5. Ekspor akan mendorong masuknya perusahaan multinasional yang memiliki
sumber daya modal yang besar. Hal ini akan mendorong peningkatan investasi dalam negeri.
6. Melalui perdagangan internasional, suatu negara dapat menukarkan komoditi
yang kurang potensial dengan komoditi yang lebih potensial. Misalnya saja komoditi primer dengan komoditi modal seperti mesin, dan sebagainya.
7. Perdagangan internasional akan mendorong aliran transfer teknologi dan
pengetahuan dari negara yang lebih maju ke negara yang sedang berkembang. 8.
Perdagangan internasional akan menciptakan persaingan yang sehat dan anti monopoli. Persaingan akan mendorong industri dalam negeri untuk
berproduksi secara lebih efisien agar mampu berkompetisi dengan industri luar negeri.
2.2 Konsep Pengganda Multiplier
Perubahan salah satu komponen autonomus dari pengeluaran agregat akan menyebabkan terjadinya perubahan pendapatan nasional dengan jumlah yang
lebih besar. Rasio perubahan dalam pendapatan nasional terhadap perubahan awal dari pengeluaran agregat autonomus ini disebut dengan pengganda atau multiplier
Lipsey, 1995. Besarnya pengganda ditentukan oleh kemiringan atau kecenderungan pengeluaran marjinal Marjinal Propensity to SpendMPS dari kurva AE. Semakin
curam kurva AE, maka MPS akan semakin tinggi, dengan demikian, pengganda pendapatannya juga akan semakin besar. Demikian juga sebaliknya, apabila kurva
AE memiliki kemiringan yang relatif lebih landai, maka MPS dan penggandanya
akan lebih kecil. Analisis secara grafis dari konsep pengganda disajikan pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Analisis Grafis Konsep Pengganda Sumber : Lipsey 1995
Pada umumnya, pengganda diberi simbol K. Secara matematis, perhitungan pengganda dapat dirumuskan Lipsey, 1995 :
N Y
Y AE
Y K
Δ −
Δ Δ
= Δ
Δ =
Jika kedua ruas dibagi dengan ΔY, maka :
MPSpend Y
N Y
N Y
Y Y
Y K
− =
Δ Δ
− =
Δ Δ
− Δ
Δ Δ
Δ =
1 1
1 1
dimana ∆Y = Perubahan pendapatan nasional
∆AE = Perubahan komponen autonomus pengeluaran agregat ΔN = Peningkatan awal dari pendapatan
∆N∆Y = MPSpend = Kemiringan kurva AE
AE=Y AE
2
AE
1
∆AE ∆N
∆Y 45
o
Y
2
Y
1
Pengeluaran Agregat AE
Pendapatan Nasional Riil Y
2.3 Distribusi Pendapatan dalam Pembangunan Ekonomi
Selain memerlukan Produk Nasional Bruto PNB yang tinggi, pembangunan ekonomi juga menuntut dukungan pertumbuhan ekonomi yang cepat. Menurut
Jhingan 2000, masalah dalam pertumbuhan PNB bukan hanya tentang bagaimana menumbuhkan PNB, tapi juga siapa yang menumbuhkan PNB. Jika pertumbuhan
PNB digerakkan oleh orang-orang kaya yang persentasenya kecil dari jumlah keseluruhan penduduk, maka pertumbuhan ekonomi hanya akan dinikmati oleh
mereka saja dan akan menimbulkan masalah ketimpangan pendapatan. Pembangunan ekonomi yang diharapkan adalah pertumbuhan yang bersumber
dari orang banyak, sehingga pertumbuhan ekonomi akan terbagi secara lebih merata. Banyak negara berkembang yang ternyata pertumbuhan ekonominya kurang memberi
manfaat dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat karena pertumbuhan ekonomi tidak diimbangi dengan distribusi pendapatan yang merata. Dengan kata lain, hanya
orang-orang berpendapatan tinggi saja yang menikmati hasil dari pertumbuhan ekonomi.
Para ekonom umumnya membedakan dua ukuran pokok distribusi pendapatan, yaitu ukuran distribusi ukuran pendapatan dan distribusi fungsional atau
distribusi kepemilikan faktor-faktor produksi Todaro, 2003. Distribusi ukuran pendapatan menghitung secara langsung jumlah penghasilan oleh setiap individu atau
rumah tangga. Distribusi fungsional lebih memfokuskan pada bagian dari pendapatan nasional total yang diterima oleh masing-masing faktor produksi. Teori distribusi
fungsional pada dasarnya mempersoalkan persentase penghasilan tenaga kerja secara
keseluruhan, bukan sebagai unit-unit usaha atau faktor-faktor yang terpisah secara individual.
2.4 Model Sistem Neraca Sosial Ekonomi SNSE