timbangan, trais, penghancur es dan WC umum. Sedangkan program-program yang telah diterapkan adalah program PEMP Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat Pesisir, optimalisasi baik pada penangkapan ikan, pemasaran, pelelangan maup un pengolahan ikan. Pada tahun 2005 nelayan diberikan program
revolving bantuan perahu fiber lengkap dengan alat tangkapnya sebanyak 4 unit
kepada kelompok Cipta Mandiri.
4.4 Organisasi PemudaOrganisasi Masyarakat di Kabupaten Sukabumi
Organisasi dan le mbaga swadaya masyarakat secara formal tumbuh cukup subur di Kabupaten Sukabumi. Hal ini merupakan kesempatan yang sangat baik,
khususnya bagi generasi muda penerus yang mana mereka bisa ikut berpartisipasi dan terlibat dalam suatu organisasi akan membuat mereka terlatih dalam
membentuk kepribadian, pola pikir dan sikap. Pada Lampiran 7 dapat dilihat nama-nama dan alamat organisasi dan Lembaga Swadaya Masyarakat LSM
yang terdapat di Kabupaten Sukabumi. Dari 155 LSMorganisasi yang ada di kabupaten Sukabumi, hanya 43 yang
tercatat secara resmi mempunyai pengurus dan anggota. Sedangkan organisasi yang hanya tercatat namanya sebanyak 112. Dari 43 organisasi yang tercatat
mempunyai anggota, jumlah anggota rata-rata hanya 10 orang dengan jumlah anggota minimum 4 orang dan maksimum 28 orang. Hal ini menunjukkan bahwa
banyak organisasi sosial yang terdaftar secara resmi tetapi tidak aktif atau tidak mempunyai kegiatan secara rutin. Dengan demikian pemuda juga tidak bisa
berperan serta secara aktif karena organisai sosial yang ada belum menunjukkan kinerja optimal.
Kegiatan LSM yang tercatat cukup beragam dari berbagai aspek, mulai dari budaya, hukum dan keadilan, politik, agama, lingkungan, ekonomi, dan
kelautan. Sebagian organisasi tersebut melibatkan masyarakat secara umum. Juga terdapat organisasi yang khusus melibatkan pemuda, misalnya Forum Solidaritas
Pemuda, Forum Komunikasi Peduli Umat dan Ikatan Pemuda Nahdatul Ulama. Walaupun demikian efektivitas organisasi-organisasi yang terdaftar di Kabupaten
Sukabumi belum terlihat secara signifikan. Relatif sedikitnya jumlah anggota serta terbatasnya kegiatan riil yang mereka lakukan membuat organisasi-organisasi
tersebut belum bisa memberikan sumbangan secara nyata terhadap masyarakat di sekitarnya.
4.5 Program Pembangunan Perikanan
Upaya pembangunan perikanan dapat menciptakan devisa yang besar, namun hanya sebagian kecil saja dari nelayan yang telah mengalami perbaikan
pendapatan, sedangkan sebagian besar lainnya masih hidup dalam kemiskinan dan kondisi memprihatinkan. Beberapa faktor yang menyebabkan hal tersebut antara
lain adalah: 1 rendahnya tingkat teknologi penangkapan yang diterapkan; 2 kecilnya skala usaha ukuran kapal; 3 belum efisiennya sistem pemasaran
hasil ikan; dan 4 status nelayan yang sebagian besar adalah buruh. Dua faktor pertama menyebabkan hasil tangkapan menjadi kecil, faktor
ketiga menyebabkan harga yang diterima nelayan menjadi rendah, sedangkan faktor keempat menyebabkan nelayan buruh tidak dapat mengambil keputusan
dan hanya menerima upah yang rendah. Kurangnya modal, pengetahuan dan keterampilan nelayan serta kondisi sosio-budaya nelayan merupakan penyebab
rendahnya tingkat teknologi yang diterapkan dan skala usaha. Demikian pula
dengan kurangnya prasarana dan lemahnya posisi tawar nelayan, dimana hal ini menyebabkan harga yang diterima oleh nelayan menjadi sangat rendah, pada
posisi lainnya nelayan dihadapkan pada harga- harga input sarana penangkapan dan harga konsumsi bahan makanan dan non-makanan yang semakin meningkat.
Semua itu menyebabkan tingkat kesejahteraan sebagian besar nelayan sebenarnya masih tetap rendahmiskin DKP 2003.
Hal tersebut lebih kurang sama saja dengan kondisi nelayan yang ada di Kabupaten Sukabumi, dimana jumlah penduduk miskin di Kabupaten Sukabumi
tercatat sekitar 25. Berdasarkan pengamatan on the spot pada bulan September- November tahun 2002 diketahui nilai tukar nelayan rata-rata mengalami titik
impas atau berada pada posisi break event point tanpa dibedakan oleh kapasitas kapal berskala usaha kecil. Artinya, kondisi nelayan kecil terlaporkan tanpa
surplus atau bekerja hanya sekedar untuk menutupi kebutuhan pokok saja. Sekitar 97 dari penerimaan rumah tangga nelayan digunakan untuk bagi hasil,
sedangkan sekitar 3 untuk lawuhan tanpa alokasi investasi DKP 2003. Berdasarkan data dari Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten
Sukabumi, potensi dan pemanfaatan sumberdaya ikan pesisir pada tahun 2002 dilihat dari usaha penangkapan berbagai jenis ikan seperti ikan pelagis besar dari
potensi 9.245 ton baru dimanfaatkan 2.719 ton. Ikan pelagis kecil berpotensi sebesar 1.060 ton, baru dapat dimanfatkan 564 ton dan ikan demersal yang
potensinya sebesar 1.220 ton, baru dapat ditangkap 302 ton. Sedangkan jenis tambak udang yang berpotensi 1.400 ha, baru dapat dimanfaatkan sebesar 54 ha
Kompas 2003.
Kebijakan umum pembangunan kelautan dan perikanan di Kabupaten Sukabumi adalah sebagai berikut: 1 Pembangunan potensi kelautan dan
perikanan, 2 Peningkatan infrastruktur sarana dan prasarana, 3 Penanggulangan kemiskinan peningkatan pendapatan nelayan tangkap dan pembudidaya, dan
4 Pengembangan sumberdaya manusia. Sedangkan program pembangunan kelautan dan perikanan di kabupaten ini adalah: 1 Pemanfaatan sumberdaya
kelautan dan perikanan secara optimal dan berkelanjutan, 2 Pemberdayaan masyarakat nelayan dan pembudidaya ikan, 3 Pembangunan sarana dan
prasarana penangkapan, 4 Pengelolaan ekosistem laut, dan 5 Peningkatan kualitas SDM perikanan nelayan, pembudidaya, pengolah dan pemasar ikan serta
aparatur pembina.
4.6 Perikanan Tangkap