjadi gangguanm baik dengan cara mendisiplinkan ataupun melakukan kegiatan remedial. h keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil, diartikan sebagai suatu proses yang teratur dengan melibatkan sekelompok siswa dalam interaksi tatap muka kooperatif yang optimal dengan tujuan berbagai informasi atau pengalaman, mengambil keputusan atau memecahkan masalah. Berdasarkan penjelasan dari para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam peningkatan kualitas pembelajaran, peranan seorang guru sangat penting, karena untuk dapat meningkatkan keterampilan atau pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, seorang guru harus mendesain proses belajar mengajar menjadi lebih nyaman. Oleh karena itu seorang guru harus memiliki dan menguasai keterampilan dasar dalam proses pembelajaran. Dalam pembelajaran dengan menggunakan teknik skrambel, keterampilan guru yang harus dimiliki adalah memilih bahan bacaan, membuat kalimat acak, membagi kelompok, mengatur posisi duduk siswa, melalukan pembahasan isi teks, dan memberikan evaluasi. Sedangkan aktivitas siswa dalam pembelajaran dibagi kedalam beberapa jenis yaitu: a Dierich dalam hamalik 2001: 172 membagi kegiatan belajar dalam 8 kelompok yaitu 1 kegiatan-kegiatan visual; 2 kegiatan-kegiatan lisan; 3 kegiatan-kegiatan mendengarkan; 4 kegiatan-kegiatan menulis; 5 kegiatan-kegiatan menggambar; 6 kegiatan-kegiatan metric; 7 kegiatan-kegiatan mental; 8 kegiatan-kegiatan emosional. b Whipple dalam Hamalik 2001: 173 membagi kegiatan belajar siswa yaitu 1 bekerja dengan alat-alat visual; 2 ekskursi dan trip; 3 mempelajari masalah-masalah; 4 mengapresiasi literature; 5 ilustrasi dan konstruksi; 6 bekerja menyajikan informasi; 7 cek dan tes. Berdasarkan aktivitas siswa diatas, beberapa aktivitas siswa yang dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan teknik Skrambel yaitu kegiatan-kegiatan visual, kegiatan-kegiatan lisan,

Dokumen yang terkait

Pengaruh Media Komik Terhadap Keterampilan Membaca Intensif Siswa Kelas Iii Sd Islam Al Amanah Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2015/2016

1 8 132

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI TEKNIK SKRAMBEL SISWA KELAS IV SDN 3 SEMBUNGHARJO Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Teknik Skrambel Siswa Kelas IV SDN 3 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 20

0 3 10

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI TEKNIK SKRAMBEL SISWA KELAS IV SDN 3 SEMBUNGHARJO Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Teknik Skrambel Siswa Kelas IV SDN 3 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 201

0 1 19

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Teknik Skrambel Siswa Kelas IV SDN 3 Sembungharjo Kecamatan Pulokulon Kabupaten Grobogan Tahun Pelajaran 2014 / 2015.

0 2 9

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MEMBACA INTENSIF MELALUI METODE ASSESSMENT SEARCH PADA SISWA Peningkatan Kemampuan Pemahaman Konsep Membaca Intensif Melalui Metode Assessment Search Pada Siswa Kelas V Di SD Negeri 2 Alastuwo Kabupaten Karanganyar

0 0 15

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INTENSIF BAHASA INDONESIA MELALUI METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND Peningkatan Kemampuan Membaca Intensif Bahasa Indonesia Melalui Metode Cooperative Integrated Reading And Composition (Circ) Siswa Kelas IV Sd N 1

0 1 16

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK SKRAMBEL BAGI SISWA KELAS IV Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 17

PENDAHULUAN Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 7

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN DENGAN TEKNIK SKRAMBEL Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Dengan Teknik Skrambel Bagi Siswa Kelas IV SD Negeri Bakulan Tahun Pelajaran 2011 / 2012.

0 2 17

Peningkatan keterampilan membaca pemahaman dengan teknik skrambel pada siswa kelas IV D SD PL Bernardus Semarang tahun pelajaran 2004 / 2005.

0 0 2