Kohesi Kalimat Simpleks PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PERISTIWA ALAM PADA PESERTA DIDIK KELAS VII F SMP N 1 BLORA

bagaimana hubungan antara bentuk bahasa kata dengan referensinya. Contohnya, bila kita mendengar seorang menyebut kata roti, maka tidak ada seorang pun yang berpikir tentang sesuatu barang yang terdiri dari unsur tepung, air, ragi, dan mentega yang telah dipanggang, melainkan semua orang pasti berpikir kepada esensinya yaitu sejenis makanan yang disebut roti, bread, pain, panis, dan lain sebagainya.

b. Kohesi

Kohesi adalah hubungan interpretasi sebuah unsur teks tergantung pada unsur lain dalam teks. Unsur tersebut dapat berupa kata dengan kata, frase, atau kalimat dengan kalimat lain yang berlaku pada bahasa tertentu. Kohesi juga disebut sebagai pertalian bentuk Halliday dan Hassan dalam Hartono 2012: 14. Contoh dari kohesi: “ Toko itu tidak lagi menjual porselin. Dulu memang, kata orang dibali k meja, tetapi tidak laku”. Interpretasi “dulu memang” bergantung pada “menjual porselin”, atau dalam contoh kalimat tersebut merupakan rujukan pada hubungan yang ada antarunsur dalam teks. c. Konjungsi Menurut Chaer 2009: 81, konjungsi adalah kategori yang menghubungkan kata dengan kata, klausa dengan klausa, atau kalimat dengan kalimat, bisa juga antara paragraf dengan paragraf. Berdasarkan kedudukannya, konjungsi dibedakan menjadi dua, yaitu konjungsi koordinatif dan konjungsi subkoordinatif. Konjungsi koordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan konstituen atau bagian penting yang kedudukannya sederajat. Konjungsi ini dibedakan, antara lain: 1 konjungsi penjumlahan: dan, dengan, dan serta. 2 konjungsi pemilihan: atau 3 konjungsi pertentangan: tetapi, namun, sedangkan, dan sebaiknya. 4 konjungsi pembetulan: melainkan dan hanya. 5 konjungsi penegasan: bahkan, malahan, lagipula, dan apalagi. 6 konjungsi pembatasan: kecuali 7 konjungsi pengurutan: lalu, kemudian, dan selanjutnya. 8 konjungsi penyimpulan: jadi, karena itu, oleh sebab itu, maka, dan dengan begitu. Konjungsi subkoordinatif adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah konstituen yang kedudukannya tidak sederajat. Konjungsi ini dibedakan, antara lain: 1 konjungsi penyebaban: sebab dan karena. 2 konjungsi persyaratan: kalau, jika, bila, dan bilamana. 3 konjungsi tujuan: agar dan supaya. 4 konjungsi penyungguhan: meskipun, biarpun, dan walaupun.

d. Kalimat Simpleks

Kalimat simplek disebut juga sebagai kalimat sederhana atau disebut sebagai kalimat tunggal. Menurut Chaer 2009: 163 kalimat sederhana adalah kalimat yang dibentuk dari sebuah klausa dasar atau klausa sederhana, yaitu klausa yang fungsi-fungsi sintaksisnya hanya diisi oleh sebuah kata atau sebuah frase sederhana. Misalnya: -Nenek membaca koran. - kakek tidur di kamar depan. Pendapat lain tentang pengertian kalimat simplek atau kalimat tunggal disampaikan oleh Alwi, dkk. 2003: 338 bahwa kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Hal ini berarti bahwa konstituen untuk tiap unsur kalimat, seperti subjek dan predikat, hanyalah satu atau merupakan kesatuan. Dalam kalimat tunggal tentu saja terdapat semua unsur wajib yang diperlukan yang sifatnya manasuka seperti keterangan, waktu, dan alat. Dengan demikian, kalimat tunggal tidal selalu dalam wujud pendek, tetapi juga dapat berwujud panjang. Misalnya: -Dia akan pergi. - Mereka akan membentuk kelompok belajar. - Guru matematika kami akan dikirim ke luar negeri

3. Langkah-langkah Menyusun Teks Eksplanasi

Menurut Mulyadi 2013: 176, hal yang harus diingat dalam isi teks eksplanasi adalah menjelaskan sesuatu hal yang berangkat dari fakta untuk kemudian menghasilkan kesimpulan umum agar pembaca menyetujui pendapat dan sikapnya. Agar dapat menyusun sebuah teks eksplanasi dengan baik, langkah- langkah penyusunannya seperti berikut ini.

a. Menentukan Tema

Dokumen yang terkait

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PUISI DENGAN MODEL AMATI, TIRU, DAN MODIFIKASI MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PEMBACAAN PUISI PADA SISWA KELAS VII SMP N 1 SAMBONG KABUPATEN BLORA

2 16 119

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS DESKRIPSI MENGGUNAKAN PENDEKATAN SCIENTIFIC MELALUI METODE THINK TALK WRITE DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII B SMP MARDISISWA 1 SEMARA

1 10 250

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPOSISI MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DENGAN MEDIA KARIKATUR BERPIDATO BERTEMA KEBUDAYAAN INDONESIA PADA PESERTA DIDIK KELAS VII H SMP NE

2 48 315

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL DENGAN METODE VIDEO CRITIC PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SMP N 2 WELAHAN KABUPATEN JEPARA

0 4 203

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS BERITA MELALUI MEDIA FOTO PERISTIWA PADA PESERTA DIDIK KELAS VIIIA SMP N 5 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2012 2013

1 11 239

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS CERITA PENDEK DENGAN MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) MENGGUNAKAN MEDIA PUZZLE PADA PESERTA DIDIK KELAS VII D SMP MUHAMMADIYAH 1

0 13 235

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI DENGAN MODEL INVESTIGASI KELOMPOK DAN MEDIA AUDIOVISUAL PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 1 UNGARAN

2 30 303

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYUSUN TEKS EKSPLANASI SECARA TERTULIS MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) PADA PESERTA DIDIK KELAS VII A SMP NEGERI 19 TEGAL TAHUN

19 389 250

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK MENGGUNAKAN MEDIA TEKS BACAAN PADA PESERTA DIDIK KELAS VII- F SMP NEGERI 2 GATAK KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 8

Pengembangan Multimedia Pembelajaran Interaktif pada Materi Teks Eksplanasi Peserta Didik Kelas VII SMP.

0 0 2