Kelayakan Bahan Ajar Pembahasan

sebagai cara berpikir, dan 20 untuk kategori interaksi sains, teknologi, dan masyarakat yang memenuhi perbandingan 2 : 1 : 1 : 1.

4.2.2 Kelayakan Bahan Ajar

Penilaian kelayakan bahan ajar IPA terpadu berbasis Literasi Sains bertema Aplikasi Konsep Energi dalam Kehidupan menggunakan angket yang terdiri dari 5 aspek kelayakan, yaitu kelayakan isi, kelayakan penyajian, kelayakan bahasa, kelayakan grafis, dan kelayakan muatan literasi sains. Angket yang disusun berpedoman pada Badan Standar Nasional Pendidikan BSNP dan aspek literasi sains. Penilaian dilakukan oleh 3 validator meliputi 2 dosen dan 1 guru IPA SMP Negeri 1 Cimanggu. Penilaian pada aspek kelayakan isi terdiri atas 1 cakupan materi, 2 akurasi materi, 3 kemutakhiran dan kontekstual, 4 ketaatan pada hukum dan perundang-undangan, dan 5 keterampilan. Rata-rata persentase yang diperoleh dari ketiga validator sebesar 93,23. Hal ini menunjukkan bahwa bahan ajar termasuk kategori sangat valid. Pada aspek kelayakan penyajian, bahan ajar dinilai berdasarkan 1 teknik penyajian, 2 pendukung penyajian materi, 3 penyajian pembelajaran, dan 4 kelengkapan penyajian. Hasil penilaiannya menunjukkan bahwa bahan ajar dari segi kelayakan penyajian sangat valid dengan perolehan rata-rata persentase sebesar 88,33. Selanjutnya, penilaian juga dilakukan dari aspek kelayakan bahasa yang berdasarkan pada 1 kesesuaian bahasa dengan perkembangan peserta didik, 2 komunikatif, 3 dialogis dan interaktif, 4 lugas, 5 koherensi dan ketertautan alur pikir, 6 kesesuaian dengan kaidah bahasa Indonesia, dan 7 penggunaan istilah dan simbol. Perolehan kriteria sama dengan penilaian aspek kelayakan isi dan penyajian yaitu menunjukkan bahan ajar sangat valid dengan rata-rata persentase yang diperoleh sebesar 94,87. Selain ketiga aspek penilaian yang telah diuraikan, terdapat pula penilaian dari aspek kelayakan grafis. Hal – hal yang dinilai berkaitan dengan 1 ukuran buku, 2 desain kover buku, 3 ilustrasi kover buku, 4 tata letak isi buku, 5 tipografi isi buku, dan 6 ilustrasi buku. Sama halnya dengan penilaian pada ketiga aspek yang telah dilakukan, bahan ajar yang dikembangkan dari aspek kelayakan grafis termasuk dalam kategori sangat valid dengan perolehan persentase sebesar 93,94. Penilaian juga dilakukan pada aspek kelayakan muatan literasi sains. Aspek kelayakan tersebut terdiri atas 1 sains sebagai batang tubuh pengetahuan, 2 sains sebagai cara untuk menyelidiki, 3 sains sebagai cara berpikir, dan 4 interaksi antara sains, teknologi, dan masyarakat. Rata-rata persentase kelayakan yang diperoleh sebesar 88,27 dan termasuk ke dalam kategori sangat valid. Oleh karena itu, secara keseluruhan penilaian yang dilakukan terhadap kelima aspek kelayakan termasuk kategori sangat valid dengan rata-rata presentase sebesar 91,73. Masing-masing aspek literasi sains juga diuji kelayakannya. Untuk aspek literasi sains A, yaitu sains sebagai batang tubuh pengetahuan memperoleh rata-rata persentase kelayakan sebesar 91,67 yang termasuk dalam kategori sangat valid. Begitu pula dengan aspek literasi sains C, yaitu sains sebagai cara berpikir dengan perolehan rata-rata persentase kelayakan sebesar 90,74. Lain halnya dengan aspek literasi sains B dan D yaitu sains sebagai cara untuk menyelidiki dan interaksi sains, teknologi, dan masyarakat yang memperoleh rata-rata persentase kelayakan sebesar 83,33. Persentase tersebut termasuk dalam kategori cukup valid. Berdasarkan penilaian kelayakan bahan ajar tiap aspek literasi sains, perolehan rata-rata persentase aspek sains sebagai cara untuk menyelidiki dan interaksi sains, teknologi, dan masyarakat berada pada urutan yang paling rendah. Hal ini disebabkan karena tidak terdapat pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa melalui penggunaan grafik-grafik pada bahan ajar yang menunjukkan aspek sains sebagai cara untuk menyelidiki. Selain itu, karir atau pekerjaan tidak seluruhnya dicantumkan pada setiap materi yang menunjukkan aspek interaksi sains, teknologi, dan masyarakat. Oleh karena itu, tidak terdapatnya hal-hal tersebut berpengaruh pula terhadap hasil penilaian kelayakan bahan ajar aspek literasi sains. Meskipun secara keseluruhan menunjukkan penilaian yang baik tentang bahan ajar yang dikembangkan, tetapi masukan-masukan atau saran-saran dari validator tetap diperhatikan dan selanjutnya dilakukan revisi oleh peneliti demi meningkatkan kualitas bahan ajar. Berikut merupakan revisi-revisi yang dilakukan oleh peneliti sesuai dengan masukan-masukan dari validator, antara lain: menambahkan kunci jawaban pada bagian akhir setelah lembar evaluasi, sebagian gambar-gambar yang terdapat dalam bahan ajar berasal dari dokumentasi penulis, mencantumkan referensi dalam daftar pustaka yang dominan dikutip dalam bahan ajar, mengganti contoh berupa gambar dalam bahan ajar dengan gambar yang tepat agar sesuai narasi, memperbaiki penulisan yang salah ketik, menyederhanakan kalimat yang digunakan untuk menjelaskan materi sains dalam kehidupan tentang televisi agar sesuai dengan tingkat berpikir siswa SMP, dan menambahkan glosarium pada bagian akhir bahan ajar.

4.2.3 Keterbacaan Bahan Ajar