7. Permohonan Sengketa Pemilu Legislatif
TIM ADVOKASI
PARTAI AMANAT NASIONAL
Jakarta, 12 Mei 2009
Kepada Yth.
Mahkamah Konstitusi RI.
Di Gedung Mahkamah Konstitusi RI Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 6 Jakarta 10110
Melalui Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI
Perihal :
Permohonan keberatan dan pembatalan Keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 255/Kpts/KPU/Tahun 2009 tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota tahun 2009 secara nasional yang diumumkan pada hari Sabtu tanggal 9 Mei 2009.
Dengan hormat
Yang bertandatangan di bawah ini, kami ; Patrialis Akbar, S.H., Herman Kadir, S.H., M.Hum., Surya Wedia Ranasti, S.H., Dendy Kadir Amudi, S.H., Suhandono, S.H., Bazarin Amal, S.H., Bambang Purwanto, S.H., Munirodin, S.H., Jurizal Dwi, S.H., Hastuti Sulistyorini, S.H., Muhajir Soruddin, S.H., Sulistyowati, S.H., Jurizal Dwi, S.H., Muhammad Zulkarnain, SH Judju Purwantoro, S.H., Herrizal, S.H., Abd. Hayy Nasution, S.H., M.H., Sutito, S.H., Nugraha Abdul Kadir, S.H., dalam hal ini adalah Tim Advokasi Partai Amanat Nasional yang bertindak berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 9 Mei 2009 yang bertindak untuk
(2)
dan atas nama Soetrisno Bachir dan Zulkifli Hasan, masing-masing selaku Ketua Umum dan Sekretaris Jendral DPP PARTAI AMANAT NASIONAL, dari dan oleh karena itu bertindak untuk dan atas nama PARTAI AMANAT NASIONAL yang beralamat di Rumah PAN, jalan Warung Buncit Raya Nomor 17 Jakarta Selatan, Indonesia. Bahwa berdasarkan Penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) tentang Pemberitahuan Partai Amanat Nasional telah memenuhi syarat sebagai Partai Politik peserta Pemilihan Umum Tahun 2009, untuk selanjutnya disebut sebagai PEMOHON ;
Bahwa PEMOHON sangat keberatan dengan Keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nomor 255 tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota tahun 2009 secara nasional yang diumumkan pada hari Sabtu tanggal 9 Mei 2009 karena Keputusan Komisi Pemilihan Umum a quo telah merugikan PEMOHON karena tidak diperolehnya kursi legislatif yang semestinya menjadi HAK PEMOHON pada Daerah pemilihan (DAPIL) yang tersebut sebagaimana di bawah ini.
Bahwa dapat pula Kami jelaskan selain perkara sengketa dengan partai lain, PEMOHON juga mempunyai kasus-kasus sengketa internal. PEMOHON mengalami kesulitan dalam menyelesaikan secara internal mengingat waktu yang sangat singkat dan sementara sebagian kader mendesak untuk mendapatkan keadilan melalui Mahkamah Konstitusi.
Meskipun PEMOHON itu mengajukan permononan penyelesaian internal dalam Permohonan yang tertuang dalam posita a quo, namun di sisi lain selama pemeriksaan perkara a quo berjalan PEMOHON tetap berusaha untuk melakukan perdamaian-perdamaian atas pihak terkait Pemohon sendiri, yang hasilnya akan Kami sampaikan sesegera mungkin kepada Mahkamah Konstitusi dengan cara mencabut sengketa spesifik sengketa internal tersebut.
(3)
Bahwa agar PEMOHON bisa berlaku adil atas sengketa internal calegnya, maka Pemohon juga akan menyampaikan jawaban/tanggapan dari Caleg yang berstatus sebagai Pihak terkait .
Bahwa selanjutnya permohonan sengketa eksternal dan internal yang terjadi dapat Kami uraikan sebagaimana di bawah ini :
1. Provinsi DKI Jakarta ; Dapil 1 DKI Jakarta (DPR RI) ; 2. Provinsi Banten, Dapil Banten 2 (DPR RI) ;
3. Provinsi Kalimantan Selatan ; Dapil I (DPR RI) ; 4. Provinsi Nusa Tenggara Timur; Dapil NTT 1 (DPR RI); 5. Provinsi Kalimantan Timur ; Dapil Kaltim (DPR RI) ; 6. Provinsi Riau; Dapil 2 (DPR RI);
7. Provinsi Bengkulu; Dapil Bengkulu (DPR RI); 8. Provinsi Sulawesi Tengah (DPR RI)
9. Provinsi Sulawesi Selatan;Internal
10.Provinsi Jawa Barat; Dapil 6 (DPR-RI) – Internal; 11.Provinsi Jawa Barat; Dapil 7 (DPR-RI)
12.Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ; Dapil 6 (DPRD Provinsi) 13.Provinsi Maluku ; Dapil 6 (DPRD Provinsi) ;
14.Provinsi Kalimantan Timur ; Dapil 2 (DPRD Provinsi) ;
15.Provinsi Jawa Barat (Dapil Kab. Kuningan, Kab. Ciamis, Kota Banjar) (DPRD Provinsi) ;
16.Provinsi Sulawesi Selatan ; Dapil 6 (DPRD Provinsi) ; - Internal 17.Provinsi Sulawesi Selatan ; Dapil 4 (DPRD Provinsi) ;- Internal 18.Provinsi Gorontalo Daerah Pemilihan 2 (DPRD Provinsi) -Internal 19.Propinsi Sumatera Barat Daerah Pemilihan II (DPRD Provinsi);- Internal 20. PROVINSI SUMATERA UTARA (DPRD Provinsi) DAERAH PEMILIHAN 1 KOTA
MEDAN
21. Provinsi Sumatera Selatan; Dapil VII (DPRD Provinsi)
22.Kabupaten Mamuju ; Dapil 4/Sulbar (DPRD Kabupaten) ; 23.Kabupaten Indragiri Hulu ; Dapil 1/Riau (DPRD Kabupaten) ; 24.Kabupaten Sumenep, Madura ; Dapil 7/Jatim (DPRD Kabupaten) ;
(4)
25.Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU) ; Sumatera Selatan (DPRD Kabupaten) Daerah Pemilihan 4 ;
26.Kabupaten Mamasa, Dapil 3 Mamasa ; Sulawesi Barat (DPRD Kabupaten) ; -Internal
27.Kabupaten Lampung Tengah ; (Lampung) ( DPRD Kabupaten) Daerah Pemilihan 4 ;
28.Kabupaten Pidie ; Dapil 2/NAD (DPRD Kabupaten) ; 29.Kabupaten Ogan ilir; Dapil 6/Sumsel (DPRD Kabupaten) ; 30.Kabupaten Purbalingga, Dapil/Jateng (DPRD Kabupaten) ; 31.Kota Serang ; Dapil 2/Banten (DPRD Kota) ;
32.Kabupaten Kampar ; Dapil 1/Riau (DPRD Kabupaten) ; 33.Kabupaten Grobogan, Dapil 1/Jateng (DPRD Kabupaten) ;
34.Kabupaten Bombana, Dapil 1 Bombana Sulawesi Tenggara (DPRD Kabupaten);
35.Kabupaten Sanggau, DAPIL 1 Sanggau Kalimantan Barat (DPRD Kabupaten) ;
36.Kabupaten Banjar, Dapil 2 Kalimantan Selatan (DPRD Kabupaten) 37. Kabupaten Kerinci jambi Daerah Pemilihan 4 ; (Kursi DPRD Kabupaten);
-Internal
38. Kota Cirebon, Jawa Barat, Daerah Pemilihan 2 (DPRD Kota); -Internal 39. Kabupaten Muko-Muko, Bengkulu, Dapil 1 (DPRD Kabupaten); -Internal
40. Kabupaten Semarang, Jawa Tengah) Daerah Pemilihan 3I(DPRD Kabupaten); -Internal
41.Kabupaten Madiun-Jawa Timur, Daerah Pemilihan V (DPRD Kabupaten); 42.Kabupaten Sumedang; Dapil 2 (DPRD Kabupaten) ;
43.Kabupaten Kapuas-Kalimantan Tengah, Dapil 1(DPRD kabupaten) ; 44.Kota Tanjung Pinang – Kep. Riau (DPRD Kota) –Internal
45.Kabupaten Bengkalis, Dapil II, Provinsi Riau (Fauzi Hasan Caleg PAN No 2);Internal
46.Dapil 2 Kota Solok Sumatera Barat (DPRD Kota) ;Internal 47.Dapil IV DPRD Kabupaten Batu Bara, Tanjung Tiram Talawi ;
48.Daerah Pemilihan Tingkat Kabupaten/Kota Jeneponto (Dapil 1) ;Internal 49.Dapil III DPRD Kabupaten Simalungun ;
(5)
Bahwa secara berurutan berikut ini Kami uraikan duduk perkara masing-masing Daerah Pemilihan yang sudah tersebut diatas :
1. PROVINSI DKI JAKARTA 1 (DPR RI) DAPIL 1
a. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU No. 255/Kpts/KPU/TAHUN 2009 tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (Bukti P-1a) Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi DKI Jakarta dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal 2 Mei 2009(Bukti P-1b);
b. Bahwa PEMOHON adalah Caleg PAN untuk DPR RI Nomor urut 1 Daerah Pemilihan (DAPIL) I DKI Jakarta (meliputi wilayah Jakarta Timur) atas namaH. Andi Anzhar Cakra Wijaya;
c. Bahwa Keputusan KPU No. 255/Kpts/KPU/TAHUN 2009 Tanggal 9 Mei 2009 telah menetapkan sisa suara DAPIL 1 DKI Jakarta (Jakarta Timur) sebanyak 2 kursi dibagikan atau diberikan kepada Partai Demokrat dan Partai Golkar, masing-masing dapat 1 kursi;
d. Bahwa Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU No.15 Tahun 2009, tanggal 15 Maret 2009 tentang Pedoman Teknis Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum, Tata Cara Penetapan Perolehan Kursi, Penetapan Calon Terpilih dan Penggantian Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, secara tegas mengatur:
(6)
“Apabila masih terdapat sisa kursi yang belum terbagi atau sisa suara masing-masing Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR tidak mencapai angka BPP DPR yang baru, maka penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR di provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak yang
dimiliki oleh tiap Partai Politik secara berurutan.”
e. Bahwa Hasil Rapat Pleno KPUD DKI Jakarta pada penghitungan Tahap Ketiga terdapat sisa 2 (dua) kursi yang belum habis terbagi, dimana rincian perolehan suara partai politik yang memenuhi ketentuan ambang batas perolehan suara Pemilu DPR (Parliamentary Threshold)adalah sebagai berikut(Bukti P-2):
DAPIL I JAKARTA TIMUR JUMLAH KURSI 6
I BPP : 166.852
KURSI 1
SISA
SUARA 50 % : 83.426 TAHAP 3
1 1 hanura 23.376 23.376 23.376
2 5 gerindra 57.845 57.845 57.845
3 8 PKS 214.541 1 47.689 47.689
4 9 PAN 50.870 50.870 50.870
5 13 PKB 16.765 16.765 16.765
6 23 P. Golkar 73.181 73.181 73.181
7 24 PPP 51.751 51.751 51.751
8 28 PDIP 105.439 1
9 31 Demokrat 407.344 2 73.637 73.637
1.001.112 4
sisa 2 kursi DAPIL II JAKARTA SELATAN DAN LUAR NEGERI
(7)
II BPP : 195.620
KURSI 1
SISA
SUARA 50 % : 97.810 TAHAP 3
1 1 hanura 34.001 34.001 34.001
2 5 gerindra 83.386 83.386 83.386
3 8 PKS 265.889 1 70.270 70.270
4 9 PAN 57.025 57.025 57.025
5 13 PKB 25.022 25.022 25.022
6 23 P. Golkar 127.342 127.342 1
7 24 PPP 98.016 98.016 1
8 28 PDIP 165.547 165.547 1
9 31 Demokrat 513.111 2 121.873 1
1.369.339 3 4
sisa 0 kursi DAPIL III JAKARTA BARAT DAN UTARA
JUMLAH KURSI 8
III BPP : 157.040
KURSI 1
SISA
SUARA 50 % : 78.519 TAHAP 3
1 1 hanura 35.174 35.174 35.174
2 5 gerindra 80.971 80.971 1
3 8 PKS 245.926 1 88.886 1
4 9 PAN 41.337 41.337 41.337
5 13 PKB 23.916 23.916 23.916
6 23 P. Golkar 90.691 90.691 1
7 24 PPP 46.362 43.362 43.362
8 28 PDIP 192.415 1 35.375 35.375
9 31 Demokrat 499.526 3 28.406 28.406
1.256.318 5 3
sisa 0 kursi PERHITUNGAN TAHAP KE-3
partai/dapil 1 2 3 RANKING
1 1 hanura 23.376 34.001 35.174 92.551 5
2 5 gerindra 57.845 83.386 141.231 2
3 8 PKS 47.689 70.270 117.959 3
4 9 PAN 50.870 57.025 41.337 149.232 1
5 13 PKB 16.765 25.022 23.916 65.703 8
(8)
73.181
7 24 PPP 51.751 46.362 98.113 6
8 28 PDIP 35.375 35.375 9
9 31 Demokrat 73.637 28.406 102.043 4
Jumlah 875.388 BPP: 324.468
f. Bahwa berdasarkan Pasal 25 ayat (3) huruf e Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, maka: “Bagi Partai Politik yang tidak memperoleh kursi pada penghitungan Tahap Pertama dan Tahap Kedua, suara sah yang diperoleh Partai Politik tersebut
dikategorikan sebagai SISA SUARA.”
g. Bahwa dari rekapitulasi tersebut di atas, akumulasi jumlah sisa suara dari DAPIL I,II, dan III DKI Jakarta menunjukkan bahwa Partai Amanat Nasional menempati peringkat pertama jumlah (sisa) suara setelah semua sisa suara ditarik ke tingkat provinsi (akumulasi dari tiga DAPIL DKI Jakarta) yaitu sebesar 149,232(seratus empat puluh sembilan ribu dua ratus tiga puluh dua) suara, dan disusul oleh Partai Gerindra di peringkat ke dua (141,231 suara);
h. Bahwa berdasarkan perolehan akumulasi sisa suara tersebut, sesuai dengan Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, yang tegas mengatur bahwa: “penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR di provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak yang dimiliki
oleh tiap Partai Politik secara berurutan.” Keadaan mana juga
sesuai dengan Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 yang mengatur:“Dalam hal masih terdapat sisa kursi yang belum terbagi
(9)
dengan BPP DPR yang baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205, penetapan perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik Peserta Pemilu di Provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak.” Dengan demikian maka sudah seharusnya sisa kursi (sebanyak dua kursi) untuk DAPIL Provinsi DKI Jakarta diberikan kepada Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pengumpul sisa suara terbanyak urutan pertama, dan Partai Gerindra (pengumpul sisa suara terbanyak urutan kedua);
i. Bahwa oleh karena 2(dua) sisa kursi terdapat di DAPIL Jakarta I (Jakarta Timur), maka 1 (satu) sisa kursi sudah seharusnya didapat oleh Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL Jakarta I atas nama H. Andi Anzhar Cakra Wijaya, sebagai Caleg PAN DAPIL Jakarta I yang memperoleh suara terbanyak(Bukti P-3);
RINCIAN PEROLEHAN SUARA PARTAI POLITIK DAN CALON ANGGOTA DPR DAN SUARA TIDAK SAH DI KPU PROVINSI DKI JAKARTA
(Diisi berdasarkan formulir LAMPIRAN DB-DPR)
NAMA PARTAI, NOMOR DAN NAMA CALON ANGGOTA DPR PROVINSI DKI JAKARTA
KOTA JUMLAH
AKHIR KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
A 9 PARTAI AMANAT NASIONAL 10.757 10.757
B 1 H. Andi Anzhar Cakra Wijaya 18.294 18.294
H. Mandra YS 16.673 16.673
Henidar Amru 1.695 1.695
Dr. Djainal Abidin 1.015 1.015
Dra. Suhartati Suharso 1.120 1.120
Drs. H. Suryadharma Nasution 578 578
H.M. Mughni Machmud, Lc. 738 738
...
JUMLAH ( A + B ) 50.870 50.870
j. Bahwa berdasarkan Pasal 205 joPasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 jo Pasal 24 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, maka
(10)
salah satu sisa kursi harus diberikan kepada Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL Jakarta I atas nama H. Andi Anzhar Cakra Wijaya;
k. Bahwa sesuai dengan fakta-fakta tersebut di atas, maka PEMOHON sangat berkeberatan dengan Keputusan KPU yang menetapkan sisa kursi DAPIL I Jakarta diberikan kepada Partai Golkar dan Partai Demokrat, karena secara tegas penempatan atau pembagian tersebut tanpa dasar hukum dan bertentangan dengan Pasal 205 jo Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008, dan secara substansial berlawanan dengan Peraturan yang dibuat oleh KPU Sendiri, yaitu Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, maka oleh karenanya harus dibatalkan.
Bahwa untuk memperkuat dalil-dalilnya, maka PEMOHON mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut :
Bukti P-1a : SK KPU Pusat tanggal 9 Mei 2009 ;
Bukti P-1b : Berita Acara Rekapitulasi Provinsi DKI Jakarta dan Sertifikat Rekapitulasi tanggal 2 Mei 2009;
Bukti P-2 : Lembar Rekapitulasi Penghitungan TAHAP KE-3;
Bukti P-3 : Lampiran Model DC-1 DPR Provinsi DKI Jakarta DAPIL I (Kota Administrasi Jakarta Timur);
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut di atas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan Permohonan PEMOHON ;
2. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat No. 255/Kpts/KPU/ TAHUN 2009 hasil rapat pleno KPU tanggal 9 Mei tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Jo.
(11)
Berita Acara Rekapitulasi Provinsi DKI Jakarta dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal 2 Mei 2009;
3. Menyatakan membatalkan SK KPU No. 255/Kpts/KPU/TAHUN 2009 yang menempatkan Caleg Golkar untuk DPR RI Nomor urut 1 Daerah Pemilihan (DAPIL) Jakarta I, dan Caleg Partai Demokrat DPR RI Nomor urut 1 Daerah Pemilihan (DAPIL) Jakarta I yang diberikan jatah sisa kursi sesuai dengan SK KPU tersebut;
4. Menetapkan perolehan salah satu sisa kursi DPR RI Daerah Pemilihan (DAPIL) Jakarta I untuk Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL Jakarta I atas nama H. Andi Anzhar Cakra Wijaya; 5. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini ;
2. PROVINSI BANTEN (DPR RI) DAPIL 2
a. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (Bukti P-1a) Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Banten dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal 2 April 2009 (Bukti P-1b) jo Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten Serang dan Sertifikat Rekapitulasi(Bukti P-1c) jo Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten Cilegon dan Sertifikat Rekapitulasi (Bukti P-1d) jo Berita Acara Rekapitulasi Kota Serang(Bukti P-1e);
b. Bahwa PEMOHON keberatan dengan Penetapan KPU yang menetapkan Caleg PPP Endin Sofiahara mendapatkan kursi terakhir ke 6 pada Dapil karena mendapatkan suaranya 47681 ;
(12)
c. Seharusnya kursi tersebut diberikan kepada PEMOHON karena dalam penghitungan penentuan kursi terakhir ini yang dipakai adalah ketentuan Pasal 205 UU No/2008 tentang Pemilu Jo Pasal 25 Peraturan KPU Nomor 15/2009 tentang Pedoman teknis penetapan dan pengumuman hasil Pemilu ;
d. Bahwa jika merujuk kepada kedua peraturan tersebut maka untuk kasus pada Dapil 2 Provinsi Banten maka cara akhir penghitungan suara memakai ketentuan tersebut, dan sisa suara PEMOHON adalah 130539, sedangkan suara akhir akumulasi dari Dapil 1, Dapil 2 dan Dapil 3 Provinsi Banten bagi PPP adalah sebesar 109236 ;
e. Dengan demikian maka suara akhir yang merupakan sisa suara yang diakumilasikan pada penghitungan tahap ke 3 maka hak kursi terakhri untuk DPR RI ata Provinsi Banten haruslah diberikan kepada PEMOHON, yaitu atas nama Drs. Rusli Ridwan,MSi yakni Caleg PEMOHON DPR RI Nomor urut 1 Daerah Pemilihan (DAPIL) 2, untuk lebih jelasnya PEMOHON uraikan dalam tabel dibawah ;
PENGHITUNGAN KURSI DPR RI DAPIL BANTEN I
KAB. PANDEGLANG DAN LEBAK
6 KURSI
PARTAI YANG LOLOS PT JUMLAH SUARA TAHAP I BPP 145.779 SISA SUARA TAHAP II (50 % BPP)72.958 JUMLAH PEROLEHA N KURSI TAHAP I DAN II SISA SUARA SISA KURSI SETELAH TAHAP I DAN II TAHAP III
DEMOKRAT 219.696 1 73.917 1 2 959
1 KURSI SUARA DI TARIK KE PROPINSI DARI DAPIL I, II, DAN III
PPP 207.334 1 61.555 1 61.555
PDIP 120.399 1 1 47.441
GOLKAR 116.088 1 1 43.130
PKS 69.677 69.677
HANURA 41.938 41.938
PKB 40.616 40.616
GERINDRA 36.849 36.849
PAN 22.080 22.080
(13)
PENGHITUNGAN KURSI DPR RI DAPIL BANTEN II
KOTA SERANG, KAB. SERANG DAN KOTA CILEGON
6 KURSI
PARTAI YANG LOLOS PT
JUMLAH SUARA
TAHAP I BPP 119.965
SISA SUARA
TAHAP II (50 % BPP) 59.982
JUMLAH PEROLEHAN KURSI TAHAP I
DAN II
SISA SUARA
SISA KURSI SETELAH TAHAP I
DAN II
TAHAP III
GOLKAR 226.599 1 106.634 1 2 46.652
1 KURSI
SUARA DI TARIK KE PROPINSI DARI
DAPIL I, II, DAN III
DEMOKRAT 137.740 1 18.106 1 18.106
PKS 107.578 1 1 47.596
PDIP 65.920 1 1 5.938
PPP 47.681 47.681
PAN 41.534 41.534
GERINDRA 39.573 39.573
HANURA 34.093 34.093
PKB 19.075 19.075
(14)
Halaman 14 dari 208
PENGHITUNGAN KURSI DPR RI DAPIL BANTEN III
KAB TANGERANG DAN KOTA TANGERANG
SISA KURSI 0
PARTAI YANG LOLOS PT
JUMLAH SUARA
TAHAP I BPP 166.454
SISA SUARA
TAHAP II (50 % BPP)
83.227
JUMLAH PEROLEHAN KURSI TAHAP I
DAN II
SISA SUARA
SISA KURSI SETELAH TAHAP I DAN
II
TAHAP III
DEMOKRAT 546.454 3 47.092 - 3 47.092
-SUARA DI TARIK KE PROPINSI
DARI DAPIL I, II, DAN III
PKS 265.020 1 98.566 1 2 15.339
GOLKAR 231.917 1 65.463 - 1 65.463
PDIP 215.641 1 49.187 - 1 49.187
GERINDRA 112.264 1 1 29.037
HANURA 91.678 1 1 8.451
PPP 91.050 1 1 7.823
PAN 66.925 66.925
PKB 43.591 43.591
(15)
PENGHITUNGAN KURSI TAHAP III
AKUMULASI PROPINSI DARI DAPIL BANTEN I, II DAN III
SISA KURSI 2
PARTAI YANG LOLOS PT
SISA SUARA DAPIL I
SISA SUARA DAPIL II
SISA SUARA
DAPIL III JUMLAH BPP BARU
PEROLEHAN KURSI TAHAP III
KETERANGAN
DEMOKRAT HABIS TAHAP II 18.106 47.092 65.198
372.518 PKS 69.677 HABIS TAHAP II HABIS TAHAP II 69.677
GOLKAR HABIS TAHAP II HABIS TAHAP II 65.463 65.463 PDIP HABIS TAHAP II HABIS TAHAP II 49.187 49.187
GERINDRA 36.849 39.573 HABIS TAHAP II 76.422
HANURA 41.938 34.093 HABIS TAHAP II 76.031
PPP 61.555 47.681 HABIS TAHAP II 109.236 1 (Ranking 2)
PAN 22.080 41.534 66.925 130.539 1 (Ranking 1)
PKB 40.616 19.075 43.591 103.282
JUMLAH 745.035
Bahwa untuk memperkuat dalil-dalilnya, maka PEMOHON mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut :
Bukti P-1a : SK KPU Pusat Nomor 255tanggal 2009;
Bukti P-1b : Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Banten dan Sertifikat Rekapitulasi tanggal 25 April 2009;
Bukti P-1c : Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten Serang dan Sertifikat Rekapitulasi ;
(16)
Bukti P-1b : Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten Cilegon dan Sertifikat Rekapitulasi ;
Bukti P-1d :Berita Acara Rekapitulasi Kota Serang dan Sertifikat Rekapitulasi ;
Bukti P-2 : Lembar Rekapitulasi Penghitungan TAHAP KE-3;
Bukti P-3 : Lampiran Model DC-1 DPR Provinsi DKI Jakarta DAPIL I (Kota Administrasi Jakarta Timur);
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut di atas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan Permohonan PEMOHON ;
2. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat hasil rapat pleno KPU tanggal 9 Mei tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Banten dan Sertifikat Rekapitulasi Jo. Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten Serang dan Sertifikat Rekapitulasi Jo. Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten Cilegon dan Sertifikat Rekapitulasi Jo. Berita Acara Rekapitulasi Kota Serang dan Sertifikat Rekapitulasi ;
3. Menyatakan membatalkan SK KPU yang menempatkan Caleg PPP untuk DPR RI Nomor urut 1 Daerah Pemilihan (DAPIL) Jakarta I atas nama Drs.H.Endin AJ Soefihara MMA untuk Daerah Pemilihan (DAPIL) Banten 2 yang diberikan jatah sisa kursi sesuai dengan SK KPU tersebut;
4. Menetapkan perolehan salah satu sisa kursi DPR RI Daerah Pemilihan (DAPIL) Banten 2 untuk Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL Banten atas nama H.Drs.Rusli Ridwan Msi ;
(17)
3. PROVINSI KALIMANTAN SELATAN (DPR RI) DAPIL I
a. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (Bukti P-1a) Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Kalimantan Selatan dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal 27 April 2009(Bukti P-1b);
b. Bahwa PEMOHON adalah Caleg PAN untuk DPR RI Nomor urut 2 Daerah Pemilihan (DAPIL) Kalimantan Selatan I(satu) (meliputi wilayah Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong, Kabupaten Balangan, Kabupaten Batola) atas nama Prof DR.Ismet Ahmad.;
c. Bahwa berdasarkan UU nomor 10 tahun 2008 Penetapan kursi didasarkan jumlah suara sebagai berikut :
- Tahap I(pertama) : Penetapan Kursi didasarkan BPP suara syah partai-partai yang lolos Parliamentary Threshhold adalah Dapil I = 104.948 dan Dapil II =10.930 suara, sehingga perolehan kursi partai yang melebihi BPP adalah :
Dapil I : Golkar dengan jumlah suara sebesar 143.482 (1 kursi)
Dapil II : tidak ada.
- Tahap II(kedua) : Penetapan kursi didasarkan perolehan suara di atas 50% BPP adalah Dapil I = 52.474 dan Dapil II = 50.965 suara, sehingga perolehan kursi partai adalah :
(18)
Dapil I(satu): Partai Demokrat 1(satu) kursi,Partai PKS 1(satu)kursi, PPP 1(satu) kursi, dan PKB 1(satu) Kursi
Dapil II Partai Golkar 1 kursi, P.Demokrat 1 kursi,PKS 1 kursi, PPP 1 kursi dan PDIP 1 kursi.
- Tahap III(tiga) : Penetapan kursi didasarkan sisa gabungan suara Dapil I dan dapil II digabung Ke Provinsi. Gabungan suara Dapil I dan Dapil II PAN memperoleh 78.278 suara, dan Gerindra memperoleh 65.754 suara dan Hanura memperoleh 34.449 suara. Sehingga suara sisa tertinggi dimiliki PAN , dengan demikian PAN yang berhak mendapatkan 1 Kursi di Dapil I .
Tahap I Dapil I(satu) Dapil II(dua)
Golkar
Tahap II Demokrat Golkar
PKS Demokrat
PPP PKS
PKB PPP
PDIP
Tahap III PAN
-d. Bahwa Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU No.15 Tahun 2009 tentang
Pedoman Teknis Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum, Tata Cara Penetapan Perolehan Kursi, Penetapan Calon Terpilih dan Penggantian Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
(19)
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, secara tegas mengatur:
“Apabila masih terdapat sisa kursi yang belum terbagi atau sisa suara masing-masing Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR tidak mencapai angka BPP DPR yang baru, maka penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR di provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak yang dimiliki oleh tiap Partai Politik secara
berurutan.”
e. Bahwa Hasil Rapat Pleno KPUD Provinsi Kalimantan Selatan pada penghitungan Tahap Ketiga terdapat sisa 1(satu) kursi yang belum habis terbagi, dimana rincian perolehan suara partai politik adalah sebagaiberikut:
HASIL PEMILU DI KALIMANTAN SELATAN
JUMLAH PEROLEHAN SUARA DAN PERKIRAAN KURSI
No. Partai Jumlah Suara Jumlah Suara Total Perolehan Kursi Perolehan Kursi
Dapil I Dapil II Dapil I Dapil II
1 Golkar 143.462 102.096 245.558 1 1
2 Demokrat 108.714 119.241 227.955 1 1
3 PKS 94.392 61.970 156.362 1 1
4 PPP 98.003 53.469 151.472 1 0
5 PDI-P 42.523 60.369 102.892 0 1
6 PAN 39.671 38.607 78.278 1 0
7 PKB 61.972 14.644 76.616 1 0
8 Gerindra 35.036 30.718 65.754 0 1
9 Hanura 5.913 28.536 34.449 0 0
(20)
f. Bahwa berdasarkan Pasal 25 ayat (3) huruf e Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, maka: “Bagi Partai Politik yang tidak memperoleh kursi pada penghitungan Tahap Pertama dan Tahap Kedua, suara sah yang
diperoleh Partai Politik tersebut dikategorikan sebagai sisa suara.”
g. Bahwa dari rekapitulasi tersebut di atas, akumulasi jumlah sisa suara dari DAPIL I dan II Provinsi Kalimantan Selatan menunjukkan bahwa Partai Amanat Nasional menempati peringkat pertama jumlah (sisa) suara setelah semua sisa suara ditarik ke tingkat provinsi (akumulasi dari dua DAPIL Kalimantan Selatan) yaitu sebesar 78.278 (Tujuhpuluh delapan ribu dua ratus tujuhpuluh delapan) suara, dan disusul oleh PKB memperoleh 76.616 suara.
h. Bahwa berdasarkan perolehan akumulasi sisa suara tersebut, sesuai dengan Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, yang tegas mengatur bahwa: “penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR di provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi
berdasarkan sisa suara terbanyak yang dimiliki oleh tiap Partai Politik secara berurutan.” Keadaan mana juga sesuai dengan Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 yang mengatur: “Dalam hal masih terdapat sisa kursi yang belum terbagi dengan BPP DPR yang baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205, penetapan perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik Peserta Pemilu di Provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan
sisa suara terbanyak.” Dengan demikian maka sudah seharusnya sisa
(21)
Selatan diberikan kepada Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pengumpul sisa suara terbanyak urutan pertama.;
i. Bahwa oleh karena sisa kursi terdapat di DAPIL I dan Dapil II Provinsi Kalimantan Selatan, maka 1 (satu) sisa kursi sudah seharusnya didapat oleh Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL I atas nama Prof DR. Ismet Ahmad, sebagai Caleg PAN DAPIL I Kalimantan Selatan yang memperoleh suara terbanyak (Bukti P-3);
j. Bahwa berdasarkan Pasal 205 jo Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 jo Pasal 24 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, maka salah satu sisa kursi harus diberikan kepada Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL I Provinsi Kalimantan Selatan atas nama Prof DR. Ismet Ahmad;
k. Bahwa sesuai dengan fakta-fakta tersebut di atas, maka PEMOHON sangat berkeberatan dengan Keputusan KPU yang menetapkan sisa kursi DAPIL I Provinsi Kalimantan Selatan diberikan kepada Partai lain karena harusnya menjadi hak Partai PAN, karena secara tegas penempatan atau pembagian tersebut ber dasar hukum dan sesuai dengan Pasal 205 jo Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008.
Bahwa untuk memperkuat dalil-dalilnya, maka PEMOHON mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut :
Bukti P-1a : SK KPU Pusat Nomor 255/Kpts/KPU/2009
Bukti P-1b : Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Kalimantan Selatan dan Sertifikat Rekapitulasi tanggal 27 April 2009 untuk dapil dan tanggal 26 April 2009 untuk dapil II;
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut di atas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut :
(22)
1. Mengabulkan Permohonan PEMOHON ;
2. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat No. hasil rapat pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Kalimantan Selatan dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal27 April 2009 untuk dapil I dan tanggal 26 April 2009 untuk dapi II;
3. Menetapkan perolehan salah satu sisa kursi DPR RI Daerah Pemilihan (DAPIL) I Provinsi Kalimantan Selatan untuk Caleg PAN Nomor urut 1 atas nama Prof DR. Ismet Ahmad;
4. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini ;
4. PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR (DPR RI) Dapil NTT 1
a. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (Bukti P-1a) Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal 27 April 2009 (Bukti P-1b);
b. Bahwa PEMOHON adalah Caleg PAN untuk DPR RI Nomor urut 1 Daerah Pemilihan (DAPIL) Nusa Tenggara Timur I(satu) (meliputi wilayah Kabupaten Manggarai Barat, Manggarai, Manggarai Timur, Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flores Timur, Lembata dan Alor ) atas nama Laurens Bahang Dama.;
(23)
c. Bahwa berdasarkan UU nomor 10 tahun 2008 Penetapan kursi didasarkan jumlah suara sebagai berikut :
- Tahap I(pertama) : Penetapan Kursi didasarkan BPP suara sah partai- partai yang lolos Parliamentary Threshhold adalah Dapil I = 179.436 (Golkar) dan 105.925(Demokrat) dan Dapil II = 204.102 (2 kursi demokrat), 181.982(Golkar), 142.881(PDIP)
-Tahap II(kedua) : Penetapan kursi didasarkan perolehan suara di Atas 50% BPP adalah
Dapil I = 79.905(Golkar) dan 93.761(PDIP) Dapil II = 82.451(Golkar), 56.419(Gerindra), 51.524
(Hanura)
- Tahap III(tiga) : Penetapan kursi didasarkan sisa gabungan suara Dapil I dan dapil II digabung Ke Provinsi. Gabungan suara Dapil I dan Dapil II hanya sisa 2(dua) yang didapat oleh PDIP 87.245 dan PAN memperoleh 64.617 suara. Sehingga 2 Kursi dari Gabungan Dapil I dan Dapil II di miliki oleh Partai PDIP dan Partai PAN
Tahap I Dapil I(satu) Dapil II(dua)
Golkar Demokrat
Mendapat 2 kursi
(24)
Tahap II Golkar Golkar
PDIP Gerindra
Hanura
Tahap III PDIP PAN
d. Bahwa Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU No.15 Tahun 2009
tentang Pedoman Teknis Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum, Tata Cara Penetapan Perolehan Kursi, Penetapan Calon Terpilih dan Penggantian Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, secara tegas mengatur:
“Apabila masih terdapat sisa kursi yang belum terbagi atau sisa suara masing-masing Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR tidak mencapai angka BPP DPR yang baru, maka penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR di provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak yang dimiliki oleh tiap Partai Politik secara
berurutan.”
e. Bahwa Hasil Rapat Pleno KPUD Provinsi Nusa Tenggara Timur pada penghitungan Tahap Ketiga terdapat sisa 2(dua) kursi yang belum habis terbagi, dimana rincian perolehan suara partai politik adalah sebagai berikut:
(25)
HASIL PEMILU DI NUSA TENGGARA TIMUR
JUMLAH PEROLEHAN SUARA DAN PERKIRAAN KURSI
No. Partai Jumlah Suara Jumlah Suara Total Perolehan Kursi Perolehan Kursi
Dapil I Dapil II Dapil I Dapil II
1 GOLKAR 179.436 181.982 361.418 2 2
2 DEMOKRAT 105.925 204.102 310.027 1 2
3 PDIP 93.761 142.881 236.642 1 1
4 GERINDRA 49.344 56.419 105.763 0 1
5 HANURA 47.206 51.524 98.730 0 1
6 PAN 28.514 36.103 64.617 0 0
7 PKB 25.858 29.061 54.919 0 0
8 PKS 25.331 10.666 35.997 0 0
9 PPP 19.494 6.299 25.793 0 0
Total 574.869 719.037 1.293.906 4 7
f. Bahwa berdasarkan Pasal 25 ayat (3) huruf e Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, maka: “Bagi Partai Politik yang tidak memperoleh kursi pada penghitungan Tahap Pertama dan Tahap Kedua, suara sah yang diperoleh Partai Politik tersebut
dikategorikan sebagai sisa suara.”
g. Bahwa dari rekapitulasi tersebut di atas, akumulasi jumlah sisa suara dari DAPIL I dan II Provinsi Nusa Tenggara Timur menunjukkan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)menempati peringkat pertama dengan total suara gabungan berjumlah 87.345 suara dan Partai Amanat Nasional (PAN) menempati peringkat kedua dengan total suara gabungan berjumlah 64.617 suara.
h. Bahwa berdasarkan perolehan akumulasi sisa suara tersebut, sesuai dengan Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, yang tegas mengatur bahwa: “penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara
(26)
membagikan sisa kursi kepada Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR di provinsi satu demi satu berturut-turut sampai
semua sisa kursi habis terbagi berdasarkan sisa suara
terbanyak yang dimiliki oleh tiap Partai Politik secara berurutan.” Keadaan mana juga sesuai dengan Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 yang mengatur: “Dalam hal masih terdapat sisa kursi yang belum terbagi dengan BPP DPR yang baru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 205, penetapan perolehan kursi Partai Politik Peserta Pemilu dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik Peserta Pemilu di Provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi
habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak.” Dengan
demikian maka sudah seharusnya sisa kursi (sebanyak dua kursi) untuk DAPIL I dan II Provinsi Nusa Tenggara Timur diberikan kepada Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Amanat Nasional (PAN) sebagai pengumpul sisa suara terbanyak urutan pertama dan kedua.;
i. Bahwa oleh karena sisa kursi terdapat di DAPIL I dan Dapil II Provinsi Nusa Tenggara Timur, maka 2 (dua) sisa kursi sudah seharusnya didapat oleh Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL I atas nama Laurens Bahang Dama, sebagai Caleg PAN DAPIL I Nusa Tenggara Timur yang memperoleh suara 64.617 sebagai urutan kedua dalam memperoleh sisa kursi. (Bukti P-3);
j. Bahwa berdasarkan Pasal 205 jo Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 jo Pasal 24 Peraturan KPU Nomor 15 Tahun 2009, maka salah satu sisa kursi harus diberikan kepada Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL I Provinsi Nusa Tenggara Timur atas nama
(27)
k. Bahwa sesuai dengan fakta-fakta tersebut di atas, maka PEMOHON sangat berkeberatan dengan Keputusan KPU yang menetapkan sisa kursi DAPIL I Provinsi Nusa Tenggara Timur diberikan kepada Partai Gerindra dan Hanura, karena secara tegas penempatan atau pembagian tersebut berdasarkan hukum dan sesuai dengan Pasal 205 jo Pasal 206 Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008.
Bahwa untuk memperkuat dalil-dalilnya, maka PEMOHON mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut :
Bukti P-1a : SK KPU Pusat Nomor 255/Kpts/KPU/2009
Bukti P-1b : Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sertifikat Rekapitulasi tanggal 6 Mei 2009 untuk dapil I dan tanggal 7 Mei 2009 untuk dapil II;
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut di atas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai b2erikut :
1. Mengabulkan Permohonan PEMOHON ;
2. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat No. hasil rapat pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal 6 Mei 2009 untuk dapil I dan tanggal 7 Mei 2009 untuk dapil II;
3. Menetapkan perolehan salah satu sisa kursi DPR RI Daerah Pemilihan (DAPIL) I Provinsi Nusa Tenggara Timur untuk Caleg PAN Nomor urut 1 atas namaLaurens Bahang Dama;
(28)
5. PROVINSI KALIMANTAN TIMUR (DPR RI) DAERAH PEMILIHAN KALIMANTAN TIMUR
a. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU No. 252/KPTS/KPU/V/2009 tertanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (Bukti P-1a) Jo. Lampiran Formulir Model DC-1 DPR RI KPU Provinsi Kalimantan Timur pada tanggal 1 Mei 2009 (Bukti P-1b) jo Berita Acara Rekapitulasi Kota Samarinda, Sertifikat Rekapitulasi dan Lampiran Model DB-1 pada tanggal 3 Mei 2009(Bukti P-1c);
b. Bahwa terdapat kesalahan dalam Penghitungan suara Daerah Pimilihan Propvinsi Kalimantan Timur untuk Kursi DPR RI. Bahwa telah terjadi kecurangan-kecurangan yang merugikan PEMOHON dan Partai Politik peserta Pemilihan Umum lainnya. Bahwa kasus ini terjadi di tingkat Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda Seberang dan Palaran Kota Samarinda yang termuat dalam sertifikat Rekapitulasi PPK Kecamatan dalam Formulir Model DA - 1(Bukti P-2);
c. Bahwa Pemohon cq. Saksi DPW PAN telah berupaya untuk mendapatkan seluruh dokumen dan/atau data formulir C-1, DA-1, DA-B dengan cara meminta langsung kepada Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK). Akan tetapi permintaan tersebut tidak dipenuhi, dan untuk itu saksi PAN cq. DPW PAN Kaltim telah mengajukan surat keberatan kepada Panitia Pengawas Pemilu Provinsi Kalimantan Timur (Bukti P-3);
d. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan hasil SK KPU Pusat tersebut karena telah merugikan PEMOHON. Sebenarnya kursi ke 8 (terakhir) pada Dapil Kaltim yang terdiri dari Kota Samarinda, Kota
(29)
Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kot Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tanah Tidung ;
e. Bahwa total suara PEMOHON seharusnya adalah 63.886 suara, sedangkan versi KPU 61.705 suara, sedangkan Partai Gerindra menurut versi KPU 64.390 suara, seharusnya 63.554 suara, dengan demikian PEMOHONLAH yang mempunyai hak untuk kursi ke 8 (terakhir) pada Dapil Kaltim tersebut dan bukan untuk caleg Gerindra (Bukti P-4) ;
f. Bahwa penggelembungan dilakukan oleh PPK Kec.Samarinda Ulu, Kec.Samarinda Seberang, Kec.Palaran, total suara yang digelembungkan adalah sebanyak 836 suara ;
g. Bahwa di sisi lain PPK Kec.Samarinda Ulu (Bukti P – 5), Kec.Samarinda Seberang (Bukti P – 6), Kec.Palaran (Bukti P – 7), telah menghilangkan suara PEMOHON sebanyak 2.181 suara, bersama ini PEMOHON uraikan tabel-tabel untuk mengungkapkan kecurangan tersebut :
Tabel : Perolehan Suara Caleg DPR – RI PAN
KOTA KECAMATAN KELURAHAN TPS JUMLAH
Suara per TPS
Samarinda Samarinda Ulu Air Hitam 1 1
2 14
3 18
4 14
5 12
6 16
7 14
8 17
9 10
10 18
11 28
12 12
13 24
14 22
15 11
16 28
17 16
(30)
19 10 20 11 21 15 22 10 23 12 24 9 25 15 26 16 27 10 28 17 29 15 30 14 31 9 32 14
Jumlah Suara PAN Model C-1/TPS 461
Jumlah Suara PAN Model DA-1/Pleno PPK 158
Teluk Lerong Ilir 1 18
2 15 3 22 4 20 5 9 6 22 7 16 8 15 9 7 10 18 11 16 12 22 13 19 14 25 15 17 16 44 17 8 18 20 19 15 20 16 21 5 22 20 23 22 24 17 25 16 26 12 27 16 28 32 29 20 30 11
Jumlah Suara PAN Model C-1/TPS 535
Jumlah Suara PAN Model DA-1/Pleno PPK 232
Samarinda Seberang
Masjid 1 3
2 3 3 2 4 14 5 12 6 10 7 10
(31)
8 13 9 13 10 13 11 16 12 12 13 62 14 12 15 11 16 12 17 1 18 10 19 2 20 17 21 16 22 19 23 13 24 11 25 13 26 8 27 12 28 21 29 16 30 13 31 11 32 2 33 14 34 13 35 9 36 11 37 6 38 12 39 0 40 11 41 13 42 10 43 22 44 19 45 15 46 12 47 24 48 19
Jumlah Suara PAN Model C-1/TPS 613
Jumlah Suara PAN Model DA-1/Pleno PPK 150
Rapak Dalam 1 14
2 4 3 2 4 5 5 3 6 4 7 2 8 3 9 10 10 14 11 52 12 30 13 4 14 7 15 67
(32)
16 34 17 38 18 8 19 39 20 13 21 8 22 22 23 22 24 14 25 7
Jumlah Suara PAN Model C-1/TPS 426
Jumlah Suara PAN Model DA-1/Pleno PPK 203
Baqa 1 16
2 22 3 22 4 19 5 29 6 14 7 16 8 3 9 37 10 10 11 20 12 17 13 3 14 11 15 3 16 2 17 19 18 25 19 15 20 2 21 4 22 24 23 14 24 15 25 19
Jumlah Suara PAN Model C-1/TPS 381
Jumlah Suara PAN Model DA-1/Pleno PPK 125
Bukuan 1 12
2 13 3 11 4 9 5 35 6 9 7 17 8 19 9 14 10 13 11 11 12 17 13 11 14 14 15 23 16 18
(33)
17 15
18 9
19 5
20 10
21 11
22 18
23 25
24 15
25 18
26 10
27 13
28 15
Jumlah Suara PAN Model C-1/TPS 410
Jumlah Suara PAN Model DA-1/Pleno PPK 126
Rawa Makmur 1 20
2 17
3 32
4 16
5 13
6 18
7 16
8 14
9 10
10 25
11 21
12 18
13 16
14 12
15 16
16 14
17 29
18 18
19 20
20 9
21 15
22 11
23 17
(34)
25 22
26 22
27 18
28 14
29 19
30 13
31 15
Jumlah Suara PAN Model C-1/TPS 541
Jumlah Suara PAN Model DA-1/Pleno PPK 192
Tabel : Perolehan Suara Caleg DPR –RI Gerindra
KOTA KECAMATAN KELURAHAN TPS JUMLAH
Suara per TPS
Samarinda Samarinda Ulu Air Hitam 1 5
2 6
3 5
4 7
5 4
6 6
7 3
8 2
9 1
10 2
11 4
12 4
13 5
14 3
15 2
16 4
17 6
18 4
19 5
20 11
21 3
22 6
23 5
24 4
25 1
26 9
27 1
28 7
29 3
30 7
31 7
32 1
Jumlah Suara GERINDRA Model C-1/TPS 143
(35)
Teluk Lerong Ilir 1 1 2 3 3 6 4 1 5 3 6 4 7 2 8 1 9 1 10 3 11 2 12 4 13 2 14 3 15 0 16 2 17 1 18 1 19 2 20 2 21 0 22 2 23 1 24 6 25 0 26 1 27 3 28 5 29 6 30 1
Jumlah Suara GERINDRA Model C-1/TPS 73
Jumlah Suara GERINDRA Model DA-1/Pleno PPK 151
Samarinda Seberang
Masjid 1 2
2 1 3 3 4 2 5 0 6 7 7 3 8 6 9 3 10 10 11 7 12 3 13 2 14 5 15 3 16 1 17 2 18 5 19 1 20 0 21 2 22 2 23 1 24 0 25 2
(36)
26 1 27 2 28 1 29 1 30 0 31 1 32 2 33 0 34 4 35 2 36 1 37 4 38 6 39 2 40 3 41 5 42 4 43 3 44 4 45 2 46 3 47 3 48 4
Jumlah Suara GERINDRA Model C-1/TPS 131
Jumlah Suara GERINDRA Model DA-1/Pleno PPK 279
Rapak Dalam 1 6
2 12 3 5 4 7 5 4 6 10 7 5 8 8 9 2 10 2 11 4 12 0 13 9 14 5 15 1 16 5 17 4 18 2 19 4 20 6 21 2 22 3 23 3 24 3 25 2
Jumlah Suara GERINDRA Model C-1/TPS 114
Jumlah Suara GERINDRA Model DA-1/Pleno PPK 174
Baqa 1 7
2 5
3 4
(37)
5 9 6 3 7 4 8 0 9 3 10 7 11 7 12 4 13 0 14 5 15 1 16 0 17 5 18 2 19 11 20 1 21 0 22 14 23 4 24 2 25 8
Jumlah Suara GERINDRA Model C-1/TPS 112
Jumlah Suara GERINDRA Model DA-1/Pleno PPK 225
Palaran Bukuan 1 9
2 3 3 3 4 4 5 6 6 4 7 3 8 10 9 1 10 13 11 9 12 14 13 4 14 2 15 8 16 3 17 7 18 8 19 1 20 2 21 13 22 1 23 8 24 11 25 5 26 5 27 9
(38)
28 4
Jumlah Suara GERINDRA Model C-1/TPS 170
Jumlah Suara GERINDRA Model DA-1/Pleno PPK 320
Palaran Rawa Makmur 1 2
2 2
3 5
4 0
5 0
6 4
7 2
8 1
9 1
10 11
11 0
12 2
13 3
14 4
15 2
16 3
17 4
18 4
19 3
20 4
21 2
22 2
23 3
24 5
25 2
26 2
27 4
28 12
29 3
30 4
31 7
Jumlah Suara GERINDRA Model C-1/TPS 103
(39)
Oleh karenanya, PEMOHON telah dapat membuktikan adanya kecurangan yang merugikan PEMOHON maka mohon Majelis Hakim Konstitusi dapat memutus perkara dengan penuh keadilan ;
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut diatas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan Permohonan PEMOHON ;
2. Menyatakan membatalkan Keputusan KPU
No.255/KPTS/KPU/Tahun 2009 tanggal 9 Mei 2009 Hasil perhitungan suara Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota tahun 2009 serta Berita Acara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara KPU Provinsi Kalimantan Timur tanggal 3 Mei 2009 Jo Berita Acara dan Sertifikat Rekapitulasi KPU Kota Samarinda, Kota Balikpapan, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kabupaten Paser, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kabupaten Kutai Barat, Kota Bontang, Kabupaten Kutai Timur, Kabupaten Berau, Kot Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tanah Tidung ;
3. Menetapkan hasil penghitungan suara yang benar sebagai berikut : Perolehan suara caleg (PAN) PEMOHON 63.886, untuk memberikan kursi ke 8 (terakhir) kepada Nomor urut 1 yang bernama Mohammad Yasin Kara, SE. Pada dapil Provinsi Kaltim tersebut ;
(40)
6. PROVINSI RIAU (DPR-RI) DAERAH PEMILIHAN RIAU 2
a. Bahwa PEMOHON berkeberatan dengan hasil SK Penetapan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Pusat, tanggal 9 Mei 2009, tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan SPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (Bukti P-1a) Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Riau dan Sertifikat Rekapitulasi, pada tanggal 1 Mei 2009 (Bukti P-1b);
b. Bahwa PEMOHON adalah Caleg PARTAI AMANAT NASIONAL (PAN) untuk DPR RI Nomor Urut 1 Daerah Pemilihan Riau II Provinsi Riau meliputi wilayah (Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, Pelalawan dan Kampar) atas namaICU ZUKAFRIL ;
c. Bahwa Keputusan KPU tanggal 9 Mei 2009 telah menetapkan suara Daerah Pemilihan Riau II Provinsi Riau (Kabupaten Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi, Pelalawan dan Kampar) sebanyak 2 kursi dibagikan atau diberikan kepada Partai Kebangkitan Bangsan dan Partai Golongan Karya yang masing-masing mendapat 1 kursi ;
d. Bahwa Pasal 24 angkat 8 Peratura KPU No. : 15 Tahun 1009, tentang Pedoman Tekhnis Penetapan dan Pengumuman Hasil Pemilihan Umum, Tata Cara Penetapan Perolehan Kursi, Penetapan Calon Terpilih dan Penggantian Calon Terpilih dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah secara tegas mengatur ;
“Apabila masih terdapat sisa kursi yang belum terbagi atau sisa suara masing-masing Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR tidak mencapai angka BPP DPR yang baru, maka penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik Peserta Pemilu Anggota DPR di Provinsi satu demi satu berturut-turut sampai semua sisa kursi
(41)
habis terbagi berdasarkan sisa suara terbanyak yang dimiliki oleh tiap
Partai Politik secara berurutan”.
e. Bahwa Hasil Rapat Pleno KPUD Provinsi Riau, dimana rincian perolehan suara Partai Politik yang memenuhi ketentuan ambang batas perolehan suara Pemilu DPR(Parlianmentary Thershould),adalah sebagai berikut :
No. Urut
PARTAI POLITIK JUMLAH SUARA
1 PARTAI HATI NURANI RAKYAT
34.535
5 PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA
34.275
8 PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
46.120
9 PARTAI AMANAT NASIONAL
53.486
13 PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
62.747
23 PARTAI GOLONGAN KARYA
254.636
27 PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
57.621
28 PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
64.799
31 PARTAI DEMOKRAT
117.928
Berdasarkan hasil Rekapitulasi KPU Provinsi Riau sebagaimana tersebut di atas, maka jumlah suara Partai Amanat Nasional sebesar
53.486 suara.
Adapun perincian perolehan Rekapitulasi KPU Kabupaten/Kota sebagai Berikut :(42)
No.
Urut
PARTAI POLITIK
JUMLAH SUARA KABUPATEN/KOTA
TOTA L KAMPAR PELALAW
AN
INDRAGIRI HULU
KUANTAN SINGINGI
INDR AGIRI HILIR
1 PARTAI HATI
NURANI RAKYAT 9.048 3.267 5.113 6.264 10.843 34.535
5
PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA
9.552 3.183 6.487 3.859 11.194 34.275
8
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
18.421 6.442 6.407 4.614 .10.23
6 46.120
9 PARTAI AMANAT
NASIONAL 29.590 6.546 5.657 4.336 7.357 53.486
13
PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
9.951 6.261 4.846 10.691 30.998 62.747
23
PARTAI GOLONGAN KARYA
58.592 26.922 31.117 42.563 95.082 254.63 6
27
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
(43)
28
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
17.430 10.746 9.992 6.633 19.998 64.799
31 PARTAI
DEMOKRAT 43.689 17.024 23.554 10.638 23.023
117.92 8
f. Bahwa PEMOHON menemukan bukti-bukti, pengurangan jumlah suara PEMOHON, serta Penambahan (PENGELEMBUNGAN) suara Caleg maupun Partai lainnya yang dilakukan oleh beberapa Partai Politik melalui PPK, dengan data materil lapangan total suara PAN Dapil Riau II adalah 74.038 suara, sedangkan data hasil rekapitulasi KPU sebanyak 53.486 suara. Ditemukan adanya selisih jumlah suara sebanyak 20.552 suara. Yang mencontreng Partai 8.779, sedangkan yang mencontreng Caleg PAN sebanyak 11.773 suara. (Bukti P-2a). Adapun data pengelembungan sementara :
(44)
No. Urut
PARTAI POLITIK
JUMLAH SUARA
BELIGAN BANDAR PADANG
BUKIT MERANTI
BULUH RAMPAI
KELESA P.KASAI PAYA RUMBAI
PETALABUMI SERESAM SIBABAT T.RESAK
1
PARTAI HATI NURANI RAKYAT
1
2
5
PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA
20
11
93
8
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
2
12
3
7
6
13
PARTAI KEBANGKITAN BANGSA
1
11
2
5
23
PARTAI GOLONGAN KARYA
32
106
45
27
PARTAI PERSATUAN PEMBANGUNAN
(45)
28
PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
3
21
4
31 PARTAI
(46)
g. Melihat data pembading dari Lembaga Cetro dan hasil dari Rekapitulasi KPU Pusat, bahwa jumlah suara BPP untuk Daerah Pemilihan Riau II sebesar 145.229 suara. Partai Golkar yang memiliki jumlah Perolehan Suara sebesar 254.636 suara, secara langsung berhak terhadap 1 kursi. Untuk kursi selanjutnya melakukan tahap kedua yaitu BBP : (50+1), dan yang memiliki kursi ini menurut data KPU adalah Partai Golkar 2 kursi dan Partai Demokrat 1 kursi serta Partai Kebangkitan Bangsa 1 kursi.
h. Bahwa dari data-data tersebut di atas, dengan jumlah suara Partai Amanat Nasional sebesar 74.038 suara, maka kursi ke-5 dari Derah Pemilihan Riau II Provinsi Riau merupakan kursi untuk Partai Amanat Nasional. Hal ini sesuai dengan Pasal 24 angka 8 Peraturan KPU Nomor : 15 Tahun 2009, yang tegas mengatur bahwa : “penetapan perolehan kursi Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR dilakukan dengan cara membagikan sisa kursi kepada Partai Politik peserta Pemilu Anggota DPR di Provinsi satu demi satu berturut-turut samapi semua sisa kursi terbagi berdasarkan sisas suara terbanyak yang dimiliki oleh tiap Partai Politik secara berurutan. Sehingga sisa kursi dibagi habis dan tidak ada penggabungan dengan kursi Provinsi.
i. Bahwa PEMOHON sangat kesulitan untuk mendapatkan asli dokumen yang diberi stempel dan tandatangan basah sebagaimana ketentuan perundangan-undangan, karena anggota PPK tersebut banyak yang menghilang karena adanya keberatan-keberatan dari Parpol peserta Pemilu di Dapil Riau II dan dilaporkan kepada Panitia Pengawas Pemilu(Bukti P-3)
Bahwa untuk memperkuat dalil-dalilnya, maka PEMOHON mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut :
Bukti P-1a : SK KPU Pusat tanggal 9 Mei 2009;
Bukti P-1b : SK KPU Provinsi Riau, tanggal 1 Mei 2009 ; Bukti P-2a : Berita Acara PPK
Bukti P-3 : Laporan kepada Panwaslu ;
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut diatas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut :
(47)
2. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Perhitungan suara Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Riau dan Sertifikat Rekapitulasi pada tanggal 1 Mei 2009 ;
3. Menyatakan membatalkan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam Pemilu tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Perhitungan suara Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Riau dan Sertifikat Rekapitulasi pada tanggal 1 Mei 2009 ;
4. Menyatakan membatalkan SK KPU yang menempatkan Caleg Partai Kebangkitan Bangsa dari Daerah Pemilihan Riau II Provinsi Riau yang diberikan jatah sisa kursi sesuai dengan SK KPU tersebut, dan menetapkan perolehan salah satu sisa kursi DPR RI Daerah Pemilihan (DAPIL) Riau I untuk Caleg PAN Nomor urut 1 DAPIL Jakarta I atas nama ICU ZUKAFRIL;
5. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini ;
7. BENGKULU (DPR RI) DAPIL BENGKULU
a. Bahwa PEMOHON sangat berkeberatan dengan SK KPU Pusat hasil rapat Pleno KPU No. 255/Kpts/KPU/TAHUN 2009 tanggal 9 Mei 2009 tentang Penetapan Hasil Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan DPRD Kabupaten/Kota dalam PEMILU Tahun 2009 serta Berita Acara Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara (Bukti P-1a) Jo. Berita Acara Rekapitulasi Provinsi Bengkulu, pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2009 (Bukti P-4); Jo. Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten KAUR dan Sertifikat Rekapitulasi, pada hari Senin, tanggal 20 April 2009(Bukti P-3);
b. Bahwa PEMOHON adalah Caleg PAN untuk DPR RI Nomor urut 2 Daerah Pemilihan (DAPIL) Bengkulu (meliputi 9 Kabupaten/Kota: Kota Bengkulu,
(48)
Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Kepahiang, Kab. Seluma, Kab. Muko-Muko, Kab. Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur) atas nama Hj. Dewi Coryati, M.Si.;
c. Bahwa Keputusan KPU No. 255/Kpts/KPU/TAHUN 2009 Tanggal 9 Mei 2009 mengenai penetapan hasil pemilu yang memiliki korelasi langsung dengan penentuan kursi DPR RI sebanyak 4 (empat) kursi di DAPIL Provinsi Bengkulu, secara terang dan tegas tidak mengikuti peraturan perundang-undangan yang berlaku;
d. Bahwa penghitungan suara yang diambil oleh KPU Pusat sehubungan penghitungan dan penetapan suara Pemohon untuk Kabupaten Kaur dilakukan dengan cara serampangan, yaitu hanya bersumber dari saksi-saksi partai politik, dan tidak menggunakan sumber-sumber otentik yang secara hierarkis dimulai dari penghitungan model C-1 di tingkat TPS, model DA di tingkat PPK, model DB di tingkat KPUD Kabupaten/Kota, dan model DC di tingkat KPUD Provinsi. Dan oleh karena itulah Pemohon sangat dirugikan, apalagi dalam pengitungan KPU Pusat, terjadi pengurangan yang luar biasa besar (14.200 suara) terhadap total jumlah suara Pemohon. Dari yang semestinya 34.390 suara, menjadi hanya sejumlah 20.590 suara (Bukti P-5);
e. Bahwa oleh karena adanya penyimpangan sebagaimana dimaksud di atas maka KPU Provinsi Bengkulu (secara kelembagaan) yang menghadiri rapat pleno penghitungan suara di KPU Pusat tidak mau menandatangani berita acara penetapan perolehan suara yang dibuat oleh KPU Pusat;
f. Bahwa pengurangan suara Pemohon sudah terjadi di tingkat Kabupaten (KPUD Kabupaten), yang mana yang sangat mencolok adalah pengurangan suara di Kabupaten Kaur. Berdasarkan Berita Acara Rekapitulasi Kabupaten KAUR, pada hari Senin, tanggal 20 April 2009, jumlah suara Pemohon adalah15.929 suara sebagaimana tercatat dalam formulir model DB-1 DPR (vide, Bukti P-3); Sedangkan dalam Berita Acara Rekapitulasi
(49)
Provinsi Bengkulu dan Sertifikat Rekapitulasi, pada hari Sabtu, tanggal 25 April 2009 sebesar 16.199 suara (vide, Bukti P-4); Adapun total rekapitulasi dari 15 PPK di Kabupaten Kaur adalah 16.129 suara (Bukti P-2);
g. Bahwa dari penghitungan manual bukti-bukti formulir model C-1 dari 300 TPS se-Kabupaten Kaur, pemohon dapat memastikan dan membuktikan berdasarkan bukti-bukti otentik (dari 300 formulir C-1 yang berhasil pemohon dapatkan) (Bukti P-1), bahwa total suara Pemohon di Kabupaten Kaur adalah sebesar 20.079 suara; keadaan mana berbeda secara mencolok dibandingkan dengan hasil rekapitulasi perhitungan yang dikeluarkan oleh KPUD Kabupaten Kaur, KPUD Provinsi Bengkulu, maupun KPU Pusat;
h. Bahwa oleh karena adanya kesimpang-siuran dan inkonsistensi data yang dikeluarkan oleh KPU yang khususnya terjadi di Kabupaten Kaur (Dapil Bengkulu) tersebut, maka Pemohon melakukan penelusuran sendiri, yang ternyata hasilnya sangat mengejutkan, karena adanya selisih angka yang sangat signifikan antara jumlah suara yang sebenarnya dengan jumlah suara yang dikeluarkan KPU, yang mana dapat digambarkan sebagai berikut:
Jumlah Suara Sebenarnya KPU Selisih Suara
20.079 suara Rekap 15 PPK : 16.129 suara 3950 suara 20.079 suara Kabupaten Kaur: 15.929 suara 4150 suara 20.079 suara Provinsi : 16.199 suara 3880 suara 20.079 suara Pusat : 6.279 suara 13.600 suara
*) Jumlah suara sebenarnya diambil dari rekapitulasi manual 300 bukti formulir model C-1 yang berhasil dikumpulkan (oleh Pemohon).
Bahwa oleh karena adanya ketidak-akuratan data KPU tersebut maka Pemohon sangat keberatan atas hasil penghitungan suara yang dikeluarkan oleh KPU. Apalagi secara terang dan tegas KPU telah melanggar ketentuan
(50)
yang dibuatnya sendiri, yaitu Pasal 57 Peraturan KPU Nomor 46 Tahun 2008 tentang Peraturan Komisi Pemilihan Umum tentang Pedoman Teknis Pelaksanaan Rekapitulasi Penghitungan Hasil Perolehan Suara di Kecamatan, Kabupaten/Kota dan Provinsi serta Tingkat Nasional dalam Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota Tahun 2009 yang mengatur:
(1) Dalam hal terjadi perbedaan jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara dari PPK dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara yang diterima oleh KPU Kabupaten/Kota, saksi Peserta Pemilu tingkat Kabupaten/Kota dan saksi Peserta Pemilu tingkat Kecamatan, Panwaslu Kabupaten/Kota, atau Panwaslu Kecamatan, maka KPU Kabupaten/Kota melakukan pembetulan data melalui pengecekan dan/atau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk PPK yang bersangkutan.
(2) Dalam hal terjadi perbedaan data jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara dari KPU Kabupaten/Kota dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diterima oleh KPU Provinsi, saksi Peserta Pemilu tingkat provinsi dan saksi Peserta Pemilu tingkat Kabupaten/Kota, panitia pengawas Pemilu provinsi, atau panitia pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, maka KPU Provinsi melakukan pembetulan data melalui pengecekan dan/atau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk KPU Kabupaten/Kota yang bersangkutan.
(3) Dalam hal terjadi perbedaan data jumlah suara pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara dari KPU Provinsi dengan sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan suara yang diterima oleh KPU, saksi Peserta Pemilu tingkat pusat dan saksi Peserta Pemilu tingkat provinsi, Badan Pengawas Pemilu, atau panitia pengawas Pemilu Provinsi, maka KPU melakukan pembetulan data melalui
(51)
pengecekan dan/atau rekapitulasi ulang data yang termuat pada sertifikat rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara untuk KPU Provinsi yang bersangkutan.
i. Bahwa bilamana terjadi perbedaan dan atau kesimpang-siuran data, maka berdasarkan ketentuan tersebut, semestinya KPU melakukan rekapitulasi ulang yang didasarkan pada formulir model C-1 yang dibuat dan ditetapkan di tingkat TPS;
j. Bahwa atas terjadinya perbedaan data dimaksud, dalam proses penetapan dan penghitungan suara KPU justru menggunakan basis data yang nyata-nyata ilegal, yang hanya bersumber dari catatan-catatan saksi partai politik;
k. Bahwa KPU Pusat telah melakukan manipulasi bahwa seolah-olah penghitungan suara telah melalui prosedur, yaitu berdasarkan formulir Model DC-1 DPR RI yang dikeluarkan KPUD Provinsi Bengkulu dan atau formulir model DB-1 DPR RI yang dibuat oleh KPUD Kabupaten Kaur. Namun diakui oleh KPUD Provinsi Bengkulu maupun KPUD Kabupaten Kaur, formulir Model DC-1 DPR RI dan Model DB-1 DPR RI daerah pemilihan Kabupaten Kaur adalah palsu, karena tidak ada satupun anggota KPUD Provinsi Bengkulu maupun KPUD Kabupaten Kaur membubuhkan tanda tangan di atas formulir Model DC-1 DPR RI dan Model DB-1 DPR RI yang digunakan sebagai rujukan penghitungan KPU Pusat;
l. Bahwa manipulasi data Model DC-1 DPR RI dan Model DB-1 DPR RI yang digunakan untuk menetapkan hasil pemilihan umum DPR RI (khususnya Dapil Bengkulu jo Kabupaten Kaur), semata-mata didasarkan pada keterangan dan atau catatan-catatan yang dibuat oleh partai politik;
m. Bahwa dengan demikian, mengingat penetapan dan rekapitulasi hasil penghitungan suara KPU Pusat tidak dilakukan sesuai prosedur hukum, maka keputusan KPU tersebut harus dibatalkan;
(52)
n. Bahwa total suara yang seharusnya diperoleh Pemohon, setelah dilakukan perhitungan secara manual berdasarkan formulir C-1 Kabupaten Kaur adalah sebesar 34.390 suara, yang dasar perhitungannya adalah sebagai berikut:
Jml suara di Kab. Kaur berdasar C-1 20.079 suara
Jml suara di Kab. Kaur berdasar DC-1 16.199 suara -SELISIH 3.880 suara
(Terbilang:Tiga ribu delapan ratus delapan puluhsuara).
Maka,jumlah total suara PEMOHON (Yang seharusnya):
Jml suara berdasar DC-1 DPR 30.510 suara
Selisih jml. suara di Kab. Kaur 3.880 suara + TOTAL 34.390 suara
(Terbilang:Tiga puluh empat ribu tiga ratus sembilan puluh suara).
o. Bahwa oleh karena itu, jumlah suara Pemohon adalah lebih banyak (berselisih 123 suara) dibandingkan dengan Caleg lain yang mendapatkan jatah kursi ke-3 di Dapil Provinsi Bengkulu;
p. Bahwa urutan perolehan suara berdasarkan Lampiran Model DC-1 DPR KPUD Provinsi Bengkulu adalah sebagai-berikut:
NAMA PARTAI, NOMOR DAN NAMA CALON ANGGOTA DPR JUMLAH AKHIR
A 9 PARTAI AMANAT NASIONAL 7.163
B 1. PATRICE RIO CAPELLA (Ranking 1) 34.167
2. HJ. DEWI CORYATI, M.Si. (Ranking 2) 30.510
3. HERMANSYAH NAZIRUN, SH, MPd. 4.777
4. Drs. ZULKARNAIN BACHTIAR 4.657
5. Dra. NURMANINGSIH, MBA 2.743
(53)
Adapun, setelah dilakukan penelusuran dan penghitungan manual berdasarkan formulir model C-1 yang didapatkan Pemohon, maka tabulasi perolehan suara partai (PAN) dan para Calegnya adalah sebagai berikut:
NAMA PARTAI, NOMOR DAN NAMA CALON ANGGOTA DPR JUMLAH AKHIR
A 9 PARTAI AMANAT NASIONAL 7.163
B 1. PATRICE RIO CAPELLA (Ranking 2) 34.167
2. HJ. DEWI CORYATI, M.Si. (Ranking 1) 34.390
3. HERMANSYAH NAZIRUN, SH, MPd. 4.777
4. Drs. ZULKARNAIN BACHTIAR 4.657
5. Dra. NURMANINGSIH, MBA 2.743
JUMLAH PEROLEHAN SUARA (A+B) 87.897
Bahwa untuk memperkuat dalil-dalilnya, maka PEMOHON mengajukan bukti-bukti tertulis sebagai berikut :
Bukti P-1a : SK KPU Pusat Nomor 255/Kpts/tanggal 9 April 2009 ;
Bukti P-1 : Formulir C-1, Kabupaten KAUR, sebanyak 300 TPS;
Bukti P-2 : Formulir DA-1, PPK Kecamatan (15 kecamatan) di Kabupaten Kaur, Bengkulu;
Bukti P-3 : Formulir DB-1, KPUD Kabupaten KAUR, Bengkulu;
Bukti P-4 : Formulir DC-1, KPU Provinsi Bengkulu
Bukti P-5 : Lampiran Model DB-1 DPR yang dikeluarkan oleh KPU Pusat (yang “konon”diisi berdasarkan formulir DA-1 DPR).
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut di atas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut :
(54)
2. Menyatakan membatalkan Keputusan KPU Nomor 255/Kpts/Tahun 2009 tanggal 9 Mei 2009 Hasil perhitungan suara Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD dan DPRD Provinsi/Kabupaten/Kota tahun 2009;
3. Menetapkan bahwa perolehan suara Caleg PAN Nomor urut 2 Daerah Pemilihan (DAPIL) Bengkulu di daerah pemilihan di Kabupaten Kaur atas nama Hj. Dewi Coryati, M.Si. adalah sebesar 20.079 suara dan bukan 6279 suara sebagaimana perhitungan KPU;
4. Menetapkan bahwa perolehan suara Caleg PAN Nomor urut urut 2 Daerah Pemilihan (DAPIL) Bengkulu (meliputi 9 Kabupaten/Kota: Kota Bengkulu, Kab. Bengkulu Utara, Kab. Rejang Lebong, Kab. Kepahiang, Kab. Seluma, Kab. Muko-Muko, Kab. Bengkulu Selatan dan Kabupaten Kaur) atas nama Hj. Dewi Coryati, M.Si.adalah sebesar 34.390 suara;
5. Membatalkan kursi DPR yang diberikan kepada Caleg PAN Nomor urut 1 Dapil Bengkulu (berdasarkan Keputusan KPU Nomor 255/Kpts/Tahun 2009 tanggal 9 Mei 2009) atas nama Patrice Rio Capella;
6. Menetapkan Hj. Dewi Coryati, M.Si. memperoleh 1 (satu) kursi DPR RI mewakili Dapil Bengkulu;
7. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini.
8. Provinsi Sulawesi Tengah (DPR R)I Dapil Sulawesi Tengah DPR RI
POKOK PERMOHONAN;
Pada pokoknya permohonan Pemohon adalah mengenai:
1. Perolehan kursi Partai Amanat Nasional (PAN) untuk Dapil Sulawesi Tengah DPR RI;
Pemohon berkeberatan terhadap pengumuman penetapan perolehan suara oleh KPU, tertanggal 09 Mei 2009, tentang Penetapan Hasil Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Dewan Perwakilan Daerah dalam Pemilihan Umum Tahun 2009,
(55)
untuk Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, yang merugikan Pemohon di Dapil Sulawesi Tengah DPR RI (Bukti P-1);
2. Bahwa berdasarkan data KPU Propinsi Sulawesi Tengah, daftar pemilih tetap untuk dapil Sulawesi Tengah adalah sebanyak 1.655.974. dan data suara sah adalah 1.199.830. sedang suara tidak sah adalah 96.989. dan total pemilih 1.296.819 (Bukti- P2);
3. Bahwa H.Nurhadi M.Musawir, SH, MM, MBA, adalah salah satu calon anggota DPR RI dari Partai Amanat Nasional nomor urut 1 dengan suara terbanyak.
4. Bahwa berdasarkan hasil perhitungan suara di KPU sulawesi tengah PAN memperoleh suara 55.352 suara, dengan demikian PAN masuk peringkat ke 6 dari seluruh peserta pemilu di Sulawesi Tengah. (Bukti P-3)
5. Bahwa dengan perolehan suara tersebut di angka empat diatas, maka PAN berhak mendapatkan 1 (satu) kursi DPR RI.
6. Bahwa berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya Perolehan suara Partai Golkar dan Partai Demokrat mengalami perubahan yang sangat berarti, yaitu Suara Partai Golkar yang semula 183.475 menjadi 221.579.. sedangkan partai demokrat yang semula 180.325 menjadi 213.637. Sehingga terjadi penggelembungan suara partai golkar sebesar 38.122 dan penggelembungan suara partai demokrat sebesar 33.312. Bahwa berubahnya angka-angka tersebut nampaknya didisain secara sistematis melalui penambahan suara di TPS, PPK dan KPUD dengan merubah suara tidak sah menjadi suara sah dan melalui mengurangi suara partai lain; (Bukti P-4)
7. Bahwa penggelembungan suara tersebut terjadi hampir di semua daerah-daerah yang terdapat di Dapil Sulawesi Tengah;
(56)
8. Bahwa Dewan Pimpinan Pusat Partai Amanat Nasional (DPP PAN) melalui surat tertanggal 6 Mei 2009, telah menyampaikan laporan dan pernyataan keberatan terhadap hasil penghitungan suara, kepada BAWASLU dan tembusan kepada KPU agar dilakukan perhitungan ulang hasil suara di Sulawesi Tengah, karena ada indikasi penggelembungan hasil suara pemilu di Sulawesi Tengah. ( Bukti - P5);
9. Bahwa jumlah suara sah sebanyak 1.199.830 suara, sebagaimana dimaksud diatas, telah terjadi penggelembungan suara sah. Padahal berdasarkan data-data tertulis dari saksi-saksi PAN yang siap dihadirkan dipersidangan Mahkamah Konstitusi yang mulia, jumlah suara sah hanya sebanyak 1.062.106. suara. (Bukti P- 6);
10. Bahwa untuk mendukung permohonan ini, Pemohon siap menghadirkan saksi-saksi untuk memberikan kesaksian dihadapan Majelis Hakim Mahkamah Konstitusi yang mulia.
PETITUM
Bahwa agar asas pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan sebaik-baiknya, maka melalui gugatan ini, kami memohon kepada Ketua Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk berkenan menerima dan memeriksa perkara ini, selanjutnya menjatuhkan putusan dengan amar putusan sebagai berikut:
1. Mengabulkan gugatan penggugat untuk seluruhnya;
2. Menetapkan secara hukum bahwa telah terjadi penggelembungan perolehan suara partai golkar sebesar 38.122 (tiga puluh delapan ribu seratus duapuluh dua) dan partai demokrat sebesar 33.312 (tiga puluh tiga ribu tiga ratus duabelas).
3. Menetapkan secara hukum bahwa Partai Amanat Nasional berhak mendapat 1 (satu) kursi di Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah dan nama caleg terbanyak adalah caleg No.1. H.Nurhadi M. Musawir, SH, MM,. MBA..
(57)
4. Menetapkan BPP untuk Sulawesi Tengah adalah 132.948. yang berasal 797.693. dibagi enam, yaitu 132.948. Sehingga distribusi kursi adalah sebagai berikut : 1. Partai Golkar dengan suara 183.475 mendapatkan 1 kursi, ada sisa suara 50.527 suara, 2. Partai Demokrat dengan 180.325 suara mendapat 1 kursi, ada sisa suara 47.377, 3. PKS dengan 113.760 suara mendapatkan 1 kursi dari sisa suara. 4. Partai Hanura dengan 77.230 suara mendapatkan 1 kursi dari sisa suara, 5. PDIP dengan 70.606 suara mendapatkan 1 kursi dari sisa suara. Dan 6. Partai Amanat Nasional dengan 55.352. Sedang PKB, PPP dan Partai Gerindra tidak mendapatkan kursi dengan Perolehan suara adalah sebagai berikut Partai Gerindra adalah 49.938 suara, PPP adalah 38.176 suara dan PKB adalah 28.831.
JUMLAH SUARA DAN DISTRIBUSI KURSI
No. Nama Partai BPP = 132.948
Jumlah Suara dan Distribusi kursi 1 Golkar 183.475 1 kursi
sisa suara 50.527 2. Demokrat 180.325 1 kursi
sisa suara 47.377 3. PKS 113.760 1 kursi dari sisa suara 4. Partai Hanura 77.230 1 kursi dari sisa suara 5. PDIP 70.606 1 kursi dari sisa suara 6. Partai Amanat Nasional 55.352 1 kursi dari sisa suara 7. Gerindra 49.938 KOSONG
8 PPP 38.176 KOSONG
9. PKB 28.831 KOSONG
5. Memerintahkan kepada Komisi Pemilihan Umum untuk melakukan penghitungan ulang kotak suara dari kertas suara DPR RI terhadap seluruh perolehan suara di Daerah Pemilihan Sulawesi Tengah, yang meliputi daerah di Kota Palu, Kab, Donggala (tremasuk Kabupaten Sigi pemekaran Kab. Donggala), Kab. Parigi Moutong, Kab. Poso, Kab.Tojouna-una, Kab.
(1)
2. Berdasarkan hasil perhitungan suara dengan dasar Form C-1 di 16 Kecamatan perolehan suara Partai Golkar adalah 56.694 suara, sedangkan berdasarkan rekapitulasi data Form DB1 (di KPUD) jumlah suara Partai Golkar adalah 62.661 suara (Bukti-3), terjadi selisih perhitungan antara data Form C1 dengan data Form DB1 sejumlah 5.967 suara yang berarti ada tindak penggelembungan suara untuk Partai Golkar (Bukti-4).
Dengan demikian peristiwa tersebut telah terjadi penggelembungan suara untuk Partai Golkar di WIlayah Kabupaten Bojonegoro
Penggelembungan suara ini telah berakibat secara keseluruhan perolehan PAN di Kabupaten Bojonegoro sejumlah 88.593 sedangkan perolehan suara Partai Golkar sebesar 91.711
Dari hasil Rapat Pleno KPUD Bojonegoro Tanggal 25 April 2009 di putuskan sebagai berikut:
Partai Amanat Nasional = 88.593 = 7 kursi DPRD
Partai Golkar = 91.711 = 7 kursi DPRD
Hasil putusan rapat pleno tersebut di atas berbeda jumlahnya dibandingkan perhitungan berdasarkan Form C1 sebagaimana bukti-bukti yang dilampirkan.
2. Bahwa implikasi dari penggelembungan suara Partai Golkar adalah berakibat hilangnya hak dari Partai Amanat Nasional untuk menjadi Ketua DPRD Kabupaten Bojonegoro sebagaimana yang diisayaratkan oleh Rancangan Undang-Undang Tentang Kedudukan dan susunan MPR, DPR, DPD dan DPRD Propinsi dan DPRD Kabupaten dan Kota;
Bahwa jika dilakukan penghitungan ulang di Mahkamah Konstitusi (MK) dapat mengakibatkan hilangnya 2 (dua) Kursi dari Partai Golkar yang beralih ke Partai Amanat Nasional (PAN) 1 (satu) Kursi dan ke Partai lain 1 (satu) Kursi.
(2)
Adapun tabulasi dan Penggelembungan suara Partai Golkar dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
DATA PEROLEHAN SUARA PEMILU 2009
DPRD KABUPATEN BOJONEGORO
BERDASARKAN REKAP FORM DB1
NO
KECAMATAN
PAN
GOLKAR
SELISIH
Daerah Pemilihan I Kab. Bojonegoro
0
1
Bojonegoro
3455
3739
284
2
Kapas
1679
3172
1493
3
Dander
4454
3373
-1081
4
Trucuk
1594
1285
-309
Daerah Pemilihan II Kab. Bojonegoro
1 Sumberejo
5985
5022
-963
2 Kanor
5193
3337
-1856
3 Balen
4030
5195
1165
4 Sukosewu
2874
2838
-36
Daerah Pemilihan III Kab. Bojonegoro
1 Baureno
6091
4291
-1800
2 Kedungadem
8484
8964
480
3 Kepohbaru
5456
4281
-1175
4 Sugihwaras
2735
3117
382
Daerah Pemilihan IV Kab. Bojonegoro
1 Tambakrejo
7205
5401
-1804
2 Ngambon
479
834
355
3 Margomulyo
1861
809
-1052
4 Bobolan
949
1899
950
5 Ngraho
6185
1829
-4356
6 Gondang
1445
1176
-269
7 Sekar
2319
2625
306
8 Temayang
3076
3636
560
Daerah Pemilihan V Kab. Bojonegoro
(3)
PENGGELEMBUNGAN SUARA GOLKAR
DI KABUPATEN BOJONEGORO
BERDASARKAN C1 DAN DB1
NO
KECAMATAN
C1
DB1
SELISIH
1 Sumberrejo
4880
5022
142
2 Kanor
3228
3337
109
3 Balen
4968
5195
227
4 Sukosewu
2782
2838
56
5 Baureno
4081
4291
210
6 Kedungadem
7380
8964
1584
7 Kepohbaru
4248
4281
33
8 Sugihwaras
2433
3117
684
9 Tambakrejo
4332
5401
1069
10 Ngambon
684
834
150
11 Margomulyo
609
809
200
12 Padangan
4243
4614
371
PENGGELEMBUNGAN SUARA GOLKAR
DI KABUPATEN BOJONEGORO
BERDASARKAN C1 DAN DB2
NO
KECAMATAN
C2
DB2
SELISIH
13 Sumberrejo
2271,8
2850,5
578,712
14 Kanor
2058,8
2664,6
605,758
15 Balen
1845,9
2478,7
632,803
16 Sukosewu
1633
2292,9
659,848
22 Sekar
0
23 Temayang
0
24 Dander
0
25 Trucuk
0
2 Malo
1449
4424
2975
3 Kasiman
1895
4821
2926
4 Kalitidu
2212
4542
2330
5 Ngasem
2916
3313
397
6 Kedewan
372
1303
931
7 Purwosari
980
1871
891
(4)
26 Kapas
0
27 Bojonegoro
0
JUMLAH
51678
58990
7312,12
DATA PEROLEHAN SUARA PEMILU 2009
DPRD KABUPATEN BOJONEGORO
BERDASARKAN DB1
NO
KECAMATAN
PAN
GOLKAR
SELISIH
1 Sumberrejo
5985
5022
-963
2 Kanor
5193
3337
-1856
3 Balen
4030
5195
1165
4 Sukosewu
2874
2838
-36
5 Baureno
6091
4291
-1800
6 Kedungadem
8484
8964
480
7 Kepohbaru
5456
4281
-1175
8 Sugihwaras
2735
3117
382
9 Tambakrejo
7205
5401
-1804
10 Ngambon
479
834
355
11 Margomulyo
1861
809
-1052
12 Padangan
3220
4614
1394
DATA PEROLEHAN SUARA PEMILU 2010
DPRD KABUPATEN BOJONEGORO
BERDASARKAN DB2
NO
KECAMATAN
PAN
GOLKAR
SELISIH
13 Sumberrejo
2724,5
2850,47
125,924
14 Kanor
2456,4
2664,61
208,246
15 Balen
2188,2
2478,74
290,568
16 Sukosewu
1920
2292,88
372,889
22 Sekar
2319
2625
306
23 Temayang
3076
3636
560
24 Dander
4454
3373
-1081
25 Trucuk
1594
1285
-309
26 Kapas
1679
3172
1493
27 Bojonegoro
3455
3739
284
(5)
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut di atas, PEMOHON mohon Kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan sebagai berikut :
1. Mengabulkan Permohonan PEMOHON untuk seluruhnya
2. Menyatakan memperbaiki Keputusan KPU tanggal 9 Mei 2009 Hasil Penghitungan suara Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD dan DPRD Provinsi/Kabupaten /Kota tahun 2009 Serta Berita Acara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara KPUD Kabupaten Bojonegoro tanggal 25 April 2009 dan Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Anggota DPRD Kabupaten Bojonegoro untuk Dapil II-V Kabupaten Bojonegoro
3. Menetapkan hasil Penghitungan suara yang benar sebagai berikut :
Perolehan suara Pemohon adalah sebesar 88593 suara yang merupakan gabungan suara Partai dan Caleg-caleg Pemohon. Sedangkan suara Partai Golkar sebanyak 85.744 suara.
4. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini
Demikianlah permohonan Pemohon, dengan harapan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dapat segera memeriksa, mengadili dan memutuskan permohonan ini secara adil.
Jakarta, 12 Mei 2009
Hormat Kami
TIM ADVOKASI DPP PARTAI AMANAT NASIONAL
(6)
DENDY KADIR AMUDI, SH. BAZARIN AMAL, SH. BAMBANG PURWANTO, SH.
HASTUTI SULISTYORINI, SH. JURIZAL DWI, SH.,MH SUHANDONO, SH.
JUDJU PURWANTORO, SH. MUHAJIR SODRUDDIN, SH.,MH HERRYZAL, SH.
A.HAYY NASUTION, SH. MUNIRODIN, SH. SUTITO, SH.