Dana Alokasi Umum sebagai Komponen Penerimaan yang

provinsi Kalimantan Timur, sedangkan Pulau Sulawesi yang menonjol adalah Provinsi Sulawesi Selatan. Penerimaan retribusi setiap provinsi juga terus meningkat dengan laju pertumbuhan tahunan yang semakin kecil. Provinsi Jawa Barat dan Jawa Timur adalah provinsi yang konsisten dengan laju pertumbuhan tahunan yang semakin besar. Khusus untuk Provinsi Jawa Timur dan Maluku terjadi lonjakan laju pertumbuhan penerimaan retribusi pada tahun 2004 dibandingkan tahun sebelumnya.

6.2.5. Dana Alokasi Umum sebagai Komponen Penerimaan yang

Mempengaruhi PDRB Perkapita Hasil estimasi dengan menggunakan model fixed effect efek tetap dengan pembobotan cross section weighted dan estimasi white heteroscedasticity yang di log kan pada Tabel 6.3. menyatakan bahwa terdapat hubungan yang positif. Hal ini dapat diartikan bahwa dengan meningkatnya penerimaan dari dana alokasi umum dapat meningkatkan PDRB perkapita provinsi. Hubungan positif antara penerimaan dari dana alokasi umum DAU dengan pertumbuhan ekonomi dapat disebabkan karena DAU merupakan dana yang berasal dari APBN, yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar provinsi untuk membantu kemandirian provinsi menjalankan fungsi dan tugasnya melayani masyarakat. Undang-undang No.34 Tahun 2004 menyatakan bahwa DAU dialokasikan kepada daerah berdasarkan potensi ekonomi dan kebutuhan belanja daerah masing-masing. Jadi, daerah yang potensinya besar namun kebutuhannya relatif kecil akan memperoleh alokasi yang sedikit. Sebaliknya, daerah yang potensinya kecil, namun kebutuhannya besar akan memperoleh alokasi DAU besar. Kebutuhan daerah merupakan perkalian dari pengeluaran rata-rata daerah dengan berbagai indeks kebutuhan yang menunjukkan variasi antar-daerah, yaitu indeks penduduk, indeks luas, indeks harga bangunan dan indeks kemiskinan, dengan bobot sama yaitu14 untuk masing-masing indeks variabel tersebut. Potensi ekonomi daerah dihitung berdasarkan perkiraan penjumlahan penerimaan daerah yang berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan, Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan, Pajak Penghasilan dan Bagi Hasil Sumber Daya Alam. Sedangkan Bobot DAU merupakan selisih antara kebutuhan daerah dengan potensi penerimaan dari daerah, dan DAU ditetapkan sekurang- kurangnya 25 persen dari Penerimaan Dalam Negeri PDN yang ditetapkan dalam APBN, dan untuk provinsi sebesar 10 persen. Dengan demikian besarnya alokasi DAU untuk suatu provinsi dapat ditulis sebagai berikut: Alokasi DAU suatu provinsi = 10 x 25 x PDN x bobot provinsi Total penerimaan DAU seluruh provinsi terus meningkat selama tahun 2000 sampai dengan tahun 2003 tetapi menurun pada tahun 2004 Lampiran 7. Setiap tahun DAU terbesar diterima oleh Provinsi DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Penurunan penerimaan DAU terus terjadi pada Provinsi NAD, Riau, dan Papua. Provinsi-provinsi yang cenderung kurang maju mendapatkan pembagian DAU yang semakin meningkat, yaitu: Jambi, Bengkulu, Lampung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur, dan Maluku.

6.3. Sektor yang Mendominasi Perekonomian pada Provinsi yang