Halaman 112 dari 208
4. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini :
24. KABUPATEN SUMENEP, MADURA ; JAWA TIMUR DPRD Kabupaten
DAERAH PEMILIHAN 7
1. Berdasarkan Keputusan KPU tanggal 9 Mei 2009 Hasil perhitungan suara
Pemilihan Umum
Anggota DPR
RI, DPD
dan DPRD
ProvinsiKabupatenKota tahun 2009 Bukti P-1 serta Berita Acara dan
Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara KPUD Kabupaten Sumenep, Madura Jawa Timur Daerah Pemilihan VII tanggal 2009
Bukti P-2
dan Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara Anggota DPRD Kabupaten Sumenep
Bukti P-3 ;
2. Bahwa masalah penghitungan suara pada DAPIL VII ini sungguh sangat
memalukan, karena aparatur pelaksana teknis lapangan Pemilu 2009, yaitu PPK Kecamatan Sapeken bertindak tidak menurut peraturan
perundang-undangan. Di dalam penghitungan suara tidak menggunakan Model C1 dan membuat Rekapan sendiri. Kemudian kejanggalan-
kejanggalan lain yang bertentangan dengan peraturan yang merugikan Caleg dan Parpol adalah PPS tidak mengumumkan hasilRekap dari tiap-
tiap TPS, Kotak Suara tidak bersegel, Kotak Suara tidak terkunci, Pembuatan Model C1 dilakukan tidak di depan saksi dan Model C1
dibuat versi sendiri oleh PPK Sapeken. Akibat tindakan itu maka semua Parpol di Sumenep melaporkan PPK Sapeken kepada Panwaslu
Kabupaten Sumenep Bukti P-4a dan adanya Pernyataan Keberatan
oleh Partai-Partai Politik kepada KPU Bukti P-4b ;
3. Bahwa yang perlu menjadi catatan khsusus bagi Mahkamah Konstitusi
untuk penilaian pelaksanaan Pemilu 2009 ini adalah bahwa di Kecamatan Sapeken Kabupaten Sumenep ini “suara tidak sah”
mencapai prosentase 7,9 , artinya partisipasi masyarakat pada dianggap cukup tinggi, padahal melihat lokasi yang sedemikian jauh
dari daratan pusat keramaian sungguh tidak mungkin terjadi kecurangan-kecurangan yang sistematis pada Dapil VII ini ;
Halaman 113 dari 208
4. Bahwa terdapat akibat tindakan PPK Sapeken tersebut maka terjadilah
kesalahan berupa pengurangan jumlah perolehan suara sah PEMOHON di Dapil VII Kabupaten Sumenep yang meliputi Kecamatan Arjasa,
Kecamatan Kangayan dan Kecamatan Sapeken ; 5.
Bahwa menurut Sertifikat Rekapitulasi Penghitungan Hasil Perolehan Suara Partai Politik dan Calon Anggota DPRD KABUPATENKOTA DI
PANITIA PEMILIHAN KECAMATAN, Kecamatan Sapeken, Kabupaten Sumenep VII suara sah PEMOHON adalah 1734 suara, namun pada Model
DA-1 DPRD KABUPATENKOTA dengan suara sah perolehan Parpol pada Lampiran Model DA-1 DPRD KABUPATENKOTA menyusut menjadi 1550
Bukti P-5, artinya jumlah perolehan suara PEMOHON hilang sebanyak
184 suara ; 6.
Bahwa berdasarkan fakta-fakta tersebut diatas maka pada Kabupaten Sumenep Dapil VII seharusnya suara PEMOHON adalah 3869 suara, yang
berarti pula kursi ke 5 terakhir harus diberikan kepada PEMOHON untuk Caleg Nomor urut 1 yang bernama Bahrus Surur, S.Ag karena
suara PEMOHON lebih banyak dari PKNU yang hanya berjumlah 3868 suara ;
Berdasarkan fakta hukum dan alasan-alasan tersebut diatas, PEMOHON mohon kepada Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia untuk menjatuhkan Putusan
sebagai berikut : 1.
Mengabulkan Permohonan PEMOHON ; 2.
Menyatakan membatalkan Keputusan KPU tanggal 9 Mei 2009 Hasil perhitungan suara Pemilihan Umum Anggota DPR RI, DPD dan DPRD
ProvinsiKabupatenKota tahun 2009 serta Berita Acara dan Rekapitulasi Hasil Penghitungan Suara KPUD Kabupaten Sumenep
tanggal 24 April 2009 dan Sertifikat Rekapitulasi Hasil Penghitungan
Halaman 114 dari 208
Suara Anggota DPRD Kabupaten Sumenep untuk DAPIL VII kursi ke 5 terakhir diberikan kepada PEMOHON atas nama Very Marthaviansyah ;
3. Menetapkan hasil penghitungan suara yang benar sebagai berikut :
Perolehan suara caleg PAN Caleg Nomor urut 1 yang bernama Bahrus Surur, S.Ag yanng mempunyai jumlah suara sebesar 3869 suara ;
4. Menetapkan PEMOHON PAN memperoleh 1 satu kursi yakni kursi
yang ke 5 DPRD Kabupaten Sumenep atas nama Caleg Nomor urut 1 yang bernama Bahrus Surur, S.Ag ;
5. Memerintahkan KPU untuk melaksanakan putusan ini :
25. KABUPATEN OGAN KOMERING ULU OKU ; SUMATERA SELATAN DPRD