penerapan pembelajaran dengan pendekatan jelajah alam sekitar dapat meningkatkan keterampilan proses siswa dalam melakukan praktikum biologi,
khususnya mengenai dampak pencemaran lingkungan, serta meningkatkan hasil belajar.
Menurut Abdul et.al., 2013 yang menerapkan model studi lapangan dengan memanfaatkan lingkungan sekolah mampu mengarahkan siswa untuk
memaksimalkan kemampuan belajar dan memberikan pengalaman langsung kepada siswa dalam belajar. Pembelajaran JAS juga efektif untuk pembentukan
karakter ilmiah siswa dalam proses pembelajaran serta meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Sari, Y. et al.,
2013 yang menerapkan metode quantum teaching pada pendekatan jelajah alam sekitar JAS berbasis karakter dan konservasi.
2.3 Kerangka Berpikir
Ilmu Pengetahuan Alam IPA merupakan mata pelajaran yang mengkaji atau mempelajari fenomena dan gejala alam yang terjadi di lingkungan dengan
proses ilmiah, sehingga lingkungan sekitar dapat dijadikan objek atau sumber belajar yang relevan dan lebih menarik bagi siswa. Mempelajari alam sekitar
berarti mengajak siswa untuk mengenal lebih dekat segala permasalahan yang ada di lingkungannya. Pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam
pengamatan akan membuat pembelajaran menjadi lebih bermakna dan dapat memotivasi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikirnya. Guru harus
mampu memilih pendekatan dan sumber belajar dengan mempertimbangkan potensi wilayah, karakteristik siswa dan materi pelajaran.
Materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya merupakan materi yang sumber belajarnya lebih banyak di alam, sehingga dalam pembelajaran
materi ini maka perlu memanfaatkan alam sekitar dan simulasinya sebagai objek dan sumber belajar. Objek yang kongkrit ini sesuai untuk mengembangkan
keterampilan kognitif siswa, karena karakteristik siswa pada usia SMP kelas VII 11-13 tahun sudah mampu menggunakan logika berpikir secara baik namun
masih menggunakan objek yang kongkrit. Sekolah SMP Negeri 1 Larangan
memiliki potensi wilayah yaitu sekolah dekat dengan hutan, lingkungan persawahan, dan sungai.
Potensi lingkungan belum termanfaatkan secara optimal dalam pembelajaran IPA ini, sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan
menunjukkan bahwa pembelajaran biasanya menggunakan text book sehingga kegiatan belajar menjadi monoton, membosankan, aktivitas belajar siswa rendah,
dan pemupukan karakter ilmiah kurang tercemin karena pembelajaran tidak melalui proses ilmiah atau metode ilmiah. Keaktifan siswa yang rendah akan
berdampak pada hasil belajar yang rendah yaitu ketuntasan belajar klasikal 60. Hasil belajar yang rendah disebabkan oleh aktivitas siswa yang rendah di
dalam proses pembelajaran, sehingga diperlukan suatu pendekatan yang mampu mengaktifkan siswa student center, belajar bermakna, eduatainment, yang
dilakukan melalui proses ilmiah. Pendekatan dengan kelebihan tersebut dikenal dengan pendekatan JAS Jelajah Alam Sekitar. Penerapan pendekatan JAS ini
diharapkan efektif digunakan dalam pembelajaran IPA materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
Gambar kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Pembelajaran IPA mempelajari fenomena dan gejala alam yang terjadi di lingkungan.
Objek dan sumber belajar materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya,
lebih banyak di alam.
Pembelajaran IPA berpendekatan JAS Jelajah Alam Sekitar materi interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa.
Hasil yang diharapkan: Pembelajaran IPA berpendekatan JAS di SMP Negeri 1 Larangan
efektif terhadap hasil belajar dan karakter ilmiah siswa Hasil observasi;
a. Lingkungan alam belum dimanfaatkan sebagai sumber belajar
b. Hasil belajar dan keaktifan siswa rendah ketuntasan belajar klasikal 60
c. Pembelajaran belum mendorong pemupukan karakter ilmiah melalui proses sains,
banyak siswa yang takut untuk bertanya, kurang percaya diri. d.
Guru memilih pendekatan dan sumber belajar yang sesuai dengan karakteristik materi, siswa
dan potensi wilayah.
Kelebihan JAS: Pembelajaran
berpusat pada siswa, belajar bermakna,
edutainment, dilakukan melalui
kerja dan metode ilmiah, mampu
menumbuhkan karakter ilmiah.
2.4 Hipotesis