2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Yahya 2010:1 pendidikan merupakan sebuah proses yang membantu menumbuhkan, mengembangkan, mendewasakan,
menata, mengarahkan. Pendidikan juga berarti proses pengembangan berbagai macam potensi yang ada dalam diri manusia agar dapat
berkembang dengan baik dan bermanfaat bagi dirinya dan juga lingkungannya.
Kata karakter berasal dari kata Yunani charassein, yang berarti mengukir sehingga terbentuk pola. Artinya mempunyai karakter yang
baik adalah tidak secara otomatis dimiliki oleh setiap manusia begitu ia dilahirkan, tetapi memerlukan proses panjang melalui pengasuhan dan
pendidikan proses”pengukiran”. Dalam istilah bahasa Arab karakter ini mirip dengan akhlak akar kata khuluk, yaitu menggambarkan
bahwa akhlak adalah tingkah laku seseorang yang berasa dari hati yang baik Megawangi, 2004:25.
Megawangi berpendapat bahwa pendidikan karakter adalah sebuah usaha mendidik anak-anak agar dapat mengambil keputusan
dengan bijak dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari, sehingga mereka dapat memberikan kontribusi yang positif pada
lingkungannya Megawangi, 2004:105-109. Nilai-nilai karakter yang perlu ditanamkan kepada anak-anak adalah nilai universal yang mana
seluruh agama, tradisi, dan budaya pasti menjunjung tinggi nilai-nilai tersebut. Nilai-nilai universal ini harus dapat menjadi perekat bagi
seluruh anggota masyarakat walaupun berbeda latar belakang budaya, suku, dan agama.
Megawangi 2004:95 berpendapat bahwa nilai selayaknya diajarkan kepada anak-anak ada sembilan pilar karakter yaitu: a Cinta
Tuhan dan segenap Ciptaan-Nya, b Kemandirian dan tangung jawab, c Kejujuran atau amanah, bijaksana, d Hormat dan santun, e Dermawan,
suka menolong dan gotong royong, f Percaya diri, kreatif, dan pekerja keras, g Kepemimpinan dan keadilan, h Baik dan rendah hati, i
Toleransi dan kedamaain dan kesatuan. Menurut Yahya 2010:2 ada empat jenis yang selama ini
dikenal dan dilaksanakan dalam proses pendidikan. 1
Pendidikan karakter berbasis religius, yang merupakan kebenaran wahyu Tuhan.
2 Pendidikan karakter berbasis nilai budaya, antara lain yang berupa
budi pekerti, pancasila, apresiasi sastra, keteladanan tokoh-tokoh sejarah dan para pemimpin bangsa.
3 Pendidkan karakter berbasis lingkungan, yaitu pendidikan karakter
yang dalam penanaman nilai-nilainya bersumber dari alam yang bertujuan agar bisa lebih menghargai alamlingkungan.
4 Pendidiak berbasis potensi diri, yaitu sikap pribadi, hasil proses
kesadaran pemberdayaan potensi diri yang diarahkan untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
Dari jenis-jenis pendidikan karakter yang di kemukakan oleh Yahya, secara prinsip terdapat perbedaaan yang sangat mendasar pada
masing-masing jenis pendidikan karakter. Perbedaaan tersebut terjadi karena landasan atau dasar yang digunakan adalam pelaksanaan maupun
pengembangan pendidikan karakter berbeda. Menurut berbagai pakar pendidikan pendidikan, dapat
disimpulkan bahwa terbentuknya karakter kepribadian manusia adalah ditentukan oleh dua faktor yaitu faktor nature faktor alami atau fitrah,
faktor nuture sosialisasi dan pendidikan. Pengaruh nature, agama mengajarkan bahwa setiap manusia mempunyai kecenderungan fitrah
untu mencintai kebaikan. Namun fitrah ini bersifat potensional, atau belum termanifestasi ketika anak dilahirkan. Pengaruh nurture, faktor
lingkungan, yaitu usaha memberikan pendidikan dan sosialisasi adalah sangat berperan di dalam menentukan “buah” seperti apa yang akan
dihasilkan nantinya dari seorang anak Megawangi, 2004:25-27.
b. Tujuan Pendidikan Karakter