Peranan Ekspor dalam Pertumbuhan Ekonomi

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peranan Ekspor dalam Pertumbuhan Ekonomi

Negara berkembang umumnya memiliki pasar domestik yang kecil karena rendahnya pendapatan per kapita dan daya beli Jhingan, 2000. Pasar domestik yang kecil ini tidak mampu menyerap seluruh output yang ada. Oleh sebab itu, perdagangan internasional dapat memberi manfaat untuk memperluas pasar. Dalam perdagangan internasional terdapat dua aktivitas, yaitu ekspor dan impor. Ekspor adalah kegiatan penjualan output domestik ke luar negeri, sedangkan impor adalah kegiatan mendatangkan atau membeli output dari negara lain untuk konsumsi domestik. Berdasarkan persamaan Keynes, kenaikan ekspor akan berpengaruh pada meningkatnya jumlah output atau pendapatan nasional, dan dengan demikian juga meningkatkan pertumbuhan ekonomi Mankiw, 2000. Persamaan tersebut adalah sebagai berikut : Y = AE = C + I + G + NX di mana Y merupakan jumlah output, C adalah jumlah konsumsi, I adalah jumlah investasi, G adalah jumlah pengeluaran pemerintah, serta NX adalah ekspor netto atau nilai ekspor dikurangi dengan nilai impor. Oleh sebab itu, ekspor sering dikatakan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi atau engine of growth. Secara grafis, peranan ekspor netto dalam pembentukan pendapatan nasional dapat digambarkan pada Gambar 2.1. ΔNX∆EX∆IM Gambar 2.1 Pembentukan Pendapatan Nasional Dengan Pendekatan Pengeluaran Sumber : Mankiw, 2000 Apabila ekspor meningkat lebih besar dari kenaikan impor, maka ekspor netto akan meningkat. Kenaikan ekspor netto selain akan menggeser Agregate Expenditure AE ke atas, juga akan mendorong naiknya permintaan agregat Agregate DemandAD, sehingga dengan naiknya permintaan agregat maka harga akan terdorong naik. Di sisi pendapatan nasional, pendapatan nasional Y akan mengalami peningkatan expansionary dari Y 1 menjadi Y 2 . Pengeluaran Agregat AE 45˚ Pendapatan Nasional Riil Y Y 1 Y 2 Y = AE ΔNX∆EX∆IM AE 1 = C+I+G+NX 1 AE 2 = C+I+G+NX 2 Y 1 Y 2 AS AD 1 AD 2 Tingkat harga P P 2 P 1 Pendapatan Nasional Riil Y AE 3 = C+I+G+NX 3 Y 3 Y 3 AD 3 P 3 Namun, jika peningkatan ekspor disertai dengan peningkatan impor yang lebih besar dari peningkatan ekspornya, maka pendapatan nasional justru akan turun menjadi lebih kecil dari kondisi semula. Jika peningkatan impor lebih besar, ekspor netto akan menjadi negatif sehingga kurva AE akan bergeser ke bawah, dari AE 1 menjadi AE 3 . Pada keseimbangan di pasar barang, permintaan agregat akan turun. Pendapatan nasional juga akan turun menjadi Y 3 . Dengan demikian, maka untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, selain dengan cara meningkatkan ekspor juga dengan mengurangi impor pada saat yang bersamaan. Salvatore 1997 menyatakan bahwa ekspor dapat mendorong pertumbuhan ekonomi karena delapan alasan, yaitu : 1. Ekspor akan memperluas pasar industri dalam negeri sehingga terjadi skala ekonomis dan skala efisiensi. Efek efisiensi tersebut akan diteruskan ke sektor lain, yang akhirnya akan meningkatkan produktivitas seluruh perekonomian. 2. Berdasarkan teori keunggulan komparatif, sebuah negara seharusnya berspesialisasi pada komoditi yang biaya produksinya relatif lebih murah untuk kemudian diekspor ke negara lain. Perdagangan akan menurunkan biaya untuk mengadakan komoditas yang dibutuhkan. 3. Berdasarkan teori vent for surplus, suatu negara dapat memproduksi komoditi yang sebenarnya tidak diinginkan di dalam negeri untuk kemudian diekspor. Komoditi tersebut diproduksi dengan menggunakan kapasitas produksi yang sebelumnya tidak terpakai akibat persedian supply yang berlebihan. Secara skematis, teori vent for surplus dapat dijelaskan melalui gambar di bawah ini : 4. Y’ Gambar 2.2 Kurva Teori Vent For Surplus Sumber : Salvatore, 1997 Pada gambar di atas terlihat bahwa sebelum terjadi perdagangan internasional, produksi dan konsumsi berada pada titik V. Setelah terjadi perdagangan internasional, produk barang-barang primer bergeser dari titik V ke titik B. Pada rasio harga internasional PaPm, produk primer sebesar XX’ dapat diekspor untuk mengimpor barang-barang industri sebesar YY’. Sehingga sesudah terjadi perdagangan internasional, konsumsi di negara tersebut akan berada di titik C dan jumlah produk promer yang dikonsumsi tidak berubah, yaitu sebesar 0X dengan jumlah produk industri yang tersedia bertambah sebanyak YY’. 4. Perdagangan internasional mendorong investasi yang kemudian akan mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi cenderung mengarah ke alokasi sumber daya yang efisien. Namun, apabila ditetapkan proteksi, maka harga dalam negeri akan meningkat sehingga sumber daya akan mengalir secara tidak efisien ke komoditi yang diproteksi. Impor produk manufaktur Harga Relatif PaPm X’ X V B C Y Ekspor produk primer KKP 5. Ekspor akan mendorong masuknya perusahaan multinasional yang memiliki sumber daya modal yang besar. Hal ini akan mendorong peningkatan investasi dalam negeri. 6. Melalui perdagangan internasional, suatu negara dapat menukarkan komoditi yang kurang potensial dengan komoditi yang lebih potensial. Misalnya saja komoditi primer dengan komoditi modal seperti mesin, dan sebagainya. 7. Perdagangan internasional akan mendorong aliran transfer teknologi dan pengetahuan dari negara yang lebih maju ke negara yang sedang berkembang. 8. Perdagangan internasional akan menciptakan persaingan yang sehat dan anti monopoli. Persaingan akan mendorong industri dalam negeri untuk berproduksi secara lebih efisien agar mampu berkompetisi dengan industri luar negeri.

2.2 Konsep Pengganda Multiplier