Data kepegawaian sampai dengan tahun 2014 tercatat jumlah PNS pada pemerintahan Kota Pekalongan sebanyak 4.349 orang, terdiri dari 210 orang
golongan I, 1.062 orang golongan II, 1.945 orang golongan III, dan 1.132 orang golongan IV.
4.1.5 Tingkat Pendidikan di Kota Pekalongan
Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari satu generasi ke generasi
berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Partisipasi penduduk dalam bidang pendidikan harus diimbangi penyediaan sarana fisik pendidikan
maupun tenaga guru yang memadai. Menurut buku Kota Pekalongan dalam Angka 2014 dari Badan Pusat
Statistik BPS Kota Pekalongan, pelaksanaan program pembangunan pendidikan berhasil membuat pendidikan yang ada di Kota Pekalongan berkembang. Dengan
berkembangnya pendidikan yang ada di Kota Pekalongan dan banyaknya fasilitas pendidikan yang tersedia mulai dari pendidikan anak usia dini sampai dengan
perguruan tinggi dapat diartikan bahwa Kota Pekalongan mempunyai potensi untuk terus meningkatkan mutu pendidikannya.
Untuk lebih jelasnya mengenai tingkat pendidikan di Kota Pekalongan dapat dilihat pada grafik 1.
Grafik 1 Grafik Tingkat Pendidikan Masyarakat Kota Pekalongan
Kota Pekalongan dalam Angka 2014, BPS Kota Pekalongan
Komposisi golongan PNS Kota Pekalongan menurut penjelasan pada mata pencaharian didominasi oleh golongan III 45, dan berdasarkan tingkat
pendidikan maka sebagian besar PNS di Kota Pekalongan berpendidikan Sarjana Strata 1 34,5.
SD SMP
SMA D1
D2 D3
D4 S1
S2 5
10 15
20 25
30 35
5 4,70 29,20
1 13,40
9,80
0,30 34,50
1,40
Tabel 3 Jumlah Sekolah dan Perguruan Tinggi di Kota Pekalongan
No Sekolah
Jumlah 1.
2. 3.
4. 5.
6. 7.
8. 9.
10. 11.
12. 13.
TK RA
SD
MI SMP
MTs SMA
SMK MA
Madrasah Diniah TPQ
Pondok Pesantren Perguruan Tinggi
74 26
101 47
28 9
11 13
6 96
218 46
8 Jumlah
683
Kota Pekalongan dalam Angka 2014, BPS Kota Pekalongan
4.1.6 Potensi Seni Budaya Kota Pekalongan
Kota Pekalongan mempunyai potensi seni yang menarik, khususnya pada kebudayaan yang menawarkan tradisi adat istiadat khas Kota Pekalongan,
antara lain tradisi Syawalan, Nyadransedekah laut, Pek Chun, Pekan Batik Nusantara, Pekan Batik Internasional, Simthudurror, dan Kesenian Sintren Kota
Pekalongan dalam Angka 2014, BPS Kota Pekalongan. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah lebaran dan sekarang ini
disemarakkan dengan pemotongan lopis makanan yang terbuat dari ketan dan dibungkus daun pisang raksasa di daerah Krapyak yang memecahkan rekor
MURI oleh walikota untuk kemudian dibagi-bagikan kepada pengunjung dan diselenggarakan tiap satu tahun sekali dimulai pada tahun 1990-an. Tradisi
Nyadransedekah laut dilaksanakan oleh masyrakat nelayan Kota Pekalongan pada saat bulan Syuro dan diselenggarakan setiap tahun sebagai ungkapan rasa
syukur kepada Allah SWT atas hasil laut yang melimpah. Ritual Sadranan diadakan nelayan dan masyarakat Kota Pekalongan pemeluk agama Islam dengan
menghias kapal-kapal nelayan yang berisi sesaji, setelah melalui beberapa prosesi dan doa selamatan kemudian dilarung ke tengah laut. Pek Chun hampir sama
dengan Nyadran, hanya saja tradisi ini diselenggarakan oleh warga etnis Tionghoa di Kota Pekalongan dan waktu perayaannya dilaksanakan menurut kalender China
yaitu pada tahun baru China atau Imlek yang dilaksanakan setiap tahun. Pekan Batik Nusantara merupakan agenda rutin yang diadakan tiap tahun genap pada
bulan Oktober di Kota Pekalongan dalam rangka perayaan Hari Batik Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Oktober, sedangkan Pekan Batik Internasional diadakan
tiap tahun ganjil pada Hari Batik Nasional. Pada Pekan Batik Nusantara dan Pekan Batik Internasional dimeriahkan dengan berbagai acara seperti pameran
batik, kuliner, karnaval, dan panggung hiburan. Simthudurror
merupakan kesenian
tradisional Islam
dengan menggunakan Rebana dan Jidor sebagai alat musiknya. Kesenian Tradisional ini
beranggotakan 15 orang sampai 20 orang dengan diiringi musik melantunkan puji-pujian atau sholawatan sebagai ungkapan syukur dan permohonan
keselamatan dunia akhirat kepada Allah SWT. Kesenian Sintren adalah kesenian tradisional masyarakat Kota Pekalongan dan sekitarmya yang merupakan jalur
pantai utara. Kesenian Sintren merupakan pertunjukkan kesenian tradisional yang mengandung unsur magismistis yang bersumber dari legenda cinta kasih Solasih
dan Solandono. Sintren dalam kesenian sintren diperankan oleh gadis yang masih suci dibantu dengan pawangnya dan diiringi gending oleh 6 orang sesuai dengan
pengembangan kesenian Sintren sebagai hiburan rakyat, kemudian dilengkapi dengan penari pendamping.
Potensi seni budaya di Kota Pekalongan didukung dengan adanya perkumpulankomunitas kesenian dan sanggar yang masih aktif dalam kegiatan
seni. Untuk melihat banyaknya perkumpulankomunitas kesenian yang ada di Kota Pekalongan dapat dilihat pada tabel 4.
Tabel 4 Jumlah Perkumpulankomunitas Kesenian di Kota Pekalongan
No. Jenis
perkumpulan kesenian Jumlah
1. 2.
3. 4.
5. 6.
7. Drama
Band Keroncong
Sanggar Tari Karawitan
Pencak Silat Kasidah
8 30
3 13
4 5
58 Jumlah
121
Kota Pekalongan dalam Angka 2014, BPS Kota Pekalongan
Selain memiliki beberapa tradisi seni budaya, Kota Pekalongan juga memiliki beberapa sanggar seni untuk mendukung kegiatan tradisi seni bdaya
yang ada di Kota Pekalongan, antara lain Sanggar Sekar Kedhaton, Sanggar Ibu Pertiwi Paguyuban Karawitan, Sanggar Rahayu Raras, Sanggar Laras Wisata,
Sanggar Tari Kartika, Sanggar Tari Kaloka, Sanggar Tari Surya Budhaya, dan Sanggar Tari Wira Budhaya. Sanggar Tari Kaloka merupakan sarana untuk
mengembangkan potensi budaya yang ada di Kota Pekalongan khususnya dibidang tari. Dalam mengembangkan tari di Kota Pekalongan, Sanggar Tari
Kaloka menjalankan perannya melalui kegiatan tari.
4.1.7 Letak Pusat Kegiatan Tari Sanggar Tari Kaloka