Tabel 4.5 Ekspor Hasil Perikanan Indonesia Menurut Komoditi, Berat, dan Nilai, Tahun 2002-2004
2002 2003
Januari - November 2004 KOMODITI
Volume Juta kg
Nilai US
Volume Juta kg
Nilai US
Volume Juta kg
Nilai US
UDANG 124.765
836 563 280 137.636
850 222 203 127.739
810 905 190 Udang tidak beku
8.987 14 141 415
8.795 16 486 712
6.100 12 640 554
Udang beku 112.539
817 823 251 125.684
830 820 981 109.905
732 385 670 Udang dalam
kaleng 3.239
4 598 614 3.156
2 914 510 11.734
65 878 966 KEPITING
11.226 90 348 143
12.041 91 917 616
18.848 117 350 882
Kepiting beku 2.155
10 425 599 2.177
11 153 691 2.262
8 437 228 Kepiting dalam
kaleng 5.640
70 937 602 6.805
74 103 166 1.611
12 402 931 Kepiting tidak
beku 3.431
8 984 942 3.059
6 660 759 14.974
96 510 723 RUMPUT LAUT
28.560 15 785 474
40.162 20 511 027
44.848 22 057 355
TERI 7.200
41 157 021 3.795
19 623 920 2.992
16 613 188 UBUR-UBUR
7.714 7 869 864
8.763 6 924 803
3.759 4 038 683
KERUPUK UDANG
6.638 9 105 862
6.122 8 887 938
5.114 6 979 866
TUNA 92.797
212 425 684 117.092
213 178 841 85.781
222 118 610 Tuna segar
26.718 90 687 435
27.795 83 256 526
25.698 97 244 560
Tuna beku 27.733
35 689 728 42.451
28 680 754 16.532
16 897 201 Tuna dalam
kaleng 38.346
86 048 521 46.846
101 241 561 43.551
107 976 849 KODOK
3.832 13 543 902
3.797 12 553 036
3.089 10 253 782
KORAL KULIT
KERANG 3.639
1 972 077 3.208
1 529 773 2.752
1 230 656 IKAN HIAS
3.514 15 054 169
3.378 15 808 992
2.987 14 079 960
MINYAK IKAN 0.303
717 191 3.868
2 026 816 0.781
488 496 MUTIARA
0.006 11 470 948
0.0003 3 172 880
0.0016 5 293 154
SIPUT 2.647
4 316 782 2.930
4 814 960 1.710
2 533 245 LAINNYA
272.898 310 022 716
516.895 383 995 045
520.031 377 911 947
TOTAL 565.739
1 570 353 113 859.687
1 635 167 850 820.434
1 611 855 014 Sumber : Departemen Kelautan dan Perikanan 2006
4.4 Investasi di Sektor Perikanan di Indonesia
Investasi di sub sektor perikanan, baik yang berupa Penanaman Modal Asing PMA maupun Penanaman Modal Dalam Negeri PMDN pada sektor perikanan
masih relatif kecil dibandingkan dengan investasi PMA dan PMDN sektor pertanian
maupun terhadap total investasi di Indonesia. Bahkan, PMA sub sektor perikanan pada tahun 2005 turun drastis dibandingkan dengan tahun 2004. Pada Tabel 4.6
terlihat bahwa jumlah PMA sub sektor perikanan adalah sebesar 132.6 juta US dollar, turun menjadi hanya 15.4 juta US dollar pada tahun 2005. Jumlah tersebut hanya 0.11
persen dari total PMA yang disetujui pada tahun 2005. Investasi PMDN sub sektor perikanan pada tahun 2005 meningkat dari Rp 3
milyar pada tahun 2004, menjadi Rp 15 milyar. Meski demikian, jumlah tersebut masih relatif sangat kecil jika dibandingkan dengan investasi pada keseluruhan sektor
perekonomian maupun pda sektor pertanian. PMDN pada sub sektor perikanan pada tahun 2005 hanya 0.33 persen dari total PMDN sektor pertanian, atau 0.03 persen dari
total PMDN seluruh sektor Tabel 4.6. Padahal, dengan potensi sumberdaya perikanan Indonesia yang sangat besar, terdapat peluang pemanfaatan yang besar dari
sub sektor perikanan. Kecilnya investasi pada sub sektor perikanan ini menunjukkan bahwa peluang tersebut masih belum dimanfaatkan secara optimal.
Tabel 4.6 PMA dan PMDN Sub Sektor Perikanan, 2004-2005
a\
PMA juta US PMDN Rp. milyar
Sektor 2004 2005 2004 2005
Total seluruh sektor 10279.8
13579.3 37140.4
50577.4 Sektor Pertanian
329.7 606.0
1847.9 4494.1
Sub sektor Perikanan Persentase dari sektor pertanian
Persentase dari total seluruh sektor 132.6
40.22 1.29
15.4 2.54
0.11 3.0
0.16 0.008
15.0 0.33
0.03 Sumber : Biro Pusat Statistik 2006
4.5 Rumah Tangga Perikanan di Indonesia
Berdasarkan data Biro Pusat Statistik 2006, jumlah rumah tangga perikanan di Indonesia pada tahun 2003 hingga 2004 mengalami peningkatan sebesar 207 791
rumah tangga Tabel 4.7. Peningkatan terbesar adalah pada rumah tangga sub sektor perikanan laut, di mana pada tahun 2003 jumlahnya adalah sebesar 559 791 rumah
tangga, dan pada tahun 2004 bertambah 53 426 rumah tangga menjadi 631 217 rumah tangga. Secara umum, dari tahun 2003 hingga 2004 jumlah rumah tangga perikanan
di Indonesia meningkat sebesar 9.69 persen. Tabel 4.7 Jumlah Rumah Tangga Perikanan di Indonesia Menurut Sub Sektor
Perikanan, 2003-2004
Sub Sektor Perikanan 2003
2004 Perikanan Laut
559791 613217
Perairan Umum 349516
394229 Tambak 196443
230651 Kolam 746642
797429 Keramba 43010
41595 Sawah 249557
275679 Total 2144959
2352750
Sumber : Biro Pusat Statistik 2006 4.6 Saluran Pemasaran Komoditi Perikanan
Disparitas harga komoditi perikanan antara harga nelayan dengan harga konsumen ditentukan oleh panjang atau pendeknya saluran pemasaran komoditi
perikanan tersebut. Saluran pemasaran yang panjang biasanya memperbesar marjin pemasaran, sehingga disparitas harga semakin besar. Hingga saat ini, harga yang
diterima oleh nelayan jauh berada di bawah harga jual komoditi perikanan tersebut pada konsumen. Akibatnya, sebagian besar nelayan Indonesia masih berada pada
kondisi miskin. Menurut Hanfiah dan Saefuddin 1983 ada beberapa golongan perantara yang
terlibat dalam pemasaran hasil perikanan rakyat di Indonesia, yaitu :
1. Tengkulak desa, adalah pembeli yang aktif mendatangi nelayan untuk
membeli ikan. 2.
Pedagang pengumpul di pasar lokal atau tengkulak pasar, adalah pedagang yang membeli ikan dari tengkulak desa.
3. Pedagang besar atau grosir, adalah pedagang yang berada di pusat kota untuk
menerima kiriman barang dari pedagang pengumpul di pasar lokal. 4.
Agen, adalah pedagang yang aktif membeli ikan di unit-unit usaha perikanan untuk membeli komoditi perikanan yang akan diekspor seperti udang dan
tuna. 5.
Pedagang eceran, adalah pedagang yang membeli ikan dari grosir dan menjualnya ke konsumen.
6. Eksportir.
Salah satu contoh saluran pemasaran produk perikanan untuk konsumsi domestik dapat digambarkan sebagai berikut :
Kecamatan Cisaat
Bogor dan
Jakarta
Gambar 4.1 Saluran Pemasaran Komoditi Perikanan Kecamatan Cisaat, Sukabumi Sumber : Hanafiah dan Saefuddin 1983
Nelayan
Tengkulak Desa
Tengkulak Pasar
Grosir Pedagang
Eceran Konsumen
Domestik Rumah
makan
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan membahas mengenai pengganda total sektor perikanan menurut SNSE Indonesia tahun 2003 dan dampak kenaikan ekspor di sektor perikanan
terhadap pendapatan rumah tangga dan sektor-sektor perekonomian lainnya. Dampak kenaikan pendapatan tersebut selain kenaikan pendapatan secara total juga akan
didekomposisi menjadi pengganda transfer, open loop, dan close loop. Namun, sebelumnya akan dibahas terlebih dahulu tentang input antara dalam kegiatan
produksi sektor perikanan untuk mengetahui proporsi input impor dalam sektor perikanan. Selain itu juga akan dibahas terlebih dahulu tentang keterkaitan sektor
perikanan dengan sektor-sektor perekonomian lainnya untuk mengetahui proporsi penggunaan input dan output sektor perikanan oleh sektor-sektor perekonomian
lainnya.
5.1 Input Antara dalam Kegiatan Produksi Sektor Perikanan