Analisis Uji Instrumen Non Tes

3.6.4 Lembar Soal Tes Peningkatan Kemampuan Literasi Sains

Tes peningkatan kemampuan literasi sains digunakan untuk mengetahui peningkatan kemampuan literasi sains siswa. Tes tersebut dilakukan dua tahap yaitu pre-test dan post-test. Pre-test merupakan tes untuk mengetahui kemampuan awal yang dilaksanakan sebelum diberikan treatment pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Post-test diberikan setelah treatment pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Adapun lembar soal tes peningkatan kemampuan literasi sains telah terlampir pada lampiran 13.

3.7 Analisis Instrumen

Instrumen dalam penelitian ini yang telah diuji meliputi angket uji kelayakan bahan ajar, lembar penilaian afektif dan psikomotorik, lembar soal tes rumpang, dan uji coba tes.

3.7.1 Analisis Uji Instrumen Non Tes

3.7.1.1 Analisis Angket Uji Kelayakan Bahan Ajar

Instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur Arikunto, 2012. Kevalidan angket ditentukan dengan validitas konstruk. Pengujian validitas ini menggunakan teknik judgment expert pendapat dari ahli yaitu dilakukan dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing. Berdasarkan hasil validasi angket beserta rubrik penilaian terdapat beberapa hal yang perlu direvisi. Beberapa hal tersebut meliputi : 1. Pada rubrik penilaian tidak menggunakan kata kurang atau sangat, namun menggunakan batasan yang dapat diukur oleh validator dalam setiap penilaian, sebagai contoh menggunakan kalimat “Ditemukan 3 simbol yang tidak konsisten”. 2. Kalimat yang digunakan dipersingkat dan diperjelas agar validator mudah dalam melakukan penilaian. 3. Pengecekan kembali butir penilaian pada angket dengan rubrik penilaian yang digunakan supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pengisian lembar penilaian.

3.7.1.2 Analisis Lembar Penilaian Afektif dan Psikomotorik

Lembar penilaian afektif digunakan untuk menilai sikap siswa dalam pembelajaran yang menggunakan bahan ajar IPA terpadu berbasis Literasi Sains bertema Aplikasi Konsep Energi dalam Kehidupan dengan sikap siswa dalam pembelajaran yang menggunakan bahan ajar IPA terpadu yang biasa digunakan di sekolah. Lembar penilaian psikomotorik digunakan untuk menilai keterampilan siswa pada saat melakukan praktikum baik yang menggunakan bahan ajar IPA Terpadu berbasis Literasi Sains bertema Aplikasi Konsep Energi dalam Kehidupan maupun menggunakan bahan ajar IPA yang biasa digunakan di sekolah.Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas konstruk. Pengujian validitas ini menggunakan teknik judgement expert yaitu dengan berkonsultasi dengan dosen pembimbing selaku pakar. Berdasarkan hasil validasi lembar penilaian afektif dan psikomotorik beserta rubrik penilaian terdapat beberapa hal yang perlu direvisi. Beberapa hal tersebut meliputi : 1. Pada rubrik penilaian ditambahkan kembali indikator agar dapat mengukur aspek yang hendak diukur. 2. Pengecekan kembali skor yang diperoleh untuk masing-masing indikator agar tidak terjadi kekeliruan dalam pengisian lembar penilaian. 3.7.2 Analisis Uji Instrumen Tes 3.7.2.1 Analisis Soal Tes Rumpang Menurut Harrison, sebagaimana dikutip oleh Widodo 1995, salah satu keuntungan dari tes rumpang adalah tidak perlu dianalisa butir tes. Oleh karena itu, pengujian tes rumpang dilakukan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan pembuatan tes rumpang. Berdasarkan hasil validasi lembar soal tes rumpang terdapat beberapa hal yang perlu direvisi. Beberapa hal tersebut meliputi : 1. Tampilan soal tes rumpang dibuat sama dengan bahan ajar yang dibuat. 2. Paragraf pertama yang menunjukkan pengantar suatu materi tidak boleh dirumpangkan agar siswa memahami materi yang sedang dirumpangkan.

3.7.2.2 Analisis Soal Tes Peningkatan Kemampuan Literasi Sains

Uji coba tes dilakukan sebagai pertimbangan apakah instrumen tes tersebut nantinya layak atau tidak untuk mengukur variabel pada penelitian ini yaitu peningkatan kemampuan literasi sains siswa kelas VIII. Uji coba tes pada penelitian ini dilakukan melalui perhitungan 4 aspek yaitu validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda. Hasil uji coba soal secara rinci dapat dilihat pada lampiran 19. Berikut hasil uji coba soal secara singkat dari masing-masing aspek tersebut. 3.7.2.2.1 Validitas Soal Validitas soal adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat- tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrumen soal. Suatu instrumen yang valid atau sahih ketika mempunyai validitas yang tinggi atau sebaliknya. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi. Pengujian validitas ini dilakukan dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi pelajaran yang telah diajarkan. Teknik pengujian validitas isi dibantu dengan menggunakan kisi-kisi instrumen Sugiyono, 2009: 129. Berdasarkan perhitungan dan analisis data yang telah dilakukan terhadap 22 butir soal yang diujikan terdapat 13 butir soal yang termasuk kategori dibuang berdasarkan daya pembedanya. Sementara itu, soal yang diperlukan sejumlah 15 butir soal. Oleh karena itu, dari 13 butir soal yang dibuang dianalisis kembali hingga butir soal tersebut dapat memenuhi indikator dan aspek literasi sains dengan mempertimbangkan taraf kesukarannya. 3.7.2.2.2 Reliabilitas Soal Reliabilitas soal berhubungan dengan ketetapan hasil tes. Suatu instrumen soal yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan Arikunto, 2012: 100. Untuk menghitung koefisien reliabilitas pada tes bentuk uraian digunakan rumus Alpha Cronbach Arikunto, 2012: 239.                     2 2 11 1 1 t i n n r 3.1 dengan: r 11 = reliabilitas instrumen n = banyaknya butir pertanyaan   2 i = jumlah varians butir  2 t = varians total   N N x x i     2 2  3.2 dengan:  x = jumlah butir soal  x 2 = jumlah kuadrat butir soal N = banyak subjek pengikut tes Kriteria pengujian reliabilitas tes yaitu setelah didapatkan harga , kemudian dibandingkan dengan r product moment pada tabel, jika r r tabel hitung  , maka item yang diujikan tersebut dianggap reliabel. Adapun pedoman untuk memberikan interpretasi reliabilitas menurut Sugiyono 2007: 231, sebagai berikut : Tabel 3.1 Interpretasi terhadap Reliabilitas Interval r 11 Kriteria 0,00 r 11 0,20 0,20 r 11 0,40 0,40 r 11 0,60 0,60 r 11 0,80 0,80 r 11 1,00 Sangat Rendah Rendah Sedang Kuat Sangat Kuat Berdasarkan tabel analisis soal uji coba yang terdapat pada lampiran 19 disimpulkan bahwa soal yang telah dijadikan tes menunjukkan adanya reliabilitas. Uji reliabilitas pada penelitian ini menggunakan rumus Aplha Cronbach karena bentuk soal tes berupa soal uraian. Diketahui sebesar 0,355 dengan taraf kesalahan 5 dan jumlah soal sebanyak 22 butir, maka dapat dikatakan soal tersebut reliabel karena . Pada tabel interpretasi nilai reliabilitas yang sudah dipaparkan maka interpretasi tingkat reliabilitas menunjukkan kuat. 3.7.2.2.3 Tingkat Kesukaran Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit Arikunto, 2012. Untuk mengetahui tingkat kesukaran soal uraian dapat menggunakan rumus: = = ℎ ℎ Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut menggambarkan tingkat kesukaran suatu soal. Tabel 3.2 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal Interval Kriteria 0,00 TK 0,30 0,30 TK 0,70 0,70 TK 1,00 Soal Sukar Soal Sedang Soal Mudah Rusilowati, 2014. 3.3 3.4 Soal dikategorikan sukar artinya sebagian besar siswa belum mampu menjawab pertanyaan atau memecahkan soal dan soal dikategorikan sedang artinya sebagian siswa mampu menjawab pertanyaan atau memecahkan soal. Selanjutnya, soal dikategorikan mudah artinya sebagian besar siswa mampu menjawab pertanyaan atau memecahkan soal. Hasil analisis tingkat kesukaran soal dapat dilihat pada Tabel 3.3. Tabel 3.3 Hasil Analisis Uji Tingkat Kesukaran Soal Tingkat Kesukaran Kriteria Soal Nomor Soal 0,00 TK 0,30 Soal Sukar 5, 6, 8, 10, 12, 13, 17, 20, 21, dan 22 0,30 TK 0,70 Soal Sedang 2, 7, 9, 15, 16, 18, dan 19 0,70 TK 1,00 Soal Mudah 1, 3, 4, 11, dan 14 3.7.2.2.4 Daya Pembeda Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah Arikunto, 2012: 226. Rumus untuk mengetahui daya pembeda soal bentuk uraian adalah sebagai berikut : = − ℎ Hasil perhitungan dengan menggunakan rumus tersebut, menggambarkan tingkat kemampuan soal dalam membedakan siswa yang sudah memahami materi yang diujikan dengan siswa yang belum atau tidak memahami materi yang diujikan. 3.5 Tabel 3.4 Klasifikasi Daya Pembeda menurut Crocker dan Algina 1986 Interval Kriteria 0,40 D 1,00 0,30 D 0,40 0,20 D 0,30 0,00 D 0,20 Soal diterima Soal diterima, tetapi perlu diperbaiki Soal diperbaiki Soal tidak dipakai dibuang Rusilowati, 2014. Adapun klasifikasi daya pembeda soal dan rincian soal terdapat pada Tabel 3.5. Tabel 3.5 Hasil Analisis Uji Daya Pembeda Soal Soal Nomor Soal Diterima 15 dan 19 Diterima, tetapi perlu diperbaiki 3, 4, 7, dan 14 Diperbaiki 5, 9, dan 21 Tidak dipakai dibuang 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 20, dan 22 Berdasarkan analisis validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal yang telah diuraikan, menunjukkan soal tes untuk pre-test dan post-test tidak seluruhnya layak untuk digunakan atau dibuang. Untuk lebih jelasnya dari masing-masing aspek tiap butir soal dapat dilihat pada lampiran 20. Dari 22 soal yang telah diujikan terdapat 2 soal yang dikatakan layak sebagai soal pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan kemampuan literasi sains siswa, yaitu soal nomor 15 dan 19. Soal nomor 3, 4, 7, dan 14 dikatakan layak sebagai soal pre-test dan post-test dengan syarat diperbaiki terlebih dahulu. Hal ini juga berlaku untuk soal nomor 5, 9, dan 21. Untuk soal nomor 1, 2, 6, 8, 10, 11, 12, 13, 16, 17, 18, 20, dan 22 termasuk soal yang tidak layak dijadikan soal pre-test dan post-test. Akan tetapi, dikarenakan soal yang layak belum memenuhi indikator dan aspek literasi sains, maka soal nomor 1, 6, 11, 13, 16, 20, dan 22 tetap digunakan sebagai soal pre-test dan post-test dengan mempertimbangkan tingkat kesukarannya. Pada penelitian ini, maka hanya 16 soal saja yang digunakan sebagai soal pre-test dan post-test, yaitu soal nomor 1, 3, 4, 5, 6, 7, 9, 11, 13, 14, 15, 16, 19, 20, 21, dan 22. Soal-soal tersebut layak untuk mengukur peningkatan kemampuan literasi sains siswa pada mata pelajaran IPA kelas VIII SMP Negeri 1 Cimanggu karena selain menunjukkan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda yang memadai, tiap indikator kemampuan literasi sains terwakili.

3.8 Metode Analisis Data