Jenis dan Desain Penelitian

36

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah jenis penelitian berdasarkan metode yaitu penelitian percobaan experiment research. Penelitian percobaan adalah penelitian dengan melakukan sebuah studi yang objektif, sistematis, dan kontrol untuk memprediksi atau mengontrol fenomena Danim dalam Siregar, 2014: 11. Penelitian eksperimen dilakukan untuk menyelidiki hubungan sebab akibat, dengan cara mengekspos satu atau lebih kelompok eksperimental, dan satu atau lebih kondisi eksperimen. Bentuk desain eksperimen yang digunakan adalah true experimental eksperimen yang betul-betul. Menurut Sugiyono 2012: 75 ciri utama dari true experimental adalah bahwa, sampel yang digunakan untuk eksperimen maupun sebagai kelompok kontrol diambil secara random dari populasi tertentu. Menurut Nahartyo 2012: 4 eksperimen tulen true experiment adalah jenis eksperimen dimana variabel independen dimanipulasi oleh eksperimenter dan manipulasi tersebut diaplikasikan secara acak sering disebut randomisasi kepada grup-grup subjek. Dalam penelitian ini jenis penelitian menggunakan metode eksperimen. Bentuk desainnya true experimental karena subjek penelitian dipilih secara acak dari populasi peserta didik kelas XI TKR SMK N 1 Adiwerna tahun ajaran 20142015 yang terdiri dari empat kelas. Desain penelitian menggunakan desain posttest-only control design. Langkah pertama yang dilakukan adalah memberikan perlakukan treatment pada kelas eksperimen dan kelas kontol, kelas eksperimen dikenakan perlakuan berupa pembelajaran menggunakan alat peraga sistem pengisian berbasis LED, sedangkan untuk kelas kontrol dikenakan pembelajaran menggunakan alat peraga yang dipakai di sekolah. Kemudian dilakukan pengukuran posttest kepada kedua kelas tersebut untuk melihat perbedaan hasil belajar peserta didik.. Tabel 3.1 Desain Penelitian Kelas Perlakuan Treatment Posttest K X1 Y E X2 Y Keterangan sebagai berikut. K = kelas kontrol E = kelas eksperimen X1 = pembelajaran pada kelas kontrol menggunakan alat peraga sistem pengisian yang dipakai di sekolah X = pembelajaran pada kelas eksperimen menggunakan alat peraga sistem pengisian berbasis LED Y = posttest Pada saat melaksanakan penelitian ada suatu proses yang dilakukan guna runtutnya proses penelitian, urutan proses penelitian digambarkan pada diagram alir sebagai berikut. Gambar 3.1 Digram Alir Penelitian Mulai Rumusan Masalah dan Pendekatan Desain Alat Peraga Pembuatan Alat Peraga Menyusun Instrumen Uji Coba Hasil Uji Alat Peraga Hasil Uji Intrumen Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pembelajaran menggunakan Alat Peraga Sistem Pengisian Berbasis LED Pembelajaran menggunakan Alat Peraga yang dipakai di Sekolah Analisis dan Pembahasan Kesimpulan Selesai Posttest Valid Tidak Valid Tidak Layak Layak Penelitian dimulai dengan merumuskan masalah dan pendekatan. Rumusan masalah dan pendekatan tersebut digunakan sebagai bahan dalam penyusunan alat peraga dan instrumen. Setelah alat peraga disusun, langkah selanjutnya adalah uji alat peraga. Jika hasil uji alat peraga tidak layak tidak valid maka alat peraga harus disusun ulang, tetapi jika alat peraga dinyatakan layak valid maka dapat digunakan sebagai media pembelajaran. Kegiatan pembelajaran ada dua yaitu pembelajaran pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. Pembelajaran kelas kontrol dan kelas eksperimen pada dasarnya sama, perbedaannya terletak pada penggunaan alat peraga, kelas kontrol pada saat melaksanakan praktik menggunakan alat peraga sistem pengisian yang dipakai di sekolah sedangkan kelas eksperimen menggunakan alat peraga sistem pengisian berbasis LED dengan jumlah peserta didik sama yaitu 32. Prosesnya adalah peserta didik diberi arahan awal untuk melaksanakan jobsheet praktik sistem pengisian, setelah itu dibagi menjadi delapan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari empat peserta didik. Ada empat job praktik yang dilakukan yaitu membongkar dan merakit alternator, memeriksa stator dan rotor, menentukan diode positif dan negatif dan merangkai sistem pengisian. Dari empat job tersebut setiap anggota kelompok bergantian untuk menyelesaikan jobsheet sehingga setiap anggota kelompok pernah melaksanakan praktik sistem pengisian. Kegiatan praktik dilakukan sampai delapan kelompok telah melaksanakan praktik sistem pengisian. Instrumen untuk mengukur hasil belajar yang diuji kevalidannya adalah instrumen kognitif. Instrumen hasil belajar ada tiga yaitu instrumen kognitif berupa soal pilihan ganda, intrumen afektif berupa lembar check list keaktifan peserta didik dan intrumen psikomotorik berupa check list praktik sistem pengisian. Intrumen afektif digunakan untuk menilai keaktifan peserta didik ketika melaksanakan praktik sistem pengisian menggunakan alat peraga sistem pengisian berbasis LED kelas eksperimen. Instrumen psikomotorik berupa check list untuk menilai praktik sistem pengisian setelah proses pembelajaran selesai. Instrumen kognitif berupa lembar soal pilihan ganda, setelah peserta didik selesai pembelajarn dan selesai penilaian praktik tes soal pilihan ganda ini dilakukan. Hasil posttest adalah rata-rata dari tes kognitif dan tes psikomotorik. Setelah dilakukan posttest hasil dari posttest kemudian dianalisis untuk untuk menjawab rumusan masalah dan hipotesis. Setelah didapatkan hasil analisis kemudian dilakukan pembahasan terkait hasil penelitian. Setelah itu diambil kesimpulan dan dibukukan dalam laporan.

B. Populasi dan Sampel Penelitian