Kondisi Klimatologis Peningkatan peran pemuda dalam pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sukabumi Jawa Barat

ditemukan intrusi batuan keras yang terbentuk pada zaman pra tersier andesit dan basalt. 3 Pegunungan plateau di bagian tenggara, terbentuk oleh endapan vulkanik tersier. Kesatuan tersebut terdiri dari endapan yang berasal dari laut, seperti breksi vulkanik, batu pasir, batu lempung dan batu tufa. Dataran ini banyak terpotong oleh sungai yang membentuk lereng- lereng curam. Ketinggiannya bervariasi antara 10 sd 700 meter dpl. 4 Dataran pesisir dengan sungai terdiri dari tanah endapan. Kesatuan ini terbatas pada daerah-daerah yang sempit di sepanjang aliran sungai dan pesisir. Jenis tanah yang terdapat di wilayah Kabupaten Sukabumi didominasi oleh tanah mineral dengan tingkat perkembangan yang berbeda-beda. Luas areal berdasarkan jenis tanahnya secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 2 Jenis tanah di Kabupaten Sukabumi Jenis tanah Luas hektar Prosentase Gleisol 6.500 1,6 Alluvial 8.720 2,1 Regosol 2.740 0,6 Andosol 13.430 3,4 Asosiasi Renzina dan Combisol 17.430 4,2 Grumosol 23.560 5,7 Mediteran 48.720 11,7 Podsol 65.550 16,0 Latosol 227.160 54,7 Jumlah 414.770 100 Sumber: Kabupaten Sukabumi 2004

4.2 Kondisi Klimatologis

Kabupaten Sukabumi termasuk dalam zona tropis yang ditandai dengan kelembaban udara yang sedang, curah hujan yang tinggi dan kecepatan angin yang sedang. Distribusi curah hujan sementara terutama ditentukan oleh pola peredaran udara dari bulan Mei hingga bulan Oktober berhembus angin Muson Timur yang kering, dan dari bulan November hingga bulan Maret bertiup angin Muson Barat yang basah. Di bagian selatan Sukabumi angin musim barat biasanya bertiup lebih awal, yaitu pada akhir bulan September. Distribusi curah hujan secara tata ruang terutama ditentukan oleh ketinggian lokasi dan keadaan geografis. Curah hujan tertinggi lebih dari 4.000 mm per tahun, tercatat di Sukabumi bagian utara, yaitu di sekitar lereng Gunung Gede, di Kecamatan Ciemas, di sebelah timur Teluk Pelabuhan Ratu. Di kaki gunung berapi di sebelah utara dan di Sukabumi selatan curah hujannya rata-rata 3.000 – 4.000 mmtahun. Daerah di sebelah utara dan selatan Sungai Cimandiri mencatat curah hujan tahunan rata-rata paling rendah, yaitu 2.000-3.000 mmtahun. Jumlah hari hujan per tahun rata-rata 144 hari rata-rata selama 10 tahun terakhir. Bulan Agustus memiliki curah hujan yang paling sedikit dalam beberapa tahun bahkan tidak terjadi hujan sama sekali selama bulan tersebut. Bulan November dan Desember tercatat sebagai bulan yang paling sering terjadi hujan. Tingginya curah hujan rata-rata tahuna n berkisar antara 2.000-4.000 mmtahun. Catatan hujan yang terjadi selama tahun 1996-1999 menunjukan kondisi yang fluktuatif, yaitu: pada tahun 1996 curah hujan tercatat 970 mm dalam 151 hari hujan; pada tahun 1997 curah hujan mencapai 1.399 mm dalam 92 hari hujan; tahun 1998 curah hujan mencapai 3.716 mm dalam 197 hari hujan; dan selama tahun 1999 curah hujan mencapai 2.660 mm dalam 151 hari hujan BAPPEDA Sukabumi 2001. Suhu udara di Kabupaten Sukabumi tidak banyak berubah sepanjang tahun, hal ini karena letaknya yang dekat dengan khatulistiwa. Suhu berkisar antara 18 -30 C dengan rata-rata 26 C, suhu rata-rata permukaan laut adalah 26 - 27 C. Suhu tersebut akan turun sekitar 0,5 C setiap ketinggian naik 100 m. Kelembaban udara berkisar antara 85 - 89 perbedaan temperatur antara siang dan malam adalah sekitar 8 -10 C BAPPEDA Sukabumi 2001.

4.3 Kependudukan