Pembelajaran IPA Landasan Teoritis

8

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Pembelajaran IPA

Pembelajaran merupakan suatu proses yang bersifat individual, yang merubah stimuli dari lingkungan seseorang ke dalam sejumlah informasi yang selanjutnya dapat menyebabkan adanya hasil belajar. Menurut Gagne 1985 sebagaimana dikutip oleh Achmad Anni 2011 menyatakan bahwa Hasil belajar itu memberikan kemampuan siswa untuk melakukan berbagai penampilan. Pembelajaran merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai komponen, yaitu tujuan atau kompetensi, materi, metode dan evaluasi. Perkembangan kognitif dalam Teori Piaget Achmad Anni, 2011 menyatakan bahwa perkembangan anak pada usia SMP 11-13 tahun sebagai berikut; 1 Anak mampu mengoperasionalkan berbagai logika, namun masih dalam bentuk benda kongkrit. 2 Guru dalam pembelajaran menciptakan suasana eksplorasi dan penemuan, sehingga siswa mempunyai kesempatan untuk mengembangkan minat belajarnya sesuai dengan kemampuan intelektualnya. 3 Penerapan metode pembelajaran yang digunakan hendaknya lebih mengarah pada konstruktivisme, artinya siswa lebih banyak dihadapkan pada problem solving atau persoalan-persoalan aktual yang dekat dengan kehidupan mereka serta dilakukan pembimbingan dalam menyusun hipotesis. Pembelajaran IPA merupakan pembelajaran yang bidang kajiannya berupa peristiwa atau kejadian dan fenomena yang terjadi di alam. Belajar IPA diharapkan dapat menjadikan siswa untuk memahami dirinya sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam penerapannya di kehidupan sehari-hari BSNP, 2006. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman secara langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami lingkungan sekitar secara ilmiah. Guru dalam membelajarkan IPA tidak hanya memberikan konsep, prinsip atau fakta tetapi mengajak siswa untuk mencari tahu mengenai kejadian alam yang terjadi di lingkungan secara sistematis. Hakikat pembelajaran IPA Hotimah, 2008 ada empat unsur yaitu IPA sebagai; 1 Sikap, artinya sikap rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup serta hubungan sebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan melalui prosedur yang benar. 2 Proses, artinya prosedur pemecahan masalah meliputi penyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi, pengukuran, dan penarikan kesimpulan. 3 Produk, artinya berupa fakta, prinsip, teori dan hukum. 4 Aplikasi, artinya penerapan dari metode ilmiah dan konsep IPA dalam kehidupan sehari-hari. Tujuan pelajaran IPA di SMP MTs BSNP, 2006 bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut; 1 Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. 2 Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat serta dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. 4 Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta berkomunikasi. 5 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan serta sumber daya alam. 6 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7 Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Pembelajaran IPA di sekolah sebaiknya berorientasi pada Sistem Pendidikan Nasional, yaitu mengembangkan kemampuan akademik dan interaksi sosial. Pemilihan model, pendekatan dan metode pembelajaran yang dilakukan oleh guru bertujuan agar tercipta iklim dan pelayanan terhadap kemampuan, potensi, minat, bakat dan kebutuhan siswa yang beragam sehingga terjadi interaksi yang optimal antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa.

2.1.2 Pendekatan JAS

Dokumen yang terkait

“Analisis Hasil Belajar IPA Siswa Pada Konsep Hubungan Antar Makhluk Hidup Dengan Lingkungannya Melalui Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw”.

0 7 162

PENGARUH PEMBUATAN JURNAL BELAJAR DALAM PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM

2 23 201

Pemanfaatan Perkebunan Karet Sebagai Sumber Belajar Materi Ekosistem Berpendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) di SMPN 1 Pabelan Salatiga

0 10 147

Bab 03 – Penyesuaian Makhluk Hidup dengan Lingkungannya – 1 Penyesuaian Makhluk Hidup dengan Lingkungannya

0 0 1

Efektivitas Penerapan Metode PBI (Problem Based Instruction) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk hidup Dengan Pendekatan JAS (Jelajah Alam Sekitar) pada Siswa kelas VIII.

0 0 1

Persepsi Guru dan Siswa Terhadap Pembelajaran dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) pada Materi Jamur Kelas X SMA Negeri 1 Semarang.

0 0 79

Pengembangan Bahan Ajar Materi Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan dengan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS).

0 0 1

Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) Model Group Investigation (GI) pada Materi Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup Di SMP Negeri 3 Teras.

0 0 1

PENGARUH PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR PADA PEMBELAJARAN GEOGRAFI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

0 1 8

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DENGAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMP XAVERIUS 3 BANDAR LAMPUNG PADA MATERI INTERAKSI MAKHLUK HIDUP DENGAN LINGKUNGANNY

0 0 160