Produksi Sektor Perikanan Indonesia

Gabungan produksi perikanan budidaya air payau dan marikultur pada tahun 2000 mencapai 627 131 juta ton atau sekitar dua persen dari produksi perikanan budidaya dunia Ditjen Perikanan Budidaya dalam Effendi, 2004. Jumlah produksi tersebut menempatkan Indonesia pada urutan kelima negara produsen perikanan budidaya utama dunia setelah Cina, India, Jepang, dan Filipina. Dengan potensi sumberdaya alam yang tinggi, produksi perikanan budidaya Indonesia masih dapat terus ditingkatkan.

4.2 Produksi Sektor Perikanan Indonesia

Produksi sektor perikanan Indonesia dari tahun ke tahun secara umum terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2000 total produksi sektor perikanan Indonesia adalah sebesar 4.888 juta ton, angka tersebut meningkat menjadi 6.072 juta ton pada tahun 2005 Tabel 4.3. Secara rata-rata, peningkatan produksi sektor perikanan setiap tahunnya adalah sebesar 4.44 persen. Kenaikan produksi yang paling besar terjadi pada tahun 2003, yaitu sebesar 7.12 persen. Peningkatan produksi perikanan tersebut terutama disebabkan oleh sub sektor perikanan laut, di mana sub sektor tersebut merupakan penghasil terbesar dalam produksi perikanan Indonesia. Produksi perikanan laut Indonesia dari tahun 2000 hingga tahun 2005 meningkat dari 3.807 juta ton menjadi 4.653 juta ton. Dari segi pertumbuhannya, produksi perikanan laut setiap tahunnya tumbuh rata-rata sebesar 4.11 persen Tabel 4.3. Sub sektor lain yang mengalami pertumbuhan yang cukup besar sepanjang tahun 2000 hingga 2005 adalah perikanan tambak, kolam dan karamba. Pada tahun 2005, produksi perikanan tambak tumbuh sebesar 15 persen, yaitu dari 560 ribu ton pada tahun 2004 menjadi 644 ribu ton pada tahun 2005. Perikanan karamba pada tahun yang sama tumbuh sebesar 22.22 persen, sedangkan perikanan kolam tumbuh sebesar 7.69 persen. Tabel 4.3 Produksi Perikanan Indonesia Menurut Sub Sektor Perikanan ribu ton, Tahun 2000-2005 a\ Subsektor 2000 2001 2002 2003 2004 2005 Perikanan Laut 3807 3966 4.18 4073 2.70 4383 7.61 4572 4.31 4653 1.77 Perairan Umum 318 310 -2.52 304 -1.94 308 1.32 310 0.65 312 0.65 Tambak 430 455 5.81 473 3.96 502 6.13 560 11.55 644 15.00 Kolam 214 223 4.31 255 14.35 281 10.20 286 1.78 308 7.69 Karamba 26 39 50.00 41 5.13 40 -2.44 54 35.00 66 22.22 Sawah 93 98 5.38 87 -11.22 94 8.05 86 -8.51 90 4.65 Total 4888 5091 4.15 5233 2.79 5608 7.12 5867 4.62 6072 3.49 Keterangan : a\ = angka dalam kurung menyatakan persentase pertumbuhan = angka sementara Sumber : Biro Pusat Statistik 2006 Peningkatan produksi sektor perikanan laut tersebut juga disertai oleh peningkatan jumlah perahu dan kapal motor. Berdasarkan Tabel 4.4, terlihat bahwa jumlah perahu motor tempel dan jumlah kapal motor di Indonesia mengalami peningkatan. Pada tahun 2003, jumlah perahu motor tempel adalah sebesar 158 411 unit, kemudian pada tahun 2004 jumlah tersebut meningkat menjadi 162 560 unit. Adapun jumlah kapal motor pada tahun 2003 adalah sebesar 119 837 unit, dan pada tahun 2004 naik menjadi 123 190 unit. Namun, jumlah perahu tanpa motor mengalami penurunan, yaitu dari 250 469 unit pada tahun 2003 menjadi 245 920 unit pada tahun 2004. Secara total, pada tahun 2004 jumlah perahu dan kapal untuk perikanan laut di Indonesia, naik sebanyak 2953 unit. Tabel 4.4 Jumlah PerahuKapal Perikanan Laut Menurut Jenis unit, 2003-2004 a\ Jenis 2003 2004 Perahu tanpa motor 250469 47.37 245920 46.25 Perahu motor tempel 158411 29.96 162560 30.58 Kapal motor 119837 22.67 123190 23.17 Total 528717 531670 Keterangan : a\ = persen dari total Sumber : Biro Pusat Statistik 2006 Menurut Ditjen Perikanan Tangkap 2006, perahu tanpa motor dan perahu motor tempel dikategorikan sebagai pola penangkapan tradisional dan semi tradisional, sedangkan penggunaan kapal motor termasuk pola penangkapan semi modern atu modern. Pada Tabel 4.4 di atas terlihat bahwa penggunaan kapal motor meningkat dari 22.67 persen pada tahun 2003 menjadi 23.17 persen pada tahun 2004. Peningkatan jumlah kapal motor tersebut menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan pola penangkapan modern pada sektor perikanan di Indonesia. Adapun penurunan penggunaan perahu tanpa motor menunjukkan bahwa terjadi penurunan pola penangkapan tradisional.

4.3 Ekspor Hasil Perikanan Indonesia