Tabel 5.2 Keterkaitan Langsung Sektor Perikanan dengan Sektor-sektor Produksi Lainnya dalam Perekonomian Rp. Milyar
Keterkaitan Sektor
Ke Depan Ke
Belakang Pertanian Tanaman Pangan
0.00 0.00 118.08 0.31
Pertanian Tanaman Lainnya 4.21 0.01 3,592.76 9.45
Peternakan dan Hasil-hasilnya 0.00 0.00
32.05 0.08 Kehutanan dan Perburuan
0.00 0.00 31.18 0.08
Perikanan 4112.64 13.88
4,112.64 10.82 Pertambangan Batubara, Biji Logam Minyak Bumi
0.00 0.00 0.00 0.00
Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0.00 0.00
0.00 0.00 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
20508.67 69.21 2,844.30 7.49
Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit 35.16 0.12
49.45 0.13 Industri Kayu Barang Dari Kayu
2.76 0.01 34.55 0.09
Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri
88.72 0.30
1,070.77 2.82
Industri Kimia, Pupuk, Hasil Tanah Liat, Semen 10.83 0.04 1,382.99 3.64
Listrik, Gas Dan Air Minum 0.00 0.00
12.87 0.03 Konstruksi
0.00 0.00 52.33 0.14
Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Penunjang Angkutan, dan Pergudangan
0.00 0.00
19,486.09 51.28
Restoran 3741.35 12.63
92.28 0.24 Perhotelan
402.89 1.36 1.37 0.00
Angkutan dan Komunikasi 261.49 0.88 4,481.40
11.79 Bank dan Asuransi
0.00 0.00 383.67 1.01
Real Estate dan Jasa Perusahaan 180.18 0.61
18.89 0.05 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan,
Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 281.87
0.95 17.30
0.05 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lainnya
0.00 0.00 184.30 0.49
Total 29630.76 100.00
37,999.28 100.00
Sumber : BPS 2006, diolah
5.3 Pengganda Total Sektor Perikanan terhadap Pendapatan Rumah Tangga
Dari hasil analisis pengganda, diketahui bahwa pengganda sektor perikanan untuk rumah tangga pengusaha pertanian adalah sebesar 0.4676 Tabel 5.3. Dengan
kata lain, apabila terjadi perubahan pendapatan pada sektor perikanan sebesar satu juta rupiah, maka pendapatan dari masyarakat pengusaha pertanian akan meningkat
sebesar Rp 467 600. Nilai pengganda sektor perikanan untuk rumah tangga
pengusaha pertanian tersebut adalah yang terbesar dibandingkan dengan pengganda untuk golongan rumah tangga yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa rumah tangga
pengusaha pertanian menerima dampak yang paling besar dari perubahan pendapatan sektor pertanian bila dibandingkan dengan golongan rumah tangga yang lain.
Urutan kedua penerima dampak terbesar dari perubahan sektor perikanan adalah rumah tangga pengusaha golongan atas perkotaan bukan pertanian. Nilai
pengganda sektor perikanan untuk golongan rumah tangga ini adalah sebesar 0.4115. Sedangkan rumah tangga pengusaha golongan rendah perkotaan bukan pertanian
menempati urutan ketiga dengan nilai pengganda sektor perikanan untuk golongan rumah tangga ini sebesar 0.2801. Kedua golongan rumah tangga tersebut dan
golongan rumah tangga pengusaha pertanian adalah golongan yang cenderung memperoleh penghasilan tinggi Tabel 5.3.
Golongan rumah tangga buruh pertanian, di mana banyak terdapat rumah tangga miskin, justru hanya menerima dampak yang relatif kecil dari perubahan
pendapatan pada sektor perikanan. Nilai pengganda sektor perikanan untuk golongan rumah tangga ini hanya sebesar 0.1236, yang berarti bahwa jika pendapatan sektor
perikanan meningkat sebesar satu juta rupiah, maka pendapatan rumah tangga buruh pertanian hanya akan menerima kenaikan pendapatan sebesar Rp 123 600. Nilai
pengganda tersebut berada di urutan keenam dari delapan golongan rumah tangga. Golongan rumah tangga yang memiliki nilai pengganda paling kecil adalah rumah
tangga bukan angkatan kerja baik di pedesaan maupun di perkotaan, dengan nilai pengganda berturut-turut adalah sebesar 0.0799 dan 0.1130 selengkapnya dapat
dilihat pada Lampiran 3.
Hasil analisis pengganda ini menunjukkan bahwa peningkatan pendapatan sektor perikanan justru akan dinikmati terutama oleh rumah tangga yang
berpenghasilan tinggi daripada yang berpendapatan rendah. Temuan ini mengindikasikan bahwa selama ini golongan rumah tangga miskin masih kurang
diuntungkan oleh kegiatan-kegiatan sektor perikanan. Kecilnya nilai pengganda sektor perikanan untuk golongan rumah tangga buruh pertanian menunjukkan bahwa
dampak kenaikan pendapatan dari sektor perikanan belum banyak dirasakan oleh rumah tangga miskin dari pada rumah tangga berpenghasilan tinggi.
Pada sektor-sektor produksi yang lain pun, golongan rumah tangga buruh pertanian memiliki nilai pengganda yang relatif kecil dibandingkan golongan rumah
tangga pengusaha. Rata-rata nilai pengganda sektor produksi terhadap pendapatan rumah tangga buruh tani hanya sebesar 0.0955, jauh berada di bawah angka rata-rata
pengganda sektor produksi untuk rumah tangga pengusaha golongan atas perkotaan bukan pertanian, yaitu sebesar 0.3898. Kondisi ini menunjukkan bahwa distribusi
pendapatan di Indonesia masih belum merata. Rumah tangga buruh pertanian, yang sebagian besar terdiri dari rumah tangga miskin, belum memiliki posisi tawar yang
cukup kuat dalam perekonomian. Akibatnya, rumah tangga buruh pertanian memperoleh distribusi pendapatan yang relatif kecil dan cenderung selalu mendapat
tekanan dari institusi-institusi lainnya yang lebih kuat. Belum meratanya distribusi pendapatan ini mengindikasikan bahwa perekonomian selama ini cenderung hanya
digerakkan oleh golongan tertentu saja. Tidak meratanya distribusi pendapatan ini dapat menimbulkan ketimpangan pendapatan yang semakin besar antara golongan
kaya dan golongan miskin.
Tabel 5.3 Pengganda Sektor Produksi terhadap Pendapatan Rumah Tangga Berdasarkan Pengganda SNSE Indonesia tahun 2003
RT Pertanian RT Bukan Pertanian
Pedesaan Perkotaan
Sektor
Buruh Pengusaha Pengusaha
Golongan Rendah
Bukan Angkatan
Kerja Pengusaha
Golongan Atas
Pengusaha Golongan
Rendah Bukan
Angkatan Kerja
Pengusaha Golongan
Atas Pertanian Tanaman Pangan
0.1441 0.7853
0.2003 0.1052
0.2075 0.2707
0.1095 0.3861
Pertanian Tanaman Lainnya 0.1337
0.6246 0.1860
0.0953 0.1842
0.2480 0.0968
0.3462 Peternakan
dan Hasil-hasilnya
0.1287 0.5333 0.1967 0.0896 0.1780 0.2777 0.1090 0.3969 Kehutanan
dan Perburuan
0.1186 0.4636 0.1911 0.0828 0.1687 0.2719 0.1078 0.3914 Perikanan
0.1236 0.4676 0.1861 0.0799 0.1654 0.2801 0.1130 0.4115 Pertambangan Batubara, Biji Logam, Minyak
Bumi 0.0697 0.2748 0.1389 0.0567 0.1219 0.2389 0.0887 0.3155
Pertambangan dan Penggalian Lainnya 0.1105
0.3857 0.2254
0.0938 0.1641
0.3224 0.1057
0.3796 Industri Makanan, Minuman dan Tembakau
0.1065 0.4646
0.1888 0.0801
0.1594 0.2912
0.1086 0.3912
Industri Pemintalan, Tekstil, Pakaian dan Kulit 0.0888
0.3459 0.1709
0.0678 0.1348
0.3145 0.1073
0.3739 Industri Kayu Barang Dari Kayu
0.1081 0.3995
0.2117 0.0859
0.1628 0.3203
0.1142 0.4134
Industri Kertas, Percetakan, Alat Angkutan dan Barang Dari Logam dan Industri
0.0620 0.2407 0.1252 0.0478 0.0991 0.2235 0.0809 0.2885 Industri Kimia, Pupuk, Hasil Dari Tanah Liat,
Semen 0.0677 0.2635 0.1348 0.0536 0.1103 0.2291 0.0838 0.2999
Listrik, Gas Dan Air Minum 0.0809
0.3175 0.1601
0.0653 0.1391
0.2826 0.1039
0.3677 Konstruksi
0.0879 0.3279 0.1851 0.0690 0.1286 0.3046 0.1028 0.3644 Perdagangan Besar, Eceran, Jasa Penunjang
Angkutan, dan Pergudangan 0.0911
0.3510 0.2371
0.0693 0.1616
0.3308 0.1407
0.5456 Restoran
0.1050 0.4440 0.1993 0.0763 0.1673 0.3077 0.1287 0.4676 Perhotelan
0.0617 0.2523 0.1077 0.0462 0.1002 0.1983 0.0812 0.2934 Angkutan dan Komunikasi
0.0837 0.3198
0.1583 0.0655
0.1319 0.2878
0.1017 0.3686
Bank dan
Asuransi 0.0760 0.2970 0.1443 0.0601 0.1390 0.2696 0.1104 0.3954
Real Estate dan Jasa Perusahaan 0.0677
0.2654 0.1261
0.0536 0.1184
0.2412 0.0953
0.3575 Pemerintahan dan Pertahanan, Pendidikan,
Kesehatan, Film dan Jasa Sosial Lainnya 0.0928
0.3544 0.1707
0.0851 0.2065
0.3241 0.1301
0.5525 Jasa Perseorangan, Rumah tangga dan Jasa Lain
0.0930 0.3500
0.1787 0.0706
0.1500 0.3503
0.1277 0.4695
5.4 Analisis Dekomposisi Dampak Kenaikan Ekspor di Sektor Perikanan