1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah untuk melihat secara empiris :
1. Apakah pengungkapan
Corporate Social
Responsibility
CSR berpengaruh terhadap
return on equity
ROE pada perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010
– 2012? 2. Apakah struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan
kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dengan ROE?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis:
1. Pengaruh pengungkapan CSR terhadap ROE pada perusahaan yang
tercatat di Bursa Efek Indonesia tahun 2010 –2012
2. Pengaruh struktur kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan
kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR
dengan ROE.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan tidak hanya bermanfaat kepada peneliti, tetapi juga bermanfaat bagi akademisi dan perusahaan.
1. Bagi Peneliti, untuk menambah wawasan Peneliti khususnya tentang pengaruh pengungkapan CSR
terhadap ROE dan bagaimana struktur
Universitas Sumatera Utara
kepemilikan manajemen, kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating mampu memoderasi hubungan CSR dengan
ROE. 2. Bagi Akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan dan
meningkatkan pengetahuan mengenai CSR dengan segala komponen yang mempengaruhinya khususnya pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar
di Bursa Efek Indonesia BEI 3. Bagi perusahaan, dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang
pentingnya CSR
dan sebagai
pertimbangan dalam
pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan kepeduliannya pada
lingkungan sosial.
1.5. Originalitas
Penelitian ini didasarkan pada penelitian Dahlia dan Siregar 2008, hasil penelitian ini menyatakan bahwa tingkat pengungkapan
corporate social responsibility
dalam laporan tahunan perusahaan berpengaruh positif terhadap variable ROE sebagai proksi dari kinerja keuangan.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya, adalah: 1. Penelitian ini mengambil 3 tiga tahun periode penelitian yaitu tahun 2010,
2011 dan 2012. Sedangan penelitian sebelumnya mengambil 2 dua tahun periode penelitian yaitu tahun 2005 dan 2006
Universitas Sumatera Utara
2. Penelitian ini membatasi sample pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2012, sedangkan peneliti sebelumnya mengambil
sample semua perusahaan di Bursa Efek Indonesia. 3. Penelitian ini menambahkan variable struktur kepemilikan manajemen,
kepemilikan institusional dan kepemilikan asing sebagai variable moderating
Universitas Sumatera Utara
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1.
Corporate Social Responsibility
CSR atau Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan
Menjalankan bisnis dengan cara yang mampu melestarikan lingkungan hidup CSR lebih dari sekedar terobosan hubungan kemasyarakatan yang baik
tetapi juga merupakan bisnis yang baik. Masalah tanggung jawab sosial muncul ketika suatu perusahaan menetapkan misi bisnisnya dimana kebijakan sosial
secara langsung mempengaruhi konsumen, produk dan jasa, pasar, teknologi,
profitabilitas
, konsep diri dan citra publik perusahaan.
Perusahaan menyadari bahwa kelangsungan hidup perusahaan juga tergantung dari hubungan perusahaan, masyarakat dan lingkungan dimana dia
beroperasi. Pengungkapan informasi CSR dalam laporan tahunan merupakan salah satu cara perusahaan untuk membangun, mempertahankan, dan
melegitimasikan kontribusi perusahaan dari sisi ekonomis dan politis Guthrie dan Parker, 1990
CSR adalah wujud dari kepedulian dan sensitifitas perusahaan untuk ikut meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan, serta merupakan
bagian dari upaya investasi yang mendukung keberlanjutan dari usaha yang dikembangkan, tak terpisah dari strategi jangka panjang. Pola umum CSR di
Indonesia adalah pertama, kelompok pemberi dana bantuan, yaitu lembaga
Universitas Sumatera Utara
filantropi atau lembaga donor dan para penyumbang dana bantuan
corporate,
dll. Kedua, kelompok perantara yaitu lembagaorganisasi nirlaba yang mengelola dan menyalurkan dana bantuan
grant-making institution
. Ketiga, kelompok penerima dana bantuan yaitu lembaga swadaya masyarakat, dan kelompok-
kelompok masyarakat sipil lainnya yang memperoleh dan memanfaatkan dana bantuan.
Praktek pengungkapan informasi CSR bervariasi diantara waktu ke waktu dan antar negara. Pengungkapan CSR untuk meningkatkan citra perusahaan yang
ingin dilihat sebagai warga negara yang bertanggung jawab terhadap lingkungan di sekitar aktivitas perusahaan.
Menurut Darwin, 2004, dalam Anggraini, 2006, Pertanggungjawaban Sosial Perusahaan adalah mekanisme bagi suatu organisasi untuk secara sukarela
mengintegrasikan perhatian terhadap lingkungan dan sosial ke dalam operasinya dan interaksinya dengan
stakeholders
, yang melebihi tanggung jawab organisasi di bidang hukum.
Menurut The
World Business Council for Sustainable Development
WBCSD,
Corporate Social Responsibility
didefinisikan sebagai komitmen bisnis untuk memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan,
melalui kerja sama dengan para karyawan serta perwakilan mereka, keluarga mereka, komunitas setempat maupun masyarakat umum untuk meningkatkan
kualitas kehidupan dengan cara yang bermanfaat baik bagi bisnis sendiri maupun untuk pembangunan.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Wikipedia, defenisi CSR adalah suatu konsep bahwa organisasi, perusahaan memiliki tanggung jawab terhadap konsumen, karyawan, pemegang
usaha, komunitas dan lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan. Dalam prakteknya, terdapat berbagai bentuk pengaplikasian CSR. Peranan CSR
dalam perusahaan sangat penting. Peranan CSR bagi perusahaan adalah keberadaan perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan dan mendapatkan citra
image
positif dari masyarakat luas, mempertahankan SDM berkualitas, meningkatkan pengambilan keputusan pada hal kritis dan mempermudah
pengelolaan manajemen risiko serta memperoleh akses modal. Dari beragam defenisi CSR, ada satu kesamaan bahwa CSR tidak bisa
lepas dari kepentingan
shareholder
dan
sta keholder
perusahaan. Mereka adalah pemilik perusahaan, karyawan, masyarakat, negara dan lingkungan. Konsep inilah
yang kemudian diterjemahkan oleh John Elkington sebagai
triple bottom line
yaitu
profit, people dan planet.
Maksudnya tujuan CSR harus mampu meningkatkan laba perusahaan, mensejahterakan karyawan dan masyarakat,
sekaligus meningkatkan kualitas lingkungan Titisari, 2009. Konsep CSR
melibatkan tanggung jawab kemitraan antara pemerintah, lembaga sumber daya masyarakat, serta komunitas setempat lokal. Kemitraan ini
tidaklah bersifat pasif dan statis. Kemitraan ini merupakan tanggung jawab bersama secara sosial antara
stakeholders
dan
shareholder
Pertanggungjawaban sosial perusahaan diungkapkan di dalam laporan yang disebut
Sustainibility Reporting
.
Sustainibility Reporting
adalah pelaporan mengenai kebijakan ekonomi, lingkungan dan sosial, pengaruh dan kinerja
Universitas Sumatera Utara
organisasi dan produknya di dalam konteks pembangunan berkelanjutan
sustainable development
.
Sustainibility Reporting
harus menjadi dokumen strategis yang berlevel tinggi yang menempatkan isu, tantangan dan peluang
Sustainibility Development
yang membawanya menuju kapada
core business
dan sektor industrinya.
Secara prinsip, informasi tentang aktivitas kinerja sosial dan lingkungan perusahaan CSR memang harus disajikan dalam laporan keuangan. Alasannya,
laporan keuangan merupakan “media” komunikasi informasi tentang posisi keuangan dan kinerja aktivitas pendapatan, pembiayaan dan laba rugi perusahaan
pada suatu priode kepada
stakeholder
. Dari media laporan keuangan, para
stakeholder
investor, kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah dan masyarakat bisa menilai kekuatan, keuntungan, resiko, prospek dan keberlanjutan suatu
perusahaan sebelum mengambil suatu keputusan. Karena itu, sebagai media komunikasi, laporan keuangan memang harus menyertakan informasi investasi,
pembiayaan, aktivitas dan kinerja CSR agar para
stakeholder
bisa mengetahui informasi perusahaan secara utuh sebelum mengambil keputusan ekonomi.
Menurut Wibisono 2007, manfaat perusahaan menerapkan CSR antara lain :
a. Mempertahankan dan mendongkrak reputasi dan
brand image
perusahaan b. Mendapatkan lisensi untuk beroperasi secara sosial
c. Mereduksi resiko bisnis perusahaan d. Melebarkan akses sumberdaya bagi operasional perusahaan
e. Membuka peluang pasar yang lebih luas
Universitas Sumatera Utara
f. Mereduksi biaya, misalnya biaya yang terkait dengan dampak pembuangan limbah
g. Memperbaiki hubungan dengan
stakeholders
h. Memperbaiki hubungan dengan
regulator
i. Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan j. Peluang mendapatkan penghargaan
2.1.2. Pengungkapan Sosial dalam Laporan Tahunan
Pengungkapan tanggung jawab sosial perusahaan yang sering juga disebut sebagai
social disclosure, corporate social reporting, social accounting
Mathews, 1995 atau
corporate social responsibility
Hackston dan Milne, 1996, merupakan proses pengkomunikasian dampak sosial dan lingkungan dari kegiatan
ekonomi organisasi terhadap kelompok khususnya yang berkepentingan dan terhadap masyarakat secara keseluruhan. Hal tersebut memperluas tanggung
jawab organisasi khususnya perusahaan, di luar peran tradisionalnya untuk menyediakan laporan keuangan kepada pemilik modal, khususnya pemegang
saham. Perluasan tersebut dibuat dengan asumsi bahwa perusahaan mempunyai tanggung jawab yang lebih luas dibandingkan hanya mencari laba untuk
pemegang saham Gray et. al, 1987 dalam Eddy 2005.
Setiap unitpelaku ekonomi selain berusaha untuk kepentingan pemegang saham dan mengkonsentrasikan diri pada pencapaian laba juga mempunyai
tanggung jawab sosial, dan hal itu perlu diungkapkan dalam laporan tahunan, sebagaimana dinyatakan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK
No.1 Revisi 1998 Paragraf kesembilan:
Universitas Sumatera Utara
Perusahaan dapat pula menyajikan laporan tambahan seperti laporan mengenai lingkungan hidup dan laporan nilai tambah
value added statement
, khususnya bagi industri dimana faktor-faktor lingkungan hidup memegang
peranan penting dan bagi industri yang menganggap pegawai sebagai kelompok pengguna laporan yang memegang peranan penting.
Glouter dalam Utomo 2000 menyebutkan tema-tema yang termasuk dalam wacana Akuntansi Pertanggungjawaban Sosial adalah:
1. Kemasyarakatan
Tema ini mencakup aktivitas kemasyarakatan yang diikuti oleh perusahaan, misalnya aktivitas yang terkait dengan kesehatan, pendidikan dan seni serta
pengungkapan aktivitas kemasyarakatan lainnya. 2. Ketenagakerjaan
Tema ini meliputi dampak aktivitas perusahaan pada orang-orang dalam perusahaan tersebut. Aktivitas tersebut meliputi : rekruitmen, program
pelatihan, gaji dan tuntutan, mutasi dan promosi dan lainnya. 3. Produk dan Konsumen
Tema ini melibatkan aspek kualitatif suatu produk atau jasa, antara lain kegunaan
durability,
pelayanan, kepuasan pelanggan, kejujuran dalam iklan, kejelasankelengkapan isi pada kemasan, dan lainnya.
4. Lingkungan Hidup Tema ini meliputi aspek lingkungan dari proses produksi, yang meliputi
pengendalian polusi dalam menjalankan operasi bisnis, pencegahan dan perbaikan kerusakan lingkungan akibat pemrosesan sumber daya alam dan
konversi sumber daya alam.
Universitas Sumatera Utara
2.1.3. Kinerja Keuangan Perusahaan
Pengukuran kinerja keuangan perusahaan bermanfaat untuk memberikan informasi mengenai tampilan tentang kondisi keuangan perusahaan selama
periode waktu tertentu. Pengukuran kinerja keuangan perusahaan menurut Honger 2007 : 372 mempunyai tujuan untuk mengukur kinerja bisnis dan manajemen
dibandingkan dengan sasaran perusahaan. Pengukuran kinerja merupakan analisis data serta pengendalian bagi
perusahaan. Pengukuran kinerja digunakan perusahaan untuk melakukan perbaikan diatas kegiatan operasionalnya agar dapat bersaing dengan perusahaan
lain. Bagi investor informasi mengenai kinerja perusahaan dapat digunakan untuk melihat apakah mereka akan mempertahankan investasi mereka di perusahaan
tersebut atau mencari alternatif lain. Selain itu pengukuran juga dilakukan untuk memperlihatkan kepada penanam modal maupun pelanggan atau masyarakat
secara umum bahwa perusahaan memiliki kreditibilitas yang baik. Dalam bukunya Halim 2003: 17 website jurnal-sdm yang berjudul
“Analisis Investasi
” menyebutkan bahwa ide dasar dari pendekatan
fundamental
ini adalah bahwa harga saham
dipengaruhi oleh kinerja perusahaan. Apabila kinerja perusahaan baik maka nilai usaha akan tinggi. Dengan nilai usaha yang
tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan terjadi
kenaikan harga saham . Sebaliknya apabila
terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan penurunan harga saham pada perusahaan tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa
harga saham merupakan fungsi dari nilai perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
Ada tiga macam ukuran yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja secara kuantitatif Hanafi, 2003: 76, yaitu:
a. Ukuran kriteria tunggal