Pelatihan Peranan Sanggar Tari Kaloka Terhadap Perkembangan Tari di Kota

4.4.2 Pelatihan

Kegiatan pelatihan tari rutin Sanggar Tari Kaloka diadakan di sanggar pramuka setiap hari Minggu pagi pukul 08.00-10.00 WIB yang dilakukan satu kali dalam seminggu. Latihan tambahan di luar kegiatan sanggar dilakukan apabila akan menghadapi pementasan, pergelaran, dan perlombaan atau festival. Kegiatan pelatihan tari dibutuhkan pelatih, siswa, materi, dan metode. Berdasarkan observasi pada tanggal 5 Oktober 2014, kegiatan awal pelatihan tari di Sanggar Tari Kaloka dimulai dengan doa bersama. Doa bersama bertujuan agar proses latihan berjalan dengan lancar dan tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Setelah doa bersama selesai, dilanjutkan dengan pemanasan. Pemanasan dilakukan dengan menggunakan gendhing dolanan dan siswa melakukan pemanasan dengan gerakan yang mengikuti alunan gendhing. Pemanasan dilakukan sekitar 5-10 menit dengan arahan pelatih. Pengulangan materi yang sudah diberikan pertemuan minggu lalu diulang kembali dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana anak mengingat dan menguasai materi yang sudah diberikan. Pengulangan materi yang diberikan minggu lalu juga digunakan untuk mengetahui keberhasilan pelatih dalam menyampaikan materi kepada anak. Saat siswa sanggar tingkat dasar 1 melakukan latihan, siswa tingkat dasar 2 dan tingkat trampil istirahat. Kegiatan latihan digunakan bergantian sesuai dengan tingkatan kelompok latihan sanggar. Setelah semua siswa latihan sesuai dengan tingkatan kelompoknya, siswa disuruh maju bergantian untuk melakukan gerakan tari yang sudah diajarkan untuk penilaian harian, sehingga dapat diketahui penguasaan materi oleh masing-masing siswa di tiap tingkatan kelompok. Tingkat kecerdasan dan kemampuan anak berbeda-beda, sehingga untuk penilaian pelatih mengambil kebijakan. Siswa yang belum bisa mengikuti materi diberikan pelatihan tambahan dan belum dapat melanjutkan materi berikutnya. Akhir kegiatan latihan tari ditutup dengan evaluasi. Evaluasi dilakukan pelatih untuk memberi nasehat dan saran dari hasil kegiatan yang sudah dilakukan untuk diperbaiki dipertemuan yang akan datang. Setelah kegiatan evaluasi siswa dan pelatih berdoa bersama, kemudian siswa dapat membayar iuran bulanan kepada bendahara dan yang sudah sudah boleh pulang meninggalkan sanggar.

4.4.2.1 Pelatih

Sanggar Tari Kaloka memiliki 3 tiga tenaga pelatih. Tenaga pelatih menguasai jenis tarian baik klasik maupun kreasi. Foto 11 Bambang Irianto Ketua dan Pelatih Sanggar Tari Kaloka Dok. Kania Rizki Salsabila, 2014 Pelatih pertama merupakan ketua Sanggar Tari Kaloka dan juga sebagai pendiri sanggar yaitu bapak Bambang Irianto. Bambang Irianto adalah seniman lulusan STSI Sekolah Tinggi Seni Indonesia di Surakarta lulusan tahun 1988. Bapak Bambang Irianto lahir di Surakarta pada tanggal 3 Agustus 1960, beragama Islam dan sudah berkeluarga. Beliau merupakan guru SD N Poncol 02 Kota Pekalongan. Alamat rumah bapak Bambang Irianto Perum Wiranata Indah Blok B No. 04 Kabupaten Pekalongan. Foto 12 Esti Ediarti Bendahara dan Pelatih Sanggar Tari Kaloka Dok. Kania Rizki Salsabila, 2014 Pelatih kedua yaitu ibu Esti Ediarti sebagai bendahara Sanggar Tari Kaloka yang merupakan istri dari bapak Bambang Irianto sebagai ketua dan pendiri Sanggar Tari Kaloka. Esti Ediarti lulusan Diploma Pendidikan 2 UT IKIP Negeri Semarang Jurusan Pendidikan Guru. Tempat tanggal lahir bu Esti Ediarti yaitu Pekalongan, 15 Juni 1963. Esti Ediarti beragama Islam dan beralamat rumah. Pekerjaan sebagai guru SD Negeri 2 Tirto Kota Pekalongan.Rumah ibu Esti Ediarti beralamat Perum Wiranata Indah Blok B No. 04 Kabupaten Pekalongan. Foto 13 Retno Wulan Ramadhani Pelatih Sanggar Tari Kaloka Dok. Kania Rizki Salsabila, 2014 Pelatih ketiga yaitu ibu Retno Wulan Ramadhani yang lahir di Pekalongan pada tanggal 29 Desember 1967. Retno Wulan Ramadhani merupakan guru SD N Poncol 03 dan lulusan S1 Universitas Terbuka UT. Alamat rumah Retno Wulan Ramadhani terletak di Jl. Tondano Poncol Gg. Kemuning No.31 Kota Pekalongan. Pelatih Sanggar Tari Kaloka berusaha memberikan pelatihan yang sebaik mungkin kepada siswa dengan perhatian khusus melihat apa kemauan siswa, bagaimana kemampuan siswa dan karakter masing-masing siswa yang berbeda. Harapan pelatih ingin menjadikan siswa didiknya agar menguasai materi yang sudah diajarkan dengan baik sehingga dapat mengembangkan potensi diri siswa dan mewujudkan cita-cita bersama dalam mendirikan Sanggar Tari Kaloka.

4.4.2.2 Siswa

Siswa atau peserta latihan Sanggar Tari Kaloka tidak hanya berasal dari Kota Pekalongan saja, tetapi juga ada yang berasal dari Kabupaten Pekalongan seperti Wiradesa dan Kajen. Sanggar Tari Kaloka tidak membedakan status sosial, kedudukan, dan derajat siswa didiknya karena siswa Sanggar Tari Kaloka berasal dari berbagai macam lapisan masyarakat. Pembagian kelompok tingkat latihan tari siswa ada 3 tiga yaitu tingkat dasar 1, tingkat dasar 2, dan tingkat trampil. Pengelompokkan tingkat latihan berdasarkan usia dan tingkat kemampuan peserta dalam tari. Pengelompokkan tidak bersifat baku artinya apabila ada peserta yang usianya diatas anak-anak tetapi baru masuk dan belum memiliki dasar tari maka harus mengikuti latihan dasar terlebih dahulu kemudian masuk kelompok sesuai dengan kemampuan peserta. Semua peserta yang baru masuk menjadi siswa sanggar harus mengikuti latihan dasar terlebih dahulu untuk mengetahui kemampuan siswa dan juga mempermudah pelatih menentukan kelompok tingkat untuk kegiatan pelatihan tari di Sanggar Tari Kaloka. Jumlah anggota Sanggar Tari Kaloka yang aktif dan rincian kelompok tingkat Sanggar Tari Kaloka adalah sebagai berikut: 1. Tingkat Dasar 1 Tingkat dasar 1 terdiri dari anak-anak, yaitu usia 5-7 tahun yang berjumlah 29 siswa. Materi tarian yang diajarkan untuk tingkat dasar 1 yaitu gendhing gundul-gundul pacul, gendhing menthok-menthok, Tari Dongklak, dan Tari Piring. 2. Tingkat Dasar 2 Tingkat dasar 2 merupakan tingkatan lanjutan setelah siswa lulus ujian di tingkat dasar 1. Tingkat ini merupakan kelompok sedang yaitu usia 8-12 tahun yang berjumlah 34 siswa. Materi tarian yang diajarkan untuk tingkat dasar 2 yaitu Tari Gembira, Tari Kupu-kupu, Tari Jaranan, Tari Soyong, Tari Kelinci, dan Tari Payung. 3. Tingkat Trampil Setelah menempuh tingkat dasar 2 dan lulus ujian, siswa berhak naik ke tahap berikutnya yaitu tingkat trampil. Tingkat trampil merupakan kelompok siswa dewasa dengan usia 13 tahun keatas yang berjumlah 18 siswa. Materi tarian yang diajarkan untuk tingkat trampil yaitu Tari Merak, Tari Kukilo, Tari Golek Manis, Tari Golek Sri Rejeki, Tari Retno Pamudyo, Tari Gambyong, dan Tari Roro Ngigel.

4.4.2.3 Materi

Materi kegiatan pelatihan tari yang diajarkan di Sanggar Tari Kaloka disesuaikan dengan tingkatan kelompok pelatihan. Jenis tarian yang diberikan sanggar yaitu tari klasik dan tari kreasi. Macam-macam tarian yang diajarkan untuk tingkat dasar 1 yaitu gendhing gundul-gundul pacul, gendhing menthok- menthok, Tari Dongklak, dan Tari Piring. Tarian yang diajarkan untuk tingkat dasar 2 yaitu Tari Gembira, Tari Kupu-kupu, Tari Jaranan, Tari Soyong, Tari Kelinci, dan Tari Payung. Untuk tingkat trampil diajarkan Tari Merak, Tari Kukilo, Tari Golek Manis, Tari Golek Sri Rejeki, Tari Retno Pamudyo, Tari Gambyong, dan Tari Roro Ngigel. Pada siswa laki-laki diajarkan Tari Eko Prawiro, Tari Bambangan Cakil, Tari Luthung, dan Tari Topeng Klana. Materi pelatihan tari dapat berubah sewaktu-waktu sesuai dengan perkembangan tari wawancara dengan Esti Ediarti 19 Oktober 2014.

4.4.2.4 Metode Pelatihan Tari

Metode yang digunakan untuk kegiatan pelatihan tari ada berbagai macam. Metode pelatihan tari yang digunakan Sanggar Tari Kaloka ada 5 lima wawancara dengan Esti Ediarti 19 Oktober 2014 yaitu: 1. Metode Mencontoh Metode mencontoh yaitu metode yang diberikan pelatih dengan posisi siswa berada dibelakang pelatih. Pelatih mencontohkan gerak didepan dengan posisi membelakangi siswa kemudian siswa mengikuti dari belakang. Foto 14 Pelatihan Tari Piring Metode Mencontoh Dok. Kania Rizki Salsabila, 2014 2. Metode Ngedhe Foto 15 Pelatihan Tari Gambyong Metode Ngedhe Dok. Kania Rizki Salsabila, 2014 Metode ngedhe hampir sama dengan metode mencontoh, perbedaannya terletak pada posisi pelatih yang tidak membelakangi siswa tetapi menghadap ke siswa atau berhadapan dengan siswa. Posisi metode ngedhe yaitu saling berhadapan antara pelatih dengan siswa kemudian pelatih memberi contoh dengan cara memberikan gerak berlawanan dengan gerak yang dilakukan oleh siswa pada posisinya. Misalnya: jika gerak tari dilakukan dengan tangan kanan maka pelatih bergerak dengan tangan kiri. Siswa biasanya lebih mudah merespon dengan menggunakan metode ngedhe. Pelatih akan lebih leluasa untuk mengontrol siswa karena posisi pelatih dan siswa saling berhadapan dan lebih komunikatif. 3. Metode Garingan Foto 16 Pelatihan Tari Eko Prawiro Metode Garingan Dok. Kania Rizki Salsabila, 2014 Metode garingan menggunakan hitungan atau ketukan untuk mengiringi gerak yang dilakukan pada saat latihan. Penggunaan metode garingan bertujuan untuk mempermudah penguasaan teknik gerak, memahami dan menguasai rangkaian gerak yang panjang dan rumit tanpa menggunakan musik pengiring. 4. Metode Iringan Metode iringan yaitu proses latihan dengan menggunakan musik pengiring untuk mengiringi gerak tari yang diajarkan pelatih. Pelatih melakukan gerak yang diiringi dengan musik pengiring sedangkan siswa menirukan dari belakang. Pada metode iringan siswa lebih cepat mengenal dan menguasai irama gerak maupun irama musiknya.

4.4.2.5 Evaluasi dan Penilaian

Evaluasi dilakukan pada akhir proses kegiatan pelatihan tari selesai. Setelah kegiatan pelatihan tari di Sanggar Kaloka selesai, semua siswa dikumpulkan untuk mengadakan evaluasi. Evaluasi dilakukan untuk mengukur sejauh mana peningkatan proses pelatihan yang dilakukan pelatih terhadap siswa. Pada evaluasi akan dibahas kekurangan dan kelebihan yang dilakukan siswa pada saat proses kegiatan pelatihan tari berlangsung sehingga dapat diperbaiki pada pelatihan yang akan datang. Penilaian dilakukan tidak hanya pada saat ujian atau pergelaran, tetapi juga dilakukan pada saat proses kegiatan pelatihan tari berlangsung. Penilaian pada saat kegiatan pelatihan tari berlangsung akan lebih meningkatkan keseriusan siswa dalam berlatih sehingga diharapkan menjadi kebiasaan bersungguh-sungguh dalam melakukan gerak tari. Penilaian dilakukan setelah materi satu tarian yang diajarkan selesai. Penilaian sesungguhnya dilakukan satu semester pada bulan juli dan juga ujian atau pergelaran yang diselenggarakan antara bulan Desember atau Januari HUT Sanggar Tari Kaloka. Hasil penilaian akan menentukan siswa yang lulus dan tidak lulus untuk melanjutkan ke tingkat berikutnya. Foto 17 Evaluasi Siswa Sanggar Tari Kaloka Dok. Kania Rizki Salsabila, 2014

4.4.3 Pementasan