7 Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya.
Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya berorientasi pada Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi
sosial. Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru bertujuan agar tercipta iklim dan pelayanan terhadap kemampuan,
potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam sehingga terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.
2.1.2 Pendekatan JAS
Jelajah Alam Sekitar JAS merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan pada pemanfaatan lingkungan sekitar kehidupan siswa baik
lingkungan fisik, mental, sosial, teknologi maupun budaya sebagai objek belajar IPA yang fenomenanya dipelajari melalui kerja ilmiah Marianti, 2005 dalam
Yuniastuti, 2013. Kegiatan belajar siswa melalui kerja atau metode ilmiah scientific methode yang dirancang agar siswa secara aktif mengkonstruk konsep,
hukum atau prinsip. Observasi dan proses ilmiah dalam pembelajaran IPA mampu membuat hasil belajar lebih bermakna dan kemampuan observasi memunculkan
permasalahan dalam bentuk pertanyaan yang mampu meningkatkan kemampuan berpikir logis siswa Olivera, 2010 dalam Alimah et al., 2014. Tahapan-tahapan
metode ilmiah Kemendikbud, 2013 yaitu; 1 Mengamati untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah;
2 Merumuskan masalah; 3 Mengajukan atau merumuskan hipotesis;
4 Mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data; dan 5 Menarik kesimpulan serta mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip
yang ditemukan. Ciri-ciri pembelajaran IPA berpendekatan JAS Marianti, 2005 dalam
Mulyani, 2008 yaitu 1 pembelajaran selalu dikaitkan dengan lingkungan sekitar secara langsung atau tidak langsung menggunakan media; 2 selalu ada
kegiatan peramalan hipotesis, pengamatan dan penjelasan; 3 ada laporan untuk dikomunikasikan
baik berupa
lisan, tulisan,
foto, atau
audiovisual;
4 pembelajaran menyenangkan sehingga meningkatkan minat belajar siswa lebih lanjut. Dasar yang terkandung di dalam pembelajaran dengan memanfaatkan alam
sekitar sebagai sumber belajar adalah agar siswa mendapat kecakapan dan kesanggupan baru dalam menghadapi dunia nyata.
Situasi nyata yang dikaitkan dalam kegiatan pembelajaran mampu membuka wawasan berpikir, pengalaman belajar bermakna, dan hasil belajarnya
lebih berdaya guna Husamah, 2013. Komponen-komponen pendekatan JAS Mulyani et al., 2008 adalah sebagai berikut:
1 Eksplorasi Ketika melakukan eksplorasi terhadap lingkungannya, seseorang akan
berinteraksi dengan fakta yang ada di lingkungan sehingga menemukan pengalaman dan sesuatu yang menimbulkan pertanyaan atau masalah.
Adanya masalah manusia akan melakukan kegiatan berpikir untuk mencari pemecahan masalah. Lingkungan yang dimaksud di sini tidak hanya
lingkungan fisik saja, tetapi juga meliputi lingkungan sosial, budaya dan teknologi.
2 Konstruktivisme Siswa mengartikan pelajaran yang disampaikan guru berdasarkan
pengalaman-pengalaman mereka sebelumnya. Pengetahuan sebagai suatu proses pembentukan konstruksi yang terus menerus, terus berubah dan
berkembang. 3 Proses Sains
Proses sains atau proses kegiatan ilmiah dimulai ketika seseorang mengamati sesuatu yang menarik perhatian, kemudian akan memunculkan pertanyaan
atau permasalahan. Dari pertanyaan dan permasalahan tersebut maka siswa akan berpikir sehingga menghasilkan suatu pengetahuan. Pengetahuan yang
diperoleh dengan metode ilmiah bersifat rasional dan teruji sehingga merupakan pengetahuan yang dapat diandalkan.
4 Masyarakat Belajar learning community Konsep learning community menyarankan agar hasil pembelajaran diperoleh
dari kerjasama dengan orang lain. Hasil belajar diperoleh dari sharing antar teman, antar kelompok, antara yang tahu dengan yang belum tahu.
5 Edutainment
IPA merupakan salah satu kajian ilmu strategis untuk dapat memahami tentang fenomena alam. Edutainment dimana dalam pendekatannya
melibatkan unsur utama ilmu dan penemuan ilmu, keterampilan berkarya, kerjasama, permainan yang mendidik, kompetisi, tantangan dan sportivitas
dalam pembelajaran IPA. Pembelajaran JAS dilaksanakan dalam suasana yang menyenangkan, tidak membosankan, sehingga siswa belajar dengan
bersemangat. 6 Asesmen Autentik
Asesmen adalah proses pengumpulan berbagai data yang bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa. Asesmen dilakukan selama proses
pembelajaran, terintegrasi dalam kegiatan pembelajaran, bukan hanya pada akhir periode pembelajaran saja. Kemajuan belajar dinilai dari proses, bukan
semata-mata dari hasil. Penilaian autentik menilai pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa.
Pemanfaatan lingkungan sekolah sebagai sumber belajar dalam pembelajaran IPA berpendekatan JAS ini mempunyai beberapa keuntungan antara
lain sebagai berikut: 1 Kegiatan siswa akan lebih menarik dan tidak membosankan, sehingga
motivasi belajar akan lebih tinggi, 2 Hakikat belajar akan lebih bermakna sebab siswa dihadapkan pada situasi dan
keadaan yang sebenarnya atau bersifat alami, 3 Kegiatan siswa akan lebih komprehensif dan aktif sebab dilakukan dengan
metode atau kerja ilmiah yang sistematis seperti mengamati, menanya dan mengkomunikasi,
4 Sumber belajar siswa akan lebih kaya sebab lingkungan yang dipelajari dapat beranekaragam, dan
5 Belajar menyatu dengan alam disertai kerja ilmiah mampu menumbuhkan karakter ilmiah dan cinta lingkungan.
Jadi pembelajaran JAS dilaksanakan dengan mengeksplorasi sumber daya alam dan eksplorasi pengetahuan siswa yang dilakukan dalam suasana yang
menyenangkan, tidak membosankan sehingga siswa belajar dengan bersemangat. Aktivitas siswa dapat ditingkatkan melalui pembelajaran yang menuntut siswa
aktif dan bersifat menyenangkan Dalyono, 2008. Pembelajaran JAS menekankan pada siswa yang aktif dan kritis, pembelajaran berpusat pada siswa,
dan dipandu oleh guru yang kreatif.
2.1.3 Hasil Belajar