Keterbacaan LKS Hasil Belajar Kognitif

MS 12 pt dan Cambria Headings 12 pt sehingga mudah dibaca oleh siswa. Menurut Arsyad 2009: 89, ukuran huruf yang baik untuk teks buku teks atau buku penuntun adalah 12 pt.

4.3 Keterbacaan LKS

Tingkat keterbacaan LKS diukur menggunakan tes klos tes rumpang. Tes klos berupa bacaan yang telah dihilangkan beberapa bagian kata sehingga menjadi rumpang. Pengisian bagian yang rumpang dapat memunculkan aktivitas membaca secara alamiah dan normal yang disebut keterbacaan. Hasil analisis data diperoleh skor keterbacaan sebesar 81,67 . Berdasarkan kriteria, maka LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik termasuk dalam kategori mudah dipahami oleh siswa. Skor keterbacaan readability cukup tinggi karena penyajian materi LKS menggunakan bahasa yang sesuai kemampuan siswa SMA, mudah dipahami, dan memiliki struktur kalimat yang jelas. Selain itu, penulisan materi LKS juga menggunakan jenis dan ukuran huruf yang disesuaikan aturan tipografi. Hal ini sesuai penelitian Suryadi 2007 yang menyatakan bahwa tingkat keterbacaan dipengaruhi oleh faktor bahasa dan rupa. Faktor bahasa menyangkut pilihan kata, susunan kalimat, dan unsur tata bahasa yang lain. Faktor rupa menyangkut tata huruf tipografi yang mencakup jenis dan ukuran huruf, kerapatan baris, dan unsur tata rupa lain.

4.4 Hasil Belajar Kognitif

Hasil belajar kognitif didapatkan melalui tes tertulis. Tes tertulis dilaksanakan sebelum dan setelah melakukan pembelajaran menggunakan LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik. Hasil belajar kognitif dianalisis menggunakan uji gain dan uji-t. Uji gain digunakan untuk mengetahui signifikansi peningkatan hasil belajar. Uji-t digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar sebelum dan setelah pembelajaran menggunakan LKS. Hasil post-test kedua kelas diuji perbedaan dua rata-rata dan menunjukkan bahwa kelas ekperimen lebih baik daripada kelas kontrol. Hasil belajar kognitif siswa disajikan pada Tabel 4.2 dan Gambar 4.5 sebagai berikut. Tabel 4.2 Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Kelas Rata-rata Pre-test Rata-rata Post-test Kriteria Peningkatan Kontrol 36,38 73,96 Sedang Eksperimen 43,28 82,03 Sedang Gambar 4.5 Rata-rata Hasil Belajar Kognitif Siswa Berdasarkan data dapat dilihat bahwa pemahaman konsep siswa meningkat setelah mendapatkan pembelajaran. Pada kelas eksperimen diperoleh faktor gain sebesar 0,68 sedangkan pada kelas kontrol 0,59 sehingga dapat dikatakan bahwa 36.38 73.96 43.28 82.03 10 20 30 40 50 60 70 80 90 Pre-Test Post-Test Kelas Kontrol Kelas Eksperimen peningkatan pemahaman konsep fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya berada dalam kriteria sedang. Berdasarkan analisis data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan siswa kelas kontrol yang mendapatkan pembelajaran tanpa LKS. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Yildirim et al. 2011 yang menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa yang mendapatkan pembelajaran menggunakan LKS lebih baik daripada tanpa LKS. Selain itu, Suyanti 2012 menegaskan bahwa penggunaan media pembelajaran LKS mempengaruhi naiknya prestasi belajar siswa. Rata-rata nilai pre-test dan post-test siswa kelas eksperimen adalah 43,28 dan 82,03. Perbandingan hasil belajar kognitif siswa sebelum dan setelah menggunakan LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik disajikan pada Gambar 4.6. Gambar 4.6 Grafik Hasil Belajar Kognitif Berdasarkan hasil uji-t diketahui bahwa terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar kognitif siswa. Nilai post-test menunjukkan hasil belajar kognitif siswa lebih besar daripada nilai pre-test. Selain itu, berdasarkan uji gain, 25 55 43,28 55 100 82,03 20 40 60 80 100 120 Nilai Terendah Nilai Tertinggi Rata-rata J um la h Sk o r Pre-Test Post_test dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan hasil belajar kognitif walaupun berada pada kriteria sedang. Peningkatan hasil belajar ini menunjukkan bahwa LKS efektif digunakan sebagai panduan belajar fisika pada siswa kelas X MIA. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Celikler 2010 yang menyatakan bahwa penggunaan LKS pada kelas eksperimen terbukti meningkatkan partisipasi dan hasil belajar yang signifikan dibandingkan kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran tradisonal. Peningkatan hasil belajar karena pembelajaran dilakukan melalui pendekatan saintifik, siswa akan termotivasi untuk menemukan jawaban dari persoalan yang ada pada LKS sehingga akan lebih mudah menguasai materi. LKS berpendekatan saintifik terbukti efektif meningkatkan hasil belajar sekaligus membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Yildirim et al. 2011 yang menyatakan bahwa LKS lebih efektif meningkatkan hasil belajar sekaligus membantu siswa memperoleh keterampilan proses ilmiah seperti melakukan percobaan, mencatat serta menganalisa data, dan sebagainya. Selain itu, hasil belajar siswa meningkat karena pengintegrasian karakter pada LKS yang dikembangkan, hal ini sesuai pendapat Benninga et al. 2003 yang menyatakan bahwa pengintegrasian pendidikan karakter memberi pengaruh positif terhadap peningkatan hasil belajar.

4.5 Perkembangan Nilai Karakter