dikatakan layak sebagai soal pre-test dan post-test dengan syarat diperbaiki terlebih dahulu. Hal ini juga berlaku untuk soal nomor 5, 9, dan 21. Untuk soal
nomor 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 20, dan 22 termasuk soal yang tidak layak dijadikan soal pre-test dan post-test. Akan tetapi, dikarenakan soal yang
layak belum memenuhi indikator dan aspek literasi sains, maka soal nomor 1, 6, 11, 13, 16, 20, dan 22 tetap digunakan sebagai soal pre-test dan post-test
dengan mempertimbangkan tingkat kesukarannya. Pada penelitian ini, maka hanya 16 soal saja yang digunakan sebagai
soal pre-test dan post-test, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, dan 22. Soal-soal tersebut layak untuk mengukur peningkatan
kemampuan literasi sains siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII SMP Negeri 1 Cimanggu karena selain menunjukkan validitas, reliabilitas, tingkat
kesukaran, dan daya pembeda yang memadai, tiap indikator kemampuan literasi sains terwakili.
3.8 Metode Analisis Data
3.8.1 Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan uji kelayakan bahan ajar, uji keterbacaan bahan ajar, dan analisis peningkatan kemampuan literasi
sains siswa.
3.8.1.1 Uji Kelayakan Bahan Ajar
Hasil validasi dari pakar digunakan untuk mengetahui kelayakan bahan ajar IPA Terpadu berbasis Literasi Sains bertema Aplikasi Konsep
Fisika dalam Kehidupan. Tingkat kelayakannya dapat dihitung dengan mencari persentase. Persentase dari suatu nilai dapat digunakan persamaan
berikut :
= ×
dengan : = persentase kelayakan
= jumlah skor yang diperoleh dari validator = jumlah skor maksimal
Sudijono, 2008: 43. Adapun kriteria tingkat kelayakankevalidan bahan ajar menurut
Akbar 2013: 41 adalah sebagai berikut : 85,00
P 100,00 = sangat valid atau dapat digunakan tanpa revisi 70,00
P 85,00 = cukup valid atau dapat digunakan, namun perlu direvisi kecil
50,00 P 70,00 = kurang valid, disarankan tidak dipergunakan
karena perlu revisi besar 01,00
P 50,00 = tidak valid, atau tidak boleh digunakan
3.8.1.2 Uji Keterbacaan Bahan Ajar
Untuk mengetahui tingkat keterbacaan teks bahan ajar dapat dihitung menggunakan persamaan berikut:
3.6
= ×
dengan: = persentase penilaian
= skor yang diperoleh siswa = skor keseluruhan
Sudijono, 2008: 43. Widodo 1995 menyatakan bahwa hasil akhir keterbacaan teks
bahan ajar dalam bentuk skor kemudian dibandingkan dengan kriteria Bormuth, yaitu:
P 37 = bahan ajar sukar dipahami
37 ≤ P ≤ 57 = bahan ajar telah memenuhi syarat keterbacaan P 57
= bahan ajar mudah dipahami
3.8.1.3 Analisis Peningkatan Kemampuan Literasi Sains
3.8.1.3.1 Uji Homogenitas Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
homogenitas populasi sebagai patokan dalam penentuan teknik pengambilan sampel penelitian, sehingga nanti dapat ditentukan mana yang akan menjadi
kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang digunakan untuk melakukan uji homogenitas adalah nilai Ulangan Akhir Semester Gasal mata pelajaran IPA
kelas VIII tahun ajaran 20142015, sehingga hipotesis statistik yang diuji adalah sebagai berikut:
H :
� = � = � = � = � varians kelima kelas homogen H
1
: � ≠ � ≠ � ≠ � ≠ � varians kelima kelas tidak homogen
3.7
Menurut Sudjana 2005: 263 untuk menguji hipotesis tersebut, digunakan rumus uji Bartlett, sebagai berikut :
� = �n {� − Σ
�
− ��g
�
}
dengan � = ��g
∑
�
− 3.9
= Σ
�
−
�
Σ
�
− dengan:
2 i
S
= varian masing-masing kelompok S = varian gabungan
B = koefisien Barlett
�
= Jumlah siswa dalam kelas
Kriteria pengujiannya adalah diterima jika
�
ℎ�
� dengan
taraf nyata 5 artinya data yang diuji bersifat homogen
Sudjana, 2005: 263. Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kelima kelas memiliki
keadaan yang sama atau bersifat homogen atau tidak, artinya apakah kemampuan dasar yang diperoleh tiap siswa dalam satu kelas memiliki
perbedaan yang terlalu signifikan atau tidak. Hasil uji homogenitas dapat dilihat secara lengkap pada lampiran 18.
Berdasarkan analisis uji homogenitas, setelah dilakukan perhitungan diperoleh
�
ℎ�
= ,
melalui perhitungan dengan menggunakan rumus Bartlett. Nilai
� = ,
dengan α = 0,05 dan dk = 4. Dari data tersebut dapat disimpulkan nilai
�
ℎ�
�
, sehingga dapat dikatakan bahwa kelima kelas tersebut memenuhi kriteria sebagai populasi yang homogen satu
sama lain. Oleh karena itu, Ho diterima sedangkan H
1
ditolak. 3.8
3.10
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan teknik simple random sampling karena semua populasi memenuhi kriteria
homogenitas. Dari teknik pengambilan sampel tersebut, peneliti memilih dan menentukan kelas VIII D sebagai kelas atau kelompok kontrol dan kelas VIII
B sebagai kelas atau kelompok eksperimen. 3.8.1.3.2 Uji Normalitas
Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang dianalisis berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas data pada penelitian
ini menggunakan uji chi-kuadrat dengan rumus : � = ∑
�
−
� �
�=
dengan:
�
= chi-kuadrat
�
= frekuensi pengamatan
�
= frekuensi yang diharapkan k = banyaknya kelas
Statistik tersebut berdistribusi chi-kuadrat dengan
= −
. Uji normalitas memungkinkan terjadinya dua hipotesis yaitu
yang berarti menunjukkan data tersebut terdistribusi normal dan
yang berarti data tidak terdistribusi normal. Kriteria pengujian adalah hipotesis H
o
ditolak jika
� �
−� −
dengan α = taraf nyata untuk pengujian. Dalam hal lainnya, H
o
diterima berarti data berdistribusi normal Sudjana, 2005: 273. 3.11
3.8.1.3.3 Analisis Ranah Kognitif Analisis peningkatan literasi sains ranah kognitif menggunakan uji
gain. Uji gain digunakan untuk mengetahui besar peningkatan kemampuan literasi sains siswa sebelum diberi perlakuan dan setelah mendapatkan
perlakuan. Menurut Meltzer 2002, normalitas gain g dapat dihitung dengan cara :
= −
− Dengan kriteria menurut Hake 1998, sebagai berikut :
≥ 0,7 = tinggi
0,7 ≥ 0,3 = sedang
0,3 = rendah
Uji kesamaan dua rata-rata uji t satu pihak digunakan untuk menguji hipotesis. Hipotesis statistik yang diajukan dalam penelitian ini
adalah: Ho
: peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA Terpadu berbasis Literasi Sains lebih rendah atau
sama dengan peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan bahan ajar IPA yang biasa digunakan.
Ha : peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang menggunakan
bahan ajar IPA Terpadu berbasis Literasi Sains lebih tinggi dibandingkan peningkatan kemampuan literasi sains siswa yang
menggunakan bahan ajar IPA yang biasa digunakan. 3.12
Berdasarkan hipotesis, maka uji satu pihak yang digunakan adalah uji t pihak kanan. Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai peningkatan
pre-test post-test. Rumus ini digunakan untuk uji t satu pihak kanan.
= ̅ − ̅
√ +
dengan
=
− +
− + −
Sudjana, 2005: 239. Kriteria pengujiannya adalah
ditolak jika
n el
dengan taraf nyata 5 artinya data yang diuji memiliki rata-rata yang tidak sama.
3.8.1.3.4 Analisis Ranah Afektif Uji yang digunakan untuk mengetahui perbedaan sikap siswa pada
kelas kontrol dan eksperimen adalah t-test. Rumus t-test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang tidak berkorelasi independen.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai pada ranah afektif antara kelas kontrol dan
kelas eksperimen Ha : Terdapat perbedaan nilai pada ranah afektif antara kelas kontrol dan kelas
eksperimen Berdasarkan hipotesis, maka uji yang digunakan adalah uji t dua pihak.
Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai afektif kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumusan t-test yang digunakan adalah
sebagai berikut: 3.13
3.14
= ̅ − ̅
√ +
dengan =
− +
− +
− Sudjana, 2005: 239.
Kriteria pengujiannya adalah diterima jika
−
el n
el
dengan taraf nyata 5 artinya data yang diuji memiliki rata-rata yang sama Sudjana, 2005: 239.
3.8.1.3.5 Analisis Ranah Psikomotorik Uji yang digunakan untuk mengetahui keterampilan siswa pada
kelas kontrol dan eksperimen adalah t-test. Rumus t-test digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel yang tidak berkorelasi independen.
Adapun hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : Ho : Tidak terdapat perbedaan nilai pada ranah psikomotorik antara kelas
kontrol dan kelas eksperimen. Ha : Terdapat perbedaan nilai pada ranah psikomotorik antara kelas kontrol
dan kelas eksperimen. Berdasarkan hipotesis, maka uji yang digunakan adalah uji t dua
pihak. Data yang digunakan untuk uji ini adalah nilai psikomotorik kelas eksperimen dan kelas kontrol. Rumusan t-test yang digunakan adalah
sebagai berikut:
3.15
3.16
= ̅ − ̅
√ +
dengan =
− +
− +
− Sudjana, 2005: 239.
Kriteria pengujiannya adalah diterima jika
−
el n
el
dengan taraf nyata 5 artinya data yang diuji memiliki rata-rata yang sama Sudjana, 2005: 239.
3.17
3.18
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian