12
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang bagaimana orang tua dalam mendidik anak supaya berkarakter sudah beberapa kali dilakukan oleh penelitian sebelumnya. Hasil
penelitian terdahulu membantu peneliti memperoleh gambaran tentang bagaimana orang tua mendidik anaknya supaya berkarakter dan membantu
agar penelitian ini menjadi lebih baik serta sebagai pedoman bagi peneliti. Hasil penelitian pertama yang dilakukan oleh Hyscyamina 2011
mengenai Peran Keluarga dalam Membangun Karakter Anak menunjukan keluarga merupakan faktor yang terpenting dalam pembentukan karakter
anak, komunikasi dua arah yang efektif sangat diperlukan untuk membentuk hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak, ciptakan suasana
agamis di dalam rumah, serta pilih sekolah untuk anak TK dan SD di sekolah yang dasar agamanya kuat, memberikan perhatian dan kasih sayang,
kejujuran dan saling pengertian dalam keluarga, seni dan minat harus ditanamkan pada anak sejak usia dini pra sekolah agar anak lebih peka,
tidak egois dan tidak malas belajar. Hasil penelitian ke dua yang dilakukan oleh Idrus Muhammad 2012
mengenai Pendidikan Karakter Pada Keluarga Jawa menunjukan bahwa
Anak jawa di ajarkan bagaiamana mereka bersikap rukun sejak kecil. Dalam keluarga mereka harus berbagi jika ada maakanan ataupun kenikmatan
“sithink iding” sedikit sama rata. Sikap ini meumbuhkan rasa toleransi, empati, dan simpati pada sesama, serta tidak bersikap serakah. Yang kedua
prinsip hormat, yakni mengajarkan setiap orang dalam cara berbicara dan membawa diri selalu harus bersikap hormat terhadap orang lain sesuai
dengan derajat dan kedudukananya. Dalam mempelajari prinsip kehormatan dalam keluarga melalui tiga sikap yang dipelajarinya dalam rangka
menghormati orang lain yaitu siakap takut wedi, malu isin, dan segan sungkan. Beberapa model pengasuhan pada orang tua Jawa yang
dimaksudkan untuk membentuk karakter pada anak yakni dengan 1 membelokan dari tujuan yang diinginkan, 2 memberi perintah terperinci dan
tidak emosional tanpa ancaman hukuman, 3 menakut-nakuti naka dengan ancaman tentang nasibnya yang mengerikan ditangan orang lain atau
makhluk halus, 4 jarang memberi hukuman yang akan menghilangkan kasih sayang , 5 mengajarkan kepatuhan dan kesopanan.
Penelitian yang ke tiga yang dilakukan oleh Apriyanti 2011 mengenai Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga TKW di Desa
Rungkang Kecamatan Losari Kabupaten Brebes menunjukan bahwa dengan tidak adanya peran ibu dalam mendidik anak, maka peranan ibu digantikan
oleh ayah yang kadang dibantu oleh anak terbesarnya atau oleh nenek dalam mengasuh anaknya, ada pula anak TKW yang diasuh oleh budhenya.
Pendidikan karakter yang diterapkan oleh keluarga TKW kepada anak kurang maksimal karena adanya pola pendidikan dari pengasuh yang kurang
konsisten. Strategi dalam menanamkan pendidikan karakter pada anak hanya hanya masih sebatas menyuruh dan mengajari saja. Tetapi dalam perilaku
secara umum tidak ada keteladanan dari orang tua untuk memberikan contoh perilaku yang seharusnya dilakukan. Selain itu hanya beberapa hambatan
internal yaitu hambatan yang berasal dari pengasuh adalah minimnya pendidikan yang dimiliki pengasuh, terbatasnya waktu yang dimiliki
pengasuh, ayah untuk lebih memberikan pendidikan dan perhatian pada anak, serta adanya pola pengasuhan yang berbeda. Karena dari pengasuh
yang yang berganti-ganti menyebabkan tidak maksimal pendidikan karakter pada anak. Hambatan yang berasal dari anak sendiri adalah adanya sifat anak
yang menjadi memberontak dan tidak menurut kepada ayah atau pengsuh, seingga mereka mengacuhkan dengan apa yang diperintahkan ayahnya
kepadanya. Kedua adalah hambatan eksternal, hambatan eksternal yang pertama yaitu biasanya berasal dari teman sebaya atau teman pergaulan anak
yang kadanag memberikan dampak negatif pada anak, hambatan ekstrnal kedua adalah berasal dari lingkungan yang tidak mendukung untuk
mengembangkan dan memberikan pendidikan karakter pada anak, serta keluarga TKW yang selalu menjadi sorotan masyarakat dalam tingkah
lakunya.
Berdasarkan penelitian-penelitian sebelumnya menjelaskan bahwa penelitian-penelitian berbeda dengan penelitian yang saya kaji, selain lokasi
penelitian yang berbeda pula dengan objek penelitian yang berbeda pula. Jika penelitian sebelumnya menggunakan keluarga tukang becak yak diteliti
oleh Apriyanti sebagai subjek penelitian, penelitian pada keluarga Jawa yang diteliti oleh Idrus Muhammad. Sementara itu pada penelitian yang akan
didalami justru meneliti keluarga yang berprofesi sebagai buruh pabrik genteng karena peneliti merasa tertarik untuk meneliti lebih dalam, yang
disini memiki perbedaan objek dalam penelitian. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya yakni terletak
pada objek penelitian, dalam penelitian saya terletak pada keluarga buruh pabrik genteng di Desa Pegempon yang bekerja dari pagi sampai sore dan
jarang libur. Buruh pabrik dalam penelitian ini berada di lapisan bawah yang tidak bisa mendatangkan pengasuh khusus untuk mengawasi kegiatan anak
dalam kehidupan sehari-hari serta para buruh memisah dengan orang tuanya sudah memiliki rumah sendiri sehingga sebagai orang tua yang bekerja
sebagai buruh pabrik genteng tidak dibantu oleh mbah dari anak-anak. Dengan orang tua memiliki keterbatasan ekonomi dan kesibukan kerja,
bagaimana cara cara dalam pelaksanaan pendidikan karakter kepada anak- anaknya untuk hidupnya dimasa yang akan datang.
2. Pendidikan Karakter