melalui petunjuk kerja dan kegiatan eksperimen. Keempat karakter tersebut diimplementasikan pada kegiatan pembelajaran melalui LKS agar dapat
berkembang serta dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Kelayakan LKS
Berdasarkan analisis data, didapatkan persentase kelayakan LKS sebesar 90,54 dari total indikator yang dikembangkan, artinya LKS fisika materi
pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang dihasilkan termasuk dalam kriteria sangat layak. Hasil uji kelayakan
LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik yang dikembangkan disajikan pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Analisis Aspek Kelayakan LKS
No Aspek Kelayakan
Persentase Kriteria
1 Isi
89,50 Sangat Layak
2 Penyajian
92,67 Sangat Layak
3 4
Kebahasaan Kegrafikan
87,99 92,00
Sangat Layak Sangat Layak
Rata-rata skor 90,54
Sangat Layak
Analisis angket uji kelayakan menunjukkan bahwa LKS yang dikembangkan termasuk kriteria sangat layak. Analisis dari aspek isi, penyajian,
kebahasaan, dan kegrafikan menunjukkan kriteria sangat layak. Perolehan ini menunjukkan bahwa LKS fisika materi pemantulan dan pembiasan cahaya
terintegrasi karakter dengan pendekatan saintifik sangat layak digunakan sebagai panduan belajar siswa SMA.
4.2.1 Aspek Isi
Aspek isi terdiri dari unsur kesesuaian, keakuratan, dan materi pendukung pelajaran. Hasil analisis unsur kelayakan isi disajikan pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Isi Aspek isi memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan penyajian
materi LKS disesuaikan dengan KI dan KD mata pelajaran fisika kurikulum 2013 untuk siswa kelas X MIA SMA. Penyajian materi LKS juga memperhatikan
prinsip relevansi, konsistensi, dan kecukupan sebagaimana dianjurkan oleh Depdiknas 2008: 6. Prinsip relevansi artinya materi pembelajaran hendaknya
relevan atau ada kaitannya dengan pencapaian KI dan KD. Prinsip konsistensi atau keajegan artinya materi pembelajaran secara konsisten merujuk pada
kompetensi-kompetensi dan indikator yang telah ditetapkan. Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya memadai, yakni tidak terlalu sedikit
maupun terlalu banyak. Jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi inti dan kompetensi dasar. Sebaliknya, jika terlalu banyak akan
membuang-buang waktu dan tenaga untuk mempelajarinya. Materi LKS diperoleh
88 96
89
84 86
88 90
92 94
96 98
Kesesuaian Materi
Keakuratan Materi
Materi Pendukung Pelajaran
Sk o
r
dari rujukan buku SMA yang sudah teruji validitas dan kredibilitasnya. Jadi, dapat disimpulkan bahwa materi ini sudah memenuhi prinsip kecukupan.
4.2.2 Aspek Penyajian
Aspek penyajian terdiri dari teknik, kelengkapan, dan penyajian pembelajaran. Hasil analisis ketiga unsur tersebut disajikan pada Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Penyajian Aspek penyajian memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan
teknis penyajian LKS sudah baik. Materi disajikan secara runtut dari konsep umum pengertian cahaya sampai konsep yang lebih khusus yaitu aplikasi
pemantulan dan pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari. Materi juga disajikan secara sistematis yaitu mulai dari pendahuluan, isi, dan penutup.
Penyajian materi juga bersifat interaktif dan partisipatif, sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar mandiri. Menurut Prastowo 2012: 205-206,
salah satu fungsi LKS adalah sebagai bahan ajar yang meminimalkan pendidik, namun lebih mengaktifkan peserta didik. Hasil penelitian Fitriyati et al. 2013
juga menunjukkan bahwa penggunaan LKS dapat meningkatkan motivasi siswa
84 97.33
90
75 80
85 90
95 100
Teknik Penyajian Kelengkapan
Penyajian Penyajian
Pembelajaran
Sk o
r
dalam mempelajari fisika secara mandiri. Penyajian materi dan kegiatan dalam LKS mengarahkan pada penemuan sendiri suatu konsep.
Kelengkapan penyajian LKS terdiri dari judul, petunjuk penggunaan LKS, kompetensi dasar yang harus dicapai, tujuan pembelajaran, indikator karakter,
informasi yang berkaitan dengan pembelajaran, langkah-langkah kegiatan, soal evaluasi, dan petunjuk untuk melaporkan hasil kegiatan dengan cara presentasi di
depan kelas. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Prastowo 2012: 208, LKS terdiri atas enam unsur utama meliputi judul, petunjuk belajar, kompetensi dasar
atau materi pokok, informasi pendukung, tugas atau langkah kerja, dan penilaian. Penyajian LKS menggunakan komposisi ukuran dan jenis huruf yang
tepat. Penulisan judul menggunakan huruf cetak tebal ukuran 20, sedangkan isi LKS menggunakan jenis dan ukuran huruf yang lebih kecil yakni Comic Sans MS
12 pt dan Cambria Headings 12 pt. Gambar yang disajikan pada LKS juga disesuaikan dengan substansi yang ingin dicapai sehingga pesan tersampaikan
secara efektif. Hal ini sesuai dengan pernyataan Arsyad 2009: 91, huruf yang dicetak tebal atau miring memberikan penekanan pada kata kunci atau judul serta
warna digunakan sebagai alat penuntun dan penarik perhatian siswa untuk informasi yang penting. Proporsi antara tulisan dan gambar sudah seimbang,
artinya gambar tidak terlalu kecil maupun besar. Gambar terlalu kecil dapat menyulitkan pembaca saat menganalisanya, sedangkan gambar yang besar dapat
menyerap perhatian terlalu banyak, sehingga siswa tidak fokus pada tulisan. LKS dilengkapi fakta tentang gejala alam dan fenomena dalam kehidupan
sehari-hari yang berkaitan dengan pemantulan dan pembiasan cahaya. Menurut
Zion Sadeh 2007, fenomena alam yang menarik dapat memprovokasi kemampuan berpikir dan merangsang rasa ingin tahu siswa.
4.2.3 Aspek Kebahasaan
Aspek kebahasaan terdiri dari keterbacaan dan kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hasil analisis kedua unsur tersebut
disajikan pada Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Kebahasaan Aspek bahasa memperoleh kriteria sangat layak. Hal ini dikarenakan
bahasa yang digunakan pada LKS sesuai dengan tingkat kemampuan siswa SMA, mudah dipahami, dan memiliki struktur kalimat yang jelas. Penyusunan materi
juga memperhatikan aturan penulisan yakni ditulis menggunakan bahasa Indonesia yang baku dan sesuai dengan Ejaan Yang Disempurnakan EYD. Hal
ini sesuai penelitian Suryadi 2007 bahwa bahasa merupakan faktor yang penting dalam pengembangan media atau bahan ajar.
90
84
81 82
83 84
85 86
87 88
89 90
91
Keterbacaan Kesesuaian dengan
Kaidah Bahasa Indonesia yang Baik
dan Benar
Sk o
r
LKS yang dikembangkan terdiri dari dua sub topik yaitu pemantulan dan pembiasan. Proses pembelajaran dilaksanakan secara berurutan dari sub topik
pemantulan kemudian pembiasan. Hal ini sesuai dengan Depdiknas 2008: 15 bahwa urutan penyajian bahan ajar sangat penting untuk menghindarkan siswa
kesulitan dalam mempelajarinya.
4.2.4 Aspek Kegrafikan
Aspek kegrafikan terdiri dari ukuranformat LKS dan desain bagian isi. Hasil analisis kedua unsur tersebut disajikan pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Hasil Analisis Unsur Kelayakan Kegrafikan Aspek kegrafikan memperoleh kriteria sangat layak karena LKS
menggunakan ukuran yang sesuai yaitu A4 210 x 297 mm. Pemilihan kertas ukuran tersebut bertujuan agar LKS mudah digunakan oleh siswa. Hal ini sesuai
dengan Prastowo 2012: 217 yang menyatakan bahwa LKS sebaiknya menggunakan ukuran kertas yang dapat mengakomodasi kebutuhan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Jenis dan ukuran huruf juga sudah sesuai yaitu Comic Sans
92 92
10 20
30 40
50 60
70 80
90 100
UkuranFormat LKS Desain Bagian Isi
Sk o
r
MS 12 pt dan Cambria Headings 12 pt sehingga mudah dibaca oleh siswa. Menurut Arsyad 2009: 89, ukuran huruf yang baik untuk teks buku teks atau
buku penuntun adalah 12 pt.
4.3 Keterbacaan LKS