BENGKULU DPR RI 7. Permohonan Sengketa Pemilu Legislatif

Halaman 47 dari 208 2. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota dalam Pemilu tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Perhitungan suara Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Riau dan Sertifikat Rekapitulasi pada tanggal 1 Mei 2009 ; 3. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota dalam Pemilu tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Perhitungan suara Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Riau dan Sertifikat Rekapitulasi pada tanggal 1 Mei 2009 ; 4. Menyatakan membatalkan SK KPU yang menempatkan Caleg Partai Kebangkitan Bangsa dari Daerah Pemilihan Riau II Provinsi Riau yang diberikan jatah sisa kursi sesuai dengan SK KPU tersebut, dan menetapkan perolehan salah satu sisa kursi DPR RI Daerah Pemilihan DAPIL Riau I untuk Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL Jakarta I atas nama ICU ZUKAFRIL ; 5. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini ;

7. BENGKULU DPR RI

DAPIL BENGKULU a. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU No. 255KptsKPUTAHUN 2009 tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD KabupatenKota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Bukti P-1a Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Bengkulu, pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2009 Bukti P-4; Jo. Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten KAUR dan Sertifikat Rekapitulasi, pada hari Senin, tanggal 20 April 2009 Bukti P-3; b. Bahwa PEMOHON adalah Caleg PAN untuk DPR RI Nomor urut 2 Daerah Pemilihan DAPIL Bengkulu meliputi 9 KabupatenKota: Kota Bengkulu, Halaman 48 dari 208 Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Kepahiang, Kab. Seluma, Kab. Muko-Muko, Kab. Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur atas nama Hj. Dewi Coryati, M.Si.; c. Bahwa Keputusan KPU No. 255KptsKPUTAHUN 2009 Tanggal 9 Mei 2009 mengenai penetapan hasil pemilu yang memiliki korelasi langsung dengan penentuan kursi DPR RI sebanyak 4 empat kursi di DAPIL Provinsi Bengkulu, secara terang dan tegas tidak mengikuti peraturan perundang- undangan yang berlaku; d. Bahwa penghitungan suara yang diambil oleh KPU Pusat sehubungan penghitungan dan penetapan suara Pemohon untuk Kabupaten Kaur dilakukan dengan cara serampangan, yaitu hanya bersumber dari saksi- saksi partai politik, dan tidak menggunakan sumber-sumber otentik yang secara hierarkis dimulai dari penghitungan model C-1 di tingkat TPS, model DA di tingkat PPK, model DB di tingkat KPUD KabupatenKota, dan model DC di tingkat KPUD Provinsi. Dan oleh karena itulah Pemohon sangat dirugikan, apalagi dalam pengitungan KPU Pusat, terjadi pengurangan yang luar biasa besar 14.200 suara terhadap total jumlah suara Pemohon. Dari yang semestinya 34.390 suara, menjadi hanya sejumlah 20.590 suara Bukti P-5; e. Bahwa oleh karena adanya penyimpangan sebagaimana dimaksud di atas maka KPU Provinsi Bengkulu secara kelembagaan yang menghadiri rapat pleno penghitungan suara di KPU Pusat tidak mau menandatangani berita acara penetapan perolehan suara yang dibuat oleh KPU Pusat; f. Bahwa pengurangan suara Pemohon sudah terjadi di tingkat Kabupaten KPUD Kabupaten, yang mana yang sangat mencolok adalah pengurangan suara di Kabupaten Kaur. Berdasarkan Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten KAUR, pada hari Senin, tanggal 20 April 2009, jumlah suara Pemohon adalah15.929 suara sebagaimana tercatat dalam formulir model DB-1 DPR vide, Bukti P-3; Sedangkan dalam Berita Acara Rekapitulasi Halaman 49 dari 208 Provinsi Bengkulu dan Sertifikat Rekapitulasi, pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2009 sebesar 16.199 suara vide, Bukti P-4; Adapun total rekapitulasi dari 15 PPK di Kabupaten Kaur adalah 16.129 suara Bukti P- 2; g. Bahwa dari penghitungan manual bukti-bukti formulir model C-1 dari 300 TPS se-Kabupaten Kaur, pemohon dapat memastikan dan membuktikan berdasarkan bukti-bukti otentik dari 300 formulir C-1 yang berhasil pemohon dapatkan Bukti P-1, bahwa total suara Pemohon di Kabupaten Kaur adalah sebesar 20.079 suara; keadaan mana berbeda secara mencolok dibandingkan dengan hasil rekapitulasi perhitungan yang dikeluarkan oleh KPUD Kabupaten Kaur, KPUD Provinsi Bengkulu, maupun KPU Pusat; h. Bahwa oleh karena adanya kesimpang-siuran dan inkonsistensi data yang dikeluarkan oleh KPU yang khususnya terjadi di Kabupaten Kaur Dapil Bengkulu tersebut, maka Pemohon melakukan penelusuran sendiri, yang ternyata hasilnya sangat mengejutkan, karena adanya selisih angka yang sangat signifikan antara jumlah suara yang sebenarnya dengan jumlah suara yang dikeluarkan KPU, yang mana dapat digambarkan sebagai berikut: Jumlah Suara Sebenarnya KPU Selisih Suara 20.079 suara Rekap 15 PPK : 16.129 suara 3950 suara 20.079 suara Kabupaten Kaur: 15.929 suara 4150 suara 20.079 suara Provinsi : 16.199 suara 3880 suara 20.079 suara Pusat : 6.279 suara 13.600 suara Jumlah suara sebenarnya diambil dari rekapitulasi manual 300 bukti formulir model C-1 yang berhasil dikumpulkan oleh Pemohon. Bahwa oleh karena adanya ketidak-akuratan data KPU tersebut maka Pemohon sangat keberatan atas hasil penghitungan suara yang dikeluarkan oleh KPU. Apalagi secara terang dan tegas KPU telah melanggar ketentuan Halaman 50 dari 208 yang dibuatnya sendiri, yaitu Pasal 57 Peraturan KPU Nomor 46 Tahun 2008 tentang Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Rekapitulasi Penghitungan Hasil Perolehan Suara di Kecamatan, KabupatenKota dan Provinsi serta Tingkat Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah KabupatenKota Tahun 2009 yang mengatur: 1 Dalam hal terjadi perbedaan jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dari PPK dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara yang diterima oleh KPU KabupatenKota, saksi Peserta Pemilu tingkat KabupatenKota dan saksi Peserta Pemilu tingkat Kecamatan, Panwaslu KabupatenKota, atau Panwaslu Kecamatan, maka KPU KabupatenKota melakukan pembetulan data melalui pengecekan danatau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk PPK yang bersangkutan. 2 Dalam hal terjadi perbedaan data jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara dari KPU KabupatenKota dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diterima oleh KPU Provinsi, saksi Peserta Pemilu tingkat provinsi dan saksi Peserta Pemilu tingkat KabupatenKota, panitia pengawas Pemilu provinsi, atau panitia pengawas Pemilu KabupatenKota, maka KPU Provinsi melakukan pembetulan data melalui pengecekan danatau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk KPU KabupatenKota yang bersangkutan. 3 Dalam hal terjadi perbedaan data jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara dari KPU Provinsi dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diterima oleh KPU, saksi Peserta Pemilu tingkat pusat dan saksi Peserta Pemilu tingkat provinsi, Badan Pengawas Pemilu, atau panitia pengawas Pemilu Provinsi, maka KPU melakukan pembetulan data melalui Halaman 51 dari 208 pengecekan danatau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk KPU Provinsi yang bersangkutan. i. Bahwa bilamana terjadi perbedaan dan atau kesimpang-siuran data, maka berdasarkan ketentuan tersebut, semestinya KPU melakukan rekapitulasi ulang yang didasarkan pada formulir model C-1 yang dibuat dan ditetapkan di tingkat TPS; j. Bahwa atas terjadinya perbedaan data dimaksud, dalam proses penetapan dan penghitungan suara KPU justru menggunakan basis data yang nyata- nyata ilegal, yang hanya bersumber dari catatan-catatan saksi partai politik; k. Bahwa KPU Pusat telah melakukan manipulasi bahwa seolah-olah penghitungan suara telah melalui prosedur, yaitu berdasarkan formulir Model DC-1 DPR RI yang dikeluarkan KPUD Provinsi Bengkulu dan atau formulir model DB-1 DPR RI yang dibuat oleh KPUD Kabupaten Kaur. Namun diakui oleh KPUD Provinsi Bengkulu maupun KPUD Kabupaten Kaur, formulir Model DC-1 DPR RI dan Model DB-1 DPR RI daerah pemilihan Kabupaten Kaur adalah palsu, karena tidak ada satupun anggota KPUD Provinsi Bengkulu maupun KPUD Kabupaten Kaur membubuhkan tanda tangan di atas formulir Model DC-1 DPR RI dan Model DB-1 DPR RI yang digunakan sebagai rujukan penghitungan KPU Pusat; l. Bahwa manipulasi data Model DC-1 DPR RI dan Model DB-1 DPR RI yang digunakan untuk menetapkan hasil pemilihan umum DPR RI khususnya Dapil Bengkulu jo Kabupaten Kaur, semata-mata didasarkan pada keterangan dan atau catatan-catatan yang dibuat oleh partai politik; m. Bahwa dengan demikian, mengingat penetapan dan rekapitulasi hasil penghitungan suara KPU Pusat tidak dilakukan sesuai prosedur hukum, maka keputusan KPU tersebut harus dibatalkan; Halaman 52 dari 208 n. Bahwa total suara yang seharusnya diperoleh Pemohon, setelah dilakukan perhitungan secara manual berdasarkan formulir C-1 Kabupaten Kaur adalah sebesar 34.390 suara, yang dasar perhitungannya adalah sebagai berikut:  Jml suara di Kab. Kaur berdasar C-1 20.079 suara  Jml suara di Kab. Kaur berdasar DC-1 16.199 suara - SELISIH 3.880 suara Terbilang: Tiga ribu delapan ratus delapan puluh suara. Maka, jumlah total suara PEMOHON Yang seharusnya:  Jml suara berdasar DC-1 DPR 30.510 suara  Selisih jml. suara di Kab. Kaur 3.880 suara + TOTAL 34.390 suara Terbilang: Tiga puluh empat ribu tiga ratus sembilan puluh suara. o. Bahwa oleh karena itu, jumlah suara Pemohon adalah lebih banyak berselisih 123 suara dibandingkan dengan Caleg lain yang mendapatkan jatah kursi ke-3 di Dapil Provinsi Bengkulu; p. Bahwa urutan perolehan suara berdasarkan Lampiran Model DC-1 DPR KPUD Provinsi Bengkulu adalah sebagai-berikut: NAMA PARTAI, NOMOR DAN NAMA CALON ANGGOTA DPR JUMLAH AKHIR A 9 PARTAI AMANAT NASIONAL 7.163 B 1. PATRICE RIO CAPELLA Ranking 1 34.167 2. HJ. DEWI CORYATI, M.Si. Ranking 2 30.510 3. HERMANSYAH NAZIRUN, SH, MPd. 4.777 4. Drs. ZULKARNAIN BACHTIAR 4.657 5. Dra. NURMANINGSIH, MBA 2.743 JUMLAH PEROLEHAN SUARA A+B 84.017 Halaman 53 dari 208 Adapun, setelah dilakukan penelusuran dan penghitungan manual berdasarkan formulir model C-1 yang didapatkan Pemohon, maka tabulasi perolehan suara partai PAN dan para Calegnya adalah sebagai berikut: NAMA PARTAI, NOMOR DAN NAMA CALON ANGGOTA DPR JUMLAH AKHIR A 9 PARTAI AMANAT NASIONAL 7.163 B 1. PATRICE RIO CAPELLA Ranking 2 34.167 2. HJ. DEWI CORYATI, M.Si. Ranking 1 34.390 3. HERMANSYAH NAZIRUN, SH, MPd. 4.777 4. Drs. ZULKARNAIN BACHTIAR 4.657 5. Dra. NURMANINGSIH, MBA 2.743 JUMLAH PEROLEHAN SUARA A+B 87.897 Bahwa untuk memperkuat dalil-dalilnya, maka PEMOHON mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut :  Bukti P-1a : SK KPU Pusat Nomor 255Kptstanggal 9 April 2009 ;  Bukti P-1 : Formulir C-1, Kabupaten KAUR, sebanyak 300 TPS;  Bukti P-2 : Formulir DA-1, PPK Kecamatan 15 kecamatan di Kabupaten Kaur, Bengkulu;  Bukti P-3 : Formulir DB-1, KPUD Kabupaten KAUR, Bengkulu;  Bukti P-4 : Formulir DC-1, KPU Provinsi Bengkulu  Bukti P-5 : Lampiran Model DB-1 DPR yang dikeluarkan oleh KPU Pusat yang “konon” diisi berdasarkan formulir DA-1 DPR. Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut di atas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut : 1. Mengabulkan Permohonan PEMOHON; Halaman 54 dari 208 2. Menyatakan membatalkan Keputusan KPU Nomor 255KptsTahun 2009 tanggal 9 Mei 2009 Hasil perhitungan suara Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD dan DPRD ProvinsiKabupatenKota tahun 2009; 3. Menetapkan bahwa perolehan suara Caleg PAN Nomor urut 2 Daerah Pemilihan DAPIL Bengkulu di daerah pemilihan di Kabupaten Kaur atas nama Hj. Dewi Coryati, M.Si. adalah sebesar 20.079 suara dan bukan 6279 suara sebagaimana perhitungan KPU; 4. Menetapkan bahwa perolehan suara Caleg PAN Nomor urut urut 2 Daerah Pemilihan DAPIL Bengkulu meliputi 9 KabupatenKota: Kota Bengkulu, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Kepahiang, Kab. Seluma, Kab. Muko-Muko, Kab. Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur atas nama Hj. Dewi Coryati, M.Si. adalah sebesar 34.390 suara; 5. Membatalkan kursi DPR yang diberikan kepada Caleg PAN Nomor urut 1 Dapil Bengkulu berdasarkan Keputusan KPU Nomor 255KptsTahun 2009 tanggal 9 Mei 2009 atas nama Patrice Rio Capella; 6. Menetapkan Hj. Dewi Coryati, M.Si. memperoleh 1 satu kursi DPR RI mewakili Dapil Bengkulu; 7. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini.

8. Provinsi Sulawesi Tengah DPR RI