3.5.2 Reliabilitas
Reliabilitas mengandung pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai pengumpul data karena instrumen tersebut
sudah baik. Apabila datanya memang sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan
sesuatu. Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan Iskandarwassid 2009: 186. Untuk mengetahui reabilitas perangkat tes soal bentuk pilihan ganda pada
penelitian ini dilakukan dengan teknik konsistensi internal dengan menggunakan uji Cronbach’s Alpha pada program SPSS versi 20 dengan menetapkan taraf
signifikan 5. Uji reliabilitas yang peneliti lakukan hanya pada soal yang sudah
dinyatakan valid. Berdasarkan uji validitas, ada 24 soal yang dinyatakan valid maka hanya 24 soal tersebut akan yang akan diuji reliabilitasnya. Pengujian
reliabilitas instrumen ini menggunakan teknik konsistensi internal dengan uji Cronbach’s Alpha.
Untuk penghitungannya secara lengkap menggunakan SPSS versi 20. Hasil uji reliabilitas tiap butir soal yang diperoleh setelah data dihitung
dengan menggunakan program SPSS versi 20 selengkapnya ada pada lampiran 10. Berdasarkan uji reliabilitas dengan rumus Cronbach’s Alpha dengan menggunakan
program SPSS versi 20 dapat disimpulkan nilai reliabilitas dengan rumus Cronbach’s Alpha
dari 24 butir soal yang diujikan yakni sebesar 0,897. Tabel 3.2 Hasil Uji Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbachs Alpha N of Items ,897
24
Untuk pengujian reliabilitas biasanya menggunakan batasan tertentu. Menurut Sugiyono 2011: 184 suatu instrumen dinyatakan reliabel bila koefisien
reliabilitasnya minimal 0,6. Nilai Cronbach’s Alpha menunjukkan nilai 0,897 dan jika mengacu pada pendapat Sugiyono berarti nilai 0,897 di atas 0,6 yang berarti
baik, sehingga instrumen soal sudah terbukti reliabel.
3.5.3 Analisis Tingkat Kesukaran Soal
Selain uji validitas dan reliabilitas, untuk memperoleh soal yang baik juga perlu adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran soal tersebut. Keseimbangan
yang dimaksud yakni jumlah antara soal mudah, sedang, dan sukar proporsional. Oleh karena itu, diperlukan analisis tingkat kesukaran soal. Analisis tingkat
kesukaran soal dapat dilakukan bila soal diujicobakan terlebih dahulu. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal digunakan rumus:
P = P
= indekstaraf kesukaran untuk tiap soal
B =
banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal Js
= banyaknya siswa yang memberikan jawaban soal
Kriteria yang digunakan adalah semakin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut, dan sebaliknya. Kriteria indeks kesukaran soal yang
dipakai yakni sebagai berikut: - 0,30 = soal kategori sukar
0,31 - 0,70 = soal kategori sedang
0,71 - 1,00 = soal kategori mudah
Arikunto, 2012: 223
Soal yang telah melalui uji validitas dan uji reliabilitas, kemudian diuji taraf kesukaran untuk soal tersebut. Soal diuji taraf kesukarannya dengan tujuan
supaya taraf kesukaran soal yang akan dijadikan instrumen penelitian dapat diketahui. Jumlah taraf kesukaran 12 soal harus sesuai dengan persentase yang
dibutuhkan. Persentase yang peneliti gunakan yaitu 3:5:2, artinya 30 soal 4 butir soal dengan taraf kesukaran mudah, 50 soal 6 butir soal dengan taraf
kesukaran sedang, dan 20 soal 2 butir soal dengan taraf kesukaran sukar Sudjana 2009: 136.
Dari hasil penghitungan menggunakan rumus di atas, diperoleh taraf kesukaran pada masing-masing soal. Berdasarkan penghitungan tersebut juga
terlihat soal yang memilik taraf kesukaran mudah, sedang dan sukar. Berikut hasil penghitungan taraf kesukaran untuk 24 soal pada tabel 3.3.
Tabel 3.3 Hasil Analisis Tingkat Kesukaran Soal Keterangan
Kriteria Mudah Sedang Sukar
Nomor Soal 2, 13, 28, 31, 36,
40 1, 3, 5, 6, 7, 8, 11,
15, 16, 17, 18, 19, 20, 29, 34, 35
9, 30 Jumlah
6 butir soal 16 butir soal
2 butir soal
3.5.4 Analisis Daya Pembeda Soal