UIN Syarif Hidayatullah
Tabel 4.5 Data Hasil Penetapan Kadar Tablet Glimepirid
Merk Kadar
Rata-rata RSD
Generik 99,34
98,19±1,02 1,09
97,39 97,83
Generik Bermerek A 98,85
99,69±1,55 1,55
101,48 98,74
Generik Bermerek B 97,71
98,92±1,07 1,09
99,32 99,74
Generik Bermerek C 100,83
101,79±0,87 0,81
102,03 102,52
Dari tabel 4.3 terlihat bahwa kadar glimepirid dalam tablet berkisar antara 98,19 sampai 101,79 dimana kadar terendah diperoleh pada tablet glimepirid
generik dan kadar tertinggi pada tablet glimepirid generik bermerek C. Data kadar tablet dapat dilihat pada lampiran 19 halaman 58 dan contoh perhitungan dapat
dilihat pada lampiran 27 halaman 77.
4.3 Uji Disolusi
4.3.1 Panjang Gelombang Maksimum dalam Medium Fosfat pH 7,8
Panjang gelombang maksimum dari standar glimepirid dalam medium fosfat pH 7,8 terdeteksi pada 225,8 nm. Menurut Induri M. et al 2011, glimepirid dalam
dapar fosfat memberikan panjang gelombang maksimum 225 nm. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia edisi V 2015 dan USP 2010, glimepirid dalam
dapar fosfat memberikan panjang gelombang maksimum 228 nm. Jika merujuk pada FI V dan USP, maka panjang gelombang yang diperoleh mengalami pergeseran
batokromik sebesar 3,4 nm. Pergeseran tersebut dapat terjadi karena adanya pengaruh dari pelarut yang digunakan. Pada FI V atau USP sebelum glimepirid
standar dilarutkan dalam medium fosfat pH 7,8, standar glimepirid dilarutkan terlebih dahulu di dalam campuran asetonitril:air 90:10, sedangkan pada Induri M.
et al., glimepirid standar dilarutkan terlebih dahulu di dalam campuran metanol:NaOH 70:30. Dan jika merujuk pada Induri M. et al., maka panjang
gelombang yang diperoleh mengalami pergeseran batokromik sebesar 0,8 nm. Hal
UIN Syarif Hidayatullah
ini juga dimungkinkan karena adanya pengaruh dari pelarut yang digunakan, karena pelarut sering memberikan pengaruh yang besar pada kualitas dan bentuk dari
spektrum, hal ini dikaitkan dengan perubahan pH dari pelarut yang digunakan
Moffat et al., 2005. 4.3.2 Kurva Kalibrasi
Kurva kalibrasi standar glimepirid dalam medium fosfat pH 7,8 dihasilkan garis lurus dengan koefisien korelasi r sebesar 0,9993, nilai tersebut memenuhi
syarat linearitas yaitu r ≥ 0,999 Synder, Kirkland dan Glajch, 1997. Persamaan regresi linear yang diperoleh adalah y = 0,0682x + 0,0052. Berdasarkan persamaan
y = a + bx, maka diperoleh nilai a intercept = 0,0052 dan b slope = 0,0682.
4.3.3 Uji Disolusi
Pelarutan merupakan proses dimana suatu bahan kimia atau obat menjadi terlarut dalam suatu pelarut. Dalam sistem biologis, pelarutan obat dalam media cair
merupakan suatu bagian penting sebelum kondisi absorpsi sistemik. Dalam hal ini uji pelarutan dapat digunakan untuk meramalkan bioavabilitas dan dapat digunakan
untuk membedakan faktor-faktor formulasi yang mempengaruhi bioavabilitas obat. Uji disolusi diperlukan untuk semua produk obat oral padat yang disetujui U.S Food
and Drug Administration Shargel et al., 2004. Menurut M.Induri et al., bahwa uji disolusi dilakukan dengan menggunakan
alat disolusi tipe 2 yang berisi medium dapar fosfat pH 7,8 sebanyak 900 ml pada suhu 37
C, dimana pada waktu 15 menit glimepirid terlarut tidak kurang dari 80 Q +5 dari jumlah yang tertera pada etiket.
Dari hasil pengujian ternyata semua tablet glimepirid baik generik maupun generik bermerek memenuhi persyaratan uji disolusi. Data uji disolusi dapat dilihat
pada lampiran 22-25 halaman 60-63 dan contoh perhitungan pada lampiran 29 halaman 77.