Kerangka Pemikiran TINJAUAN PUSTAKA

tahun 1985 adalah sebesar 1.99, tahun 1986 sebesar 1.92, tahun 1987 sebesar 1.95, tahun 1988 sebesar 1.95, tahun 1989 sebesar 1.71 dan tahun 1990 sebesar 1.71. Selain itu, subsektor perikanan di Kotamadya Bitung memiliki pertumbuhan yang cukup tinggi selama kurun waktu 1985-1990, yaitu rata-rata sebesar 6.16 persen per tahun. Dengan demikian, subsektor perikanan di Bitung merupakan sektor yang layak untuk dikembangkan karena pertumbuhannya akan mendorong pertumbuhan sektor-sektor lain dalam perekonomian Kotamadya Bitung. Berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, dapat diketahui bahwa sektor perikanan memiliki potensi untuk menjadi sektor unggulan ekspor di Indonesia. Potensi tersebut dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat. Selama ini, penelitian yang menganalisis secara kuantitatif dampak kenaikan ekspor di sektor perikanan terhadap pendapatan faktor produksi, institusi, dan sektor produksi masih sangat terbatas. Oleh sebab itu, penelitian ini akan menganalisis dampak dari kenaikan ekspor di sektor perikanan terhadap pendapatan sektor perikanan itu sendiri maupun terhadap pendapatan faktor produksi, institusi, dan sektor sektor perekonomian lainnya di Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah model SNSE.

2.7 Kerangka Pemikiran

Potensi subsektor perikanan Indonesia berpeluang untuk dimanfaatkan dalam memenuhi kebutuhan domestik dan untuk tujuan ekspor. Potensi tersebut masih belum dimanfaatkan sepenuhnya. Hal ini terlihat dari pangsa pasar dunia untuk produk perikanan Indonesia yang masih relatif kecil dibandingkan produksinya. Namun, tingginya permintaan ikan dunia memberikan kesempatan bagi peningkatan ekspor perikanan Indonesia. Melalui mekanisme keterkaitan, peningkatan ekspor perikanan memiliki dampak terhadap peningkatan pendapatan sektor-sektor produksi, baik sektor perikanan itu sendiri ataupun sektor-sektor lain. Peningkatan ekspor sektor perikanan akan mendorong kenaikan permintaan di sektor perikanan dan kenaikan permintaan di sektor-sektor lain yang berhubungan dengan sektor perikanan, misalnya saja sektor transportasi, sektor industri pengolahan makanan, dan sebagainya. Selain itu, peningkatan ekspor perikanan juga berpengaruh terhadap pendapatan pada blok institusi dan terhadap distribusi pendapatan pada blok faktor produksi. Hal ini disebabkan karena peningkatan ekspor sektor perikanan akan mendorong kenaikan harga komoditi perikanan. Dengan demikian, penerimaan rumah tangga dan tenaga kerja di sektor perikanan akan meningkat. Pengaruh tersebut dapat dianalisis dengan model SNSE. Pada blok institusi dalam model SNSE, rumah tangga dibagi menjadi beberapa golongan, yaitu rumah tangga pertanian dan rumah tangga bukan pertanian. Rumah tangga pertanian dibagi lagi menjadi rumah tangga buruh tani dan pengusaha pertanian. Rumah tangga bukan pertanian juga dibagi lagi menjadi rumah tangga bukan pertanian pedesaan dan rumah tangga bukan pertanian perkotaan. Selain rumah tangga, blok institusi dalam model SNSE juga mencakup institusi perusahaan dan pemerintah. Skema konseptual pemikiran tersebut adalah sebagai berikut : Gambar 2.4 Bagan Kerangka Pemikiran Potensi Perikanan Indonesia Pasar Domestik Ekspor Peningkatan Pendapatan melalui mekanisme pengganda Blok Kegiatan Produksi Blok Institusi Blok Faktor Produksi Peningkatan Pendapatan Nasional dan Perbaikan Distribusi Pendapatan Tenaga Kerja Bukan Tenaga Kerja Rumah Tangga 8 gol. Per- usahaan Pemerin- tah Sektor-sektor Produksi 22 sektor Model SNSE simulasi kenaikan ekspor 5 persen Analisis pengganda total dan dekomposisi pengganda transfer, open loop, dan close loop.

III. METODOLOGI PENELITIAN